VI. STRATEGI PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA KABUPATEN NATUNA
6.1 Identifikasi SWOT Pengembangan Kesempatan Kerja
Sebagaimana yang dituangkan dalam metodologi, bahwa unit yang dijadikan basis analisis dalam menentukan stakeholder internal dan eksternal
adalah kondisi sumberdaya manusia dan ketenagakerjaan di wilayah tersebut akan terkategori sebagai pihak eksternal. Tenagakerja, pemerintah daerah dan
pengusaha diidentifikasikan sebagai pihak internal.
6.1.1 Identifikasi Kekuatan Strengths
1 Meningkatnya penduduk usia produktif.
Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna tergolong rendah bila dibandingkan dengan penduduk kabupaten kota yang ada di Jawa maupun Sumatera.
Penyebaran penduduk menempati berbagai pulau-pulau yang tersebar di Laut Cina Selatan. Kepadatan penduduk Natuna relatif kecil. Struktur penduduk
menurut umur Kabupaten Natuna pada tahun 2007 masih didominasi anak-anak berusia 0-4 tahun sebesar 11.303 orang atau 12,13 persen. Sedangkan yang paling
sedikit penduduk berusia 70-74 dengan jumlah sebesar 804 orang atau 0,86 persen. Penduduk usia produktif usia 25- 29 sebesar 10.113 orang atau 10,86
persen. Dari rentang Tahun 2005 sampai dengan 2007 laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi terdapat pada kelompok umur 0-4 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 0,19 persen. Sedangkan rata-rata pertumbuhan yang paling kecil bahkan negatif pada kelompok umur 15-19 sebesar -0,11 persen dalam
setiap tahun. Sedangkan menurut analisis persediaan tenagakerja di Kabupaten Natuna
bahwa penduduk usia kerja yang telah diproyeksikan bahwa penduduk usia kerja yang mendominasi pada masa-masa yang akan datang pada kelompok umur 25-
29 tahun dengan proporsi 25 persen. Umur ini terbilang masih sangat produktif, begitu halnya dengan penduduk usia kerja dengan kelompok 10-14 tahun
memiliki peringkat kedua diperkirakan mengalami peningkatan signifikan.
2 Banyaknya penyerapan tenagakerja di sektor pertanian.
Sektor Pertanian atau sub sektor perikanan merupakan primadona dalam menyerap tenagakerja masyarakat lokal. Melihat dari kondisi alam Kabupaten
Natuna sub sektor perikanan merupakan penopang pendapatan masyarakat Kabupaten Natuna secara umum. Menurut data rentang waktu 2005 – 2007
lapangan usaha sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan sektor dengan ketersediaan lapangan usaha yang paling besar 39,72 persen. Sektor
Jasa-jasa sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang cukup besar dalam penyediaan lapangan usaha, yakni sebesar 24,47 persen dan 16,56
persen. Hasil proyeksi yang dilakukan bahwa sektor pertanian masih akan
mendominasi penciptaan kesempatan kerja di Kabupaten Natuna di masa-masa yang akan datang. Hal ini selaras dengan karakteristik dan potensi daerah
Kabupaten Natuna yang berbasis pertanian sub sektor perikanan. Selain mendominasi, penciptaan kesempatan kerja di sektor pertanian juga akan terus
meningkat baik secara absolut maupun secara proporsi, yakni pada tahun 2013 diperkirakan akan mencapai 34.025 orang atau 52,18 persen meningkat menjadi
36.183 orang atau 54,94 persen pada tahun 2014 dan tahun 2015 menjadi 38.340 orang atau 51,95 persen.
3 Meningkatnya jumlah sektor basis.
Berdasarkan analisis Location Quotient LQ di Kabupaten Natuna
menunjukkan hasil bahwa dalam perekomian yang sedang berkembang di wilayah Kabupaten Natuna pada tahun 2002 memiliki tiga sektor basis yakni sektor
pertanian, sektor bangunan dan gabungan dua sektor yakni: pertambangan, penggalian dan listrik, gas dan air bersih dengan nilai LQ 1. Dan selama rentang
waktu selama tujuh tahun, perubahan ke arah perekonomian yang semakin membaik dengan bertambahnya 1 sektor jasa-jasa menjadi basis sehingga total
sektor basis di Kabupaten Natuna menjadi 4 sektor basis pada tahun 2009. Penilaian sektor basis ini penting karena analisis pengganda basis lapangan
pekerjaan akan memiliki efek ganda jika diperlakukan penambahan pada lapangan kerja di sektor basis. Menurut analisis pengganda basis lapangan kerja di
Kabupaten Natuna tahun 2002 sebesar 1,32 berarti akan berdampak pada kesempatan kerja total sebesar 132 persen.
4 Potensi Sumberdaya Alam Kabupaten Natuna.
Kabupaten Natuna dianugerahkan potensi sumberdaya alam yang melimpah dengan kekayaan. Laut yang terhampar luas bukan saja menjadi objek pariwisata
yang menarik namun memiliki kandungan potensi perikanan, tercatat sebesar 361.430 ton tahun Dinas Perikanan Provinsi Riau, 2005, potensi ini juga
dimanfaatkan kabupaten-kabupaten yang ada disekitarnya kawasan laut Cina Selatan bahkan nelayan-nelayan asing ikut menikmatinya dengan ilegal fishing.
Mengatakan SDA memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif berdasarkan analisis Shift share dan LQ dari tahun 2002 sampai dengan tahun
2009. Dampak dari keunggulan kompetitif daerah maka tercipta kesempatan kerja sebesar 2.157 orang, pengaruh komponen pertumbuhan Provinsi Riau
menciptakan kesempatan kerja 8.887 orang, dampak bauran industri wilayah memberikan peluang kerja sebesar 2.421 orang, maka dengan kesempatan kerja
nyata Kabupaten Natuna sebesar 13.466 orang. Berdasarkan analisis angka pengganda basis lapangan kerja Kabupaten Natuna bahwa kesempatan kerja basis
pada tahun 2002 sebesar 20.466 orang dan meningkat signifikan menjadi 33.408 orang di tahun 2009.
5 Kebijakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Natuna terus menggesa pembangunan di segala sektor dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada ekonomi rakyat dengan
banyak menyerap tenagakerja lokal. Upaya ini dilakukan dalam rangka melepaskan diri dari ketertinggalan daerah sebagaimana Keputusan Menteri
Pembangunan Tertinggal Nomor. 01 tahun 2005 tentang Rencana Strategis Daerah Tertinggal. Kabupaten Natuna salah satu daerah tertinggal di wilayah
Provinsi Kepulauan Riau, ketertinggalan Kabupaten Natuna disebabkan wilayahnya merupakan daerah perbatasan dengan negara-negara luar.
Dalam rangka mempercepat pembangunan sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan daerah, yang merupakan misi pertama Kabupaten Natuna
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Kabupaten Natuna Tahun 2006-2011, maka ditempuh kebijakan sebagai berikut:
a Perbaikan iklim investasi melalui regulasi pemerintah daerah dengan memberikan insentif terhadap investor yang diarahkan pada sektor pertambangan
dan pertanian yang menjadi basis perekonomian daerah, b Mengarahkan investasi pada program produktif yang dapat memacu perluasan lapangan
pekerjaan. Khususnya sektor perkebunan, usaha penangkapan dan budidaya perikanan, c Mengatasi persoalan pengangguran yang tinggi dengan
mengarahkan pada peningkatan keterampilan pada pengangguran usia 30 tahun dan kelompok laki-laki yang memberikan kontribusi pengangguran terbesar,
d Perbaikan sektor pendidikan yang diarahkan pada persiapan output pendidikan yang akan masuk pasar kerja.
6.1.2 Identifikasi Kelemahan Weaknesses