Dengan cara yang sama reit partisipasi angkatan kerja dapat dihitung untuk tiap golongan umur dan jenis kelamin, misalnya untuk penduduk laki-laki
golongan umur 15-19 tahun.
RPAK
m
15-19 =
Angkatan kerja laki-laki 15-19 tahun X 100
Penduduk laki-laki 15-19 tahun
Selain untuk tiap golongan umur dan jenis kelamin, reit partisipasi angkatan kerja dapat pula dihitung untuk lain-lain karakteristik penduduk seperti daerah
tempat tinggal perdesaan-perkotaan, status perkawinan, dan tingkat pendidikan. Reit partispasi angkatan kerja umumnya rendah atau agak rendah pada usia muda
dan tua. Sebagian mereka yang berusia muda masih bersekolah, sedangkan pada usia tua telah tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan Rusli, 1995.
Konsep angkatan kerja yang paling luas ialah angkatan kerja menyeluruh atau total labor force, yang dirumuskan sebagai keseluruhan angkatan kerja dari
semua individu yang tidak dilembagakan berusia 16 tahun atau lebih tua dalam satu minggu yang mana saja, termasuk angkatan militer, baik yang tenaganya
digunakan maupun tidak digunakan. Angkatan kerja sipil dirumuskan dengan cara yang sama, yang di dalam dikecualikan tenagakerja militer. Maka angkatan kerja
sipil tiada lain adalah jumlah yang terdiri dari dua komponen mereka yang tenaganya digunakan maupun yang tidak digunakan. Bellante dan Jackson,
1983.
2.2 Kebutuhan Tenagakerja Daerah
Kebutuhan tenagakerja adalah angkatan kerja yang diperlukan untuk mengisi kesempatan kerja yang tersedia, dengan berbagai karakteristiknya.
Depnakertrans, 2010. Analisis permintaan tenagakerja didasarkan atas asumsi bahwa permintaan pasar tenagakerja diturunkan dari permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan. Tenagakerja diminta karena kemampuannya menghasilkan barang dan jasa. Dengan demikian, analisis
permintaan tenagakerja biasanya didasarkan pada teori produktivitas tenagakerja Arfida, 2003.
Permintaan adalah suatu hubungan antara harga dan kuantitas. Apabila kita membicarakan permintaan akan suatu komoditi, merupakan hubungan antara
harga dan kuantitas komoditi yang para pembeli bersedia untuk membelinya. Sehubungan dengan tenagakerja, permintaan adalah hubungan antara tingkat upah
yang ditilik dari perspektif seorang majikan adalah harga tenagakerja dan kuantitas tenagakerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan dalam
hal ini dapat dikatakan, dibeli. Secara khusus, suatu kurva permintaan mengGambarkan jumlah maksimum tenagakerja yang seorang pengusaha
bersedia untuk mempekerjakan pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu. Secara alternatif kurva permintaan tenagakerja haruslah
ditilik sebagai suatu kerangka alternatif yang dapat diperoleh pada suatu titik tertentu yang ditetapkan pada suatu waktu Bellante dan Jackson, 1983.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Di sini, proses mendapat penekanan karena mengandung unsur
dinamis. Para teoritikus ilmu ekonomi pembangunan masa kini, masih terus menyempurnakan makna, hakikat, dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para
teoritikus tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan PDB dan PDRB saja, tetapi juga diberi bobot yang bersifat
immaterial seperti kenikmatan, kepuasan, kebahagiaan, rasa aman, dan tenteram
yang dirasakan masyarakat luas Boediono 1985 dan Arsyad 1999 dalam Kuncoro 2004.
Strategi dan kebijaksanaan yang telah diambil pada masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya untuk keperluan tersebut. Berbagai data
statistik yang bersifat kuantitatif diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai
pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, memperluas lapangan usaha, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui
pergeseran struktural kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain bahwa arah dari pembangunan ekonomi adalah
mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin widodo, 2006.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan statistik pendapatan nasional regional secara berkala, untuk digunakan
sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya dibidang ekonomi. Angka-angka pendapatan nasional regional dapat dipakai juga
sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat daerah, maupun swasta.
Pembangunan disegala bidang telah menjangkau seluruh pelosok tanah air. Aktivitas tersebut memerlukan data PDRB sesuai dengan batas-batas wilayah
administrasi pemerintahan untuk perencanaan, sekaligus evaluasi hasilnya khususnya bidang ekonomi Widodo, 2006.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu adalah data PDRB, baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah Value Added yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir neto yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukan nilai tambah
barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga yang berlaku
dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan perhitungan atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi riil dari tahun ke tahun, dimana faktor perubahan harga telah dikeluarkan Widodo, 2006
Dengan menggunakan data sensus penduduk, jumlah penduduk yang bekerja biasanya dipandang mencerminkan jumlah kesempatan kerja yang ada.
Dalam pengertian ini kesempatan kerja bukanlah lapangan pekerjaan yang masih terbuka, walaupun komponen yang terakhir ini akan menambah
kesempatan kerja yang ada diwaktu yang akan datang. Memang mungkin pada suatu waktu lapangan pekerjaan yang masih terbuka cukup banyak, sementara
jumlah pencari kerja penganggur banyak pula. Hal ini karena kurang baiknya distribusi lapangan pekerjaan yang masih terbuka itu bertalian dengan pola
penyebaran penduduk, ataupun karena alasan lain seperti faktor keterampilan keahlian dari para pencari kerja Rusli, 1995.
Penggolongan lapangan pekerjaan industry yang biasa dipakai seperti dalam sensus penduduk 1971 dan 1980 terdiri dari Rusli, 1995:
1. Pertanian, Perburuan, Kehutanan dan Perikanan Agriculture, hunting,
forestry and fishing. 2.
Pertambangan dan Penggalian minning and quarriying. 3.
Industri Pengolahan Manufacturing. 4.
Listrik, gas dan air Electricity. 5.
Bangunan Contruction. 6.
Perdagangan, rumah makan, dan hotel Wholesale and Retail Trade, Restaurants and hotels.
7. Pengangkutan, penyimpanan pergudangan dan komunikasi transport,
storage, and communication. 8.
Keuangan, asuransi dan perdagangan benda tak bergerak usaha persewaan bangunan, tanah, jasa, perusahaan financing, innsurance,
real estate and business services.
2.3 Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi