3.3.3.5 Metode Analisis Deskriptif
Metode deskriptif, digunakan untuk menganalisis pengangguran menurut berbagai karakteristik yang dianggap relevan dalam kajian, diantaranya
pengangguran terbuka menurut golongan umur, daerah, tingkat pendidikan, keterampilan dan kategori. Penjelasan kategori dapat dibagi menjadi empat yaitu;
1. Mencari pekerjaan, 2. Mempersiapkan usaha, 3. Tidak mencari pekerjaan, 4. Sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Keterampilan terdiri dari
sembilan jenis yaitu: 1. Otomotif, 2. Listrik Elektro, 3. Bangunan, 4. Teknik Mekanik, 5. Tata Niaga, 6. Aneka Kejuruan, 7. Pariwisata, 8. Pertanian, 9.
Tidak Mengikuti Kursus. Analisis ini digunakan untuk mendeskriptifkan bagaimana pemberdayaan penganggur terbuka guna mengantisipasi pembangunan
base camp Blok D-Alpha Natuna di Kabupaten Natuna
3.4 Metode Perumusan Strategi dan Program
Perumusan strategi dilakukan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Sebelum melakukan proses
identifikasi, terlebih dahulu disepakati basis analisis stakeholder yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal. Dalam kajian ini, yang
dikategori sebagai pihak internal adalah pekerja buruh, pengusaha dan pemerintah daerah di Kabupaten Natuna. Selain dari itu akan masuk pada pihak
eksternal.
3.4.1 Analisis SWOT
Menurut David 2008 Analisis SWOT dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap identifikasi SWOT dan tahap analisis SWOT itu sendiri. Tahap identifikasi
SWOT adalah tahap yang mengidentifikasi bentuk-bentuk kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses yang dimiliki oleh pihak-pihak internal
ketenagakerjaan, serta berbagai bentuk peluang opportunities dan ancaman threats dari pihak eksternal ketenagakerjaan. Sedangkan tahap Analisis SWOT
adalah tahapan untuk merumuskan suatu strategi dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal strengths dan weaknesses serta faktor-faktor eksternal
opportunities dan threats ke dalam matrik SWOT sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Internal
Eksternal
Kekuatan Strengths
Kelemahan Weaknesses
Peluang Opportunities
Strategi SO Aggresive Strategies
Strategi WO Turn Around Strategies
Ancaman Threats
Strategi ST Diversification Strategies
Strategi WT Defensive Strategies
Sumber : David FR, 2008 Gambar 4. Matriks Analisis SWOT
3.4.2 Road Map Strategy
Strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis SWOT diatas, selanjutnya dipetakan ke dalam bentuk road map strategy. Hal ini bertujuan untuk
dapat menjelaskan beberapa hal yang mendasar Baga, 2009 yaitu: 1
Road Map Strategy menunjukan adanya prioritas penanganan suatu strategi dibandingkan strategi lainnya. Pendekatan road map tetap menganggap
penting ke semua strategi yang berhasil dirumuskan pada tahapan sebelumnya. Adapun prioritas akan terlihat pada urgensi penanganan yang lebih dahulu.
2 Road Map Strategy menunjukan adanya hubungan sekuensial antara satu
strategi dengan lainnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas strategi
tersebut. 3
Dalam hal-hal tertentu hubungan sekuensial antara satu strategi dapat mengarah pada hubungan resiprokal, dimana implementasi strategi lainnya.
4 Satu hal yang tidak kalah pentingnya bahwa pembuatan road map akan
menjelaskan time-frame implementasi masing-masing strategi dalam periode waktu tertentu.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN NATUNA
4.1 Kondisi Geografis
dan Administratif
Secara geografis wilayah Kabupaten Natuna terletak pada titik koordinat 1
o
16’-7
o
19’ LU Lintang Utara dan 105
o
00’-110
o
00’BT Bujur Timur. Menurut Undang-undang Nomor 33 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten
Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau bahwa Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198 km
2
, terdiri dari luas daratan 2.000 km
2
dan luas lautan 262.197 km
2
. Terdapat 154 pulau, dengan 30 pulau yang berpenghuni dan sebagian lagi tidak belum berpenghuni. Berdasarkan data dari tahun 2004
sampai 2008, bahwa Kabupaten Natuna bertemperatur rata-rata 25,8 C, tekanan
udara rata-rata harian sebesar 1.009,7 MBS, kelembaban Udara di Ranai Ibukota Kabupaten Natuna berkisar 90,4 rata-rata harian, kecepatan angin 06
Knot perjam serta dengan penyinaran matahari 51 persen dengan curah hujan 193,2 MM.
Pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran dan Pulau Serasan. Dapat dikelompokan dalam dua gugusan: Gugusan Pulau Natuna: terdiri dari pulau-
pulau di Bunguran, Sedanau, Midai, Pulau Laut, dan Pulau Tiga. Gugusan Pulau Serasan: terdiri dari pulau-pulau di Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil. Dalam
hal ini Kota Ranai berfungsi sebagai Ibukota Kabupaten Natuna. Kabupaten Natuna memiliki batas-batas sebagai-berikut:
- Sebelah Utara
: Negara Vietnam dan Kamboja -
Sebelah Selatan : Kabupaten Bintan -
Sebelah Barat : Kabupaten Kepulauan Anambas
- Sebelah Timur : Negara Malaysia Timur dan Provinsi Kalbar.
Karakteristik Kabupaten Natuna berada di sebelah paling Utara Indonesia memiliki keunikan tersendiri, yaitu memiliki tujuh pulau terluar diantaranya
Pulau Subi, Sekatung, Sebetul, Semiun, Tokong Boro, Senua dan Sepala. Pulau terluar artinya berada di perbatasan langsung dengan negara tetangga seperti
Malaysia Timur, Vietnam dan Malaysia Barat. Selain itu mempunyai empat pulau