2.7 Wisata Bahari Pendekatan Partisipatif Masyarakat Pesisir
Rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir. Masyarakat
pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi objektif wilayahnya, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari
senantiasa melalui pendekatan terhadap masyarakat setempat sebagai suatu model pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan masyarakat pesisir
memungkinkan saling berbagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka tentang bahari dan kehidupan pesisir Sastrayuda, 2010.
Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada pemberdayaan enpowerment, yang memandang potensi masyarakat sebagai
sumberdaya utama dalam pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses pembangunan. Masyarakat pesisir adalah
termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara tradisional di dalam kawasan pesisir maupun di luar kawasan pesisir. Pengelolaan kawasan wisata bahari harus
memenuhi prinsip dasar yang harus dikembangkan adalah: 1. Prinsip co- ownership
, 2. Prinsip co-operation co management, 3. Prinsip co-responsibility Sastrayuda, 2010.
Departemen Kelautan dan Perikanan 2006 menunjukkan bahwa jumlah pulau Indonesia mencapai sekitar 17.504 yang terdiri dari 8.488 pulau belum
bernama dan sekitar 9.016 pulau sudah bernama. Dari sekian banyak pulau-pulau kecil tersebut sekitar 15,76 persen terdapat di Provinsi Kepulauan Riau dan sekitar
10,95 persen terdapat di Provinsi Irian Jaya Barat. Salah satu potensi besar dalam kerangka pengembangan ekonomi daerah
berbasis kepulauan adalah pengembangan wisata pulau-pulau kecil. Kegiatan pariwisata bahari menjadi fokus utama karena secara natural potensi kawasan
pesisir dan laut pulau-pulau kecil hampir tersebar di seluruh pulau. Departemen Kelautan dan Perikanan 2001 mengidentifikasi bahwa dengan menetapkan 36
kawasan sebagai pusat pertumbuhan maka terdapat 4.557 pulau yang memiliki peluang pengembangan ekonomi termasuk didalamnya wisata bahari. Statistik
industri wisata nasional menyebutkan bahwa target jumlah kunjungan wisata pada tahun 2013 adalah 163 juta orang dengan laju pertumbuhan 3,8 persen per tahun.
Jumlah total kunjungan wisata tersebut, proporsi dari kegiatan pariwisata bahari diharapkan menjadi sekitar 25 persen atau 40 juta orang Kusumastanto, 2007.
2.8 Peningkatan Kesempatan Kerja Melalui Penanaman Modal