Kerangka Pemikiran Kajian METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Kajian

Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah tertinggal dari tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau. Daerah tertinggal adalah daerah yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Daerah tertinggal ditetapkan dengan menggunakan enam kriteria yaitu perekonomian masyarakat, sarana prasarana infrastruktur, kemampuan keuangan lokal, aksesbilitas, karakteristik daerah dan sumberdaya manusia. Menurut Arfida 2003 ekonomi sumberdaya manusia membicarakan: 1 faktor-faktor mempengaruhi penyediaan lapangan tenagakerja, 2 faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan tenagakerja, dan 3 pasar kerja dimana terjadi proses mempertemukan lowongan kerja dan pencari kerja. Selain itu ekonomi sumberdaya manusia atau ekonomi tenagakerja juga membahas masalah- masalah yang timbul dalam aspek 1, 2, dan 3 di atas, dan alternatif kebijakan yang perlu diambil untuk masalah-masalah tersebut. Pengembangan kesempatan kerja, diperlukan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik tenagakerja Kabupaten Natuna. Karakteristik yang menyatakan persediaan dan kebutuhan tenagakerja, dengan pendekatan Peraturan Menteri Tenagakerja RI Nomor PER.24.MENXII2008 tentang Metode Perhitungan Persediaan dan kebutuhan tenagakerja. Data ketenagakerjaan diperoleh dari profil ketenagakerjaan Kabupaten Natuna Tahun 2009. Proyeksi penduduk usia kerja menurut golongan umur dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Golongan umur dibagi menjadi 3 bagian, 1. Golongan umur 15-19 tahun, 2. Golongan umur 20-54 dan, 3. Golongan umur 55 tahun ke atas. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data ketersediaan dan kebutuhan tenagakerja adalah regresi linier sederhana. Kabupaten Natuna masih menghadapi permasalahan terhadap pengelolaan sumberdaya manusia, terutama bidang ketenagakerjaan, tingginya angka pengangguran, rendahnya kualitas tenagakerja menyebabkan daerah Kabupaten Natuna menjadi tertinggal. Daerah-daerah yang terbelakang atau tertinggal mempunyai ketergantungan yang kuat dengan daerah luar. Daerah tersebut melakukan pembangunan ekonomi untuk menghilangkan keterbelakangan atau ketergantungan. Pengembangan kesempatan kerja merupakan upaya untuk mengendalikan aktivitas ekonomi bagi masyarakat lokal yang terbelakang. Dengan adanya pengembangan kesempatan kerja ini memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat miskin produktif seperti nelayan, buruh dan pekerja informal masuk pada rantai perekonomian yang lebih besar. Pengembangan kesempatan kerja pada sektor basis ekonomi memiliki peran yang strategis dalam menggerakan perekonomian masyarakat. Ekonomi basis memiliki pengganda basis lapangan kerja employment base multiflier, bertambahnya kesempatan kerja pada sektor basis akan menambah lebih banyak tenagakerja non basis. Metode Shift Share Analisys dan LQ Location queotient dan Pengganda basis merupakan metode yang sering dipakai sebagai indikasi sektor basis. Pada kerangka pemikiran ini, LQ digunakan untuk mengetahui sektor basis dan non basis, maka data yang digunakan sebagai dasar ukuran adalah jumlah tenagakerja. Metode Shift Share analisis yang digunakan untuk melihat kesempatan kerja nyata di Kabupaten Natuna yang dipengaruhi laju pertumbuhan kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, bauran industri dan keunggulan kompetitif yang dimiliki Kabupaten Natuna. Rencana investasi pengembangan base camp Blok D-Alpha Natuna menelan biaya yang relatif besar. Pembangunan base camp yang akan direncanakan dibangun di daerah Kabupaten Natuna, perlu persiapan daerah diantaranya mempersiapkan regulasi agar tidak tumpang tindih, penyiapan lahan, dan menyiapkan tenagakerja daerah yang ada. Tingginya angka pengangguran yang ada di Kabupaten Natuna maka perlu dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu: bagaimana tingkat pengangguran terbuka dan pembangunan base camp Blok D-Alpha Natuna. Berdasarkan hal-hal tersebut maka disusunlah perumusan strategi dengan melalui dua tahap, yaitu tahap identifikasi SWOT melalui input stage faktor-faktor eksternal dan internal. Hasil identifikasi SWOT di petakan melalui tahapan Road Map Strategy untuk mendapatkan langkah-langkah perancangan strategi dan program pengembangan kesempatan kerja untuk membangun daerah Kabupaten Natuna yang berkelanjutan. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Kajian MATRIK SWOT ROAD MAP STRATEGY Perumusan masalah Kajian : - Bagaimana ketersediaan dan kebutuhan tenagakerja daerah Kab. Natuna. - Bagaimana Kesempatan Kerja di Kabupaten Natuna - Bagaimana penganggur terbuka dan pembangunan Base Camp Natuna Blok D Alpha di Kabupaten Natuna. - Rumusan strategi apa yang tepat dalam pengembangan kesempatan kerja di Kab. Natuna Ketersediaan dan Kebutuhan Tenagakerja Daerah Kabupaten Natuna Menganalisis Kesempatan Kerja Di Kabupaten Natuna Shift Share Location Quotien LQ Pengganda Basis Lapangan Kerja PERUMUSAN STRATEGI PERANCANGAN STRATEGI DAN ROGRAM PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN NATUNA Menganalisis pengangguran dan pembangunan Base Camp Natuna Blok D Alpha Analisis Deskriptif

3.2 Lokasi dan Waktu Kajian