Analitycal Hierarchy Process TINJAUAN PUSTAKA

sangat cocok untuk memberikan alternatif kebijakan lokal dan sektoral serta dapat memperkuat kapasitas pemangku kepentingan menjadi lebih aktif dalam pengambilan keputusan terkait dengan masa depannya.

2.6 Analitycal Hierarchy Process

Dalam Ma‟arif dan Tanjung 2003, analitycal hierarchy process AHP ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur maupun masalah- masalah yang memerlukan pendapat judgement. Dapat dikatakan juga, AHP merupakan analisis yang digunakan pengambil keputusan untuk dapat memahami kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan. Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP, terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah decomposition, comparative judgement, synthesis of priority, dan logical consistency. 1. Decomposition Decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut. Proses ini dinamakan hirarki. 2. Comparative Judgement Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparison. 3. Synthesis of Priority Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigen vector-nya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis di antara local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting. 4. Logical Consistency Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. AHP merupakan salah satu tools dalam pemecahan masalah yang bersifat strategis. Secara umum, keuntungan penggunaan metode AHP dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Keuntungan Metode AHP No Prinsip Penjelasan 1 Kesatuan AHP memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, dan luwes untuk aneka ragam persoalan yang tidak terstruktur 2 Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasar sistem dalam memecahkan persoalan kompleks 3 Saling Ketergantungan AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen- elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier 4 Penyusunan hierarki AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat 5 Pengukuran AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujudnya suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6 Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan- pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas 7 Sintesis AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif 8 Tawar Menawar AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi dapat memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan- tujuannya 9 Pemilihan dan Konsesus AHP tidak memaksakan konsesus, tetapi mensintesiskan suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda 10 Pengulangan Proses AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisinya atas suatu persoalan dan memperbaiki berbagai pertimbangan serta pengertian melalui berbagai pengulangan. Menurut Marimin 2008, prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian- bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena dapat digambarkan secara grafis, sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Marimin dan Maghfiroh 2011 mengemukakan hierarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang kompleks. Masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen yang bersangkutan, menyusun elemen tersebut secara hirarki, melakukan penilaian terhadap elemen tersebut, dan menentukan keputusan yang akan diambil. Proses penyusunan elemen-elemen secara hirarki, meliputi pengelompokan elemen-elemen dalam komponen yang sifatnya homogen dan menyusun komponen-komponen tersebut dalam level hierarki yang tepat. Hirarki juga merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara komponen dan juga dampaknya pada sistem. Abstraksi ini mempunyai bantuk saling berkaitan, tersusun, dan suatu puncak atau sasaran utama ultimate goal. Dari puncak turun ke subfaktor, kemudian ke pelaku aktor yang memberi dorongan, turun ke tujuan-tujuan pelaku dan kebijakan- kebijakan, strategi-strategi tersebut dinamakan sebagai alternatif. Dengan demikian, hirarki adalah sistem yang mempunyai tingkatan-tingkatan keputusan berstratifikasi dengan beberapa elemen keputusan pada setiap tingkatan keputusan. Abstraksi susunan hirarki keputusan, terdiri atas : Level 1 : FokusSasaran Utama Level 2 : Faktor F1 F2 F3 Level 3 : Aktor A1 A2 A3 Level 4 : Tujuan O1 O2 O3 Level 5 : Alternatif S1 S2 S3

2.7 Penelitian Terdahulu