Kajian Risiko Bencana Tsunami

22 1 , 16 log 3 2 10 Mo M w ........................................................................ 6 Jika momen seismik gempa telah diketahui dan dibuat sebagai suatu skenario yang mungkin dapat terjadi dengan episentrum di masing-masing daerah studi, maka parameter yang lain seperti panjang dan lebar patahan serta dislokasi deformasi patahan dapat diperhitungkan dengan formula Emile A. Okal sebagai berikut Mansinha dan Smylie, 1971 : 7 3 1 10 935 , 1 x Mo L ........................................................................................ 7 7 3 1 10 87 , 13 x Mo W ....................................................................................... 8 8 3 1 10 68 , 6 x Mo D ......................................................................................... 9 dimana, M w = momen magnitude Skala MagnitudeSM M o = momen seismik gempa dyne.cm L = panjang patahan km W = lebar patahan km D dislokasi atau deformasi m

2.7. Kajian Risiko Bencana Tsunami

Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Beberapa bencana seperti gempa bumi dan tsunami hampir tidak mungkin diperkirakan secara akurat mengenai waktu dan seberapa besar kekuatannya. Kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun materil. Kejutan tersebut terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bahaya. Menurut GTZ-SEQIP 2008, pada dasarnya disiplin penanganan bencana 23 adalah interaksi antara kerentanan daerah dengan ancaman bahaya yang ada. Kerentanan merupakan aspek yang relatif dapat dilakukan perubahan. Tingkat kerentanan daerah dapat dikurangi, sehingga kemampuan dalam menghadapi ancaman tersebut semakin meningkat. Secara umum risiko dapat dirumuskan sebagai berikut GTZ SEQIP, 2008 : Risk = Hazard x vulnerability ............................................................ 10 Pengurangan risiko bencana adalah suatu konsep dalam mengurangi risiko bencana melalui kegiatan dalam mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana Mudhari, 2009. Tingkat kerentanan adalah suatu hal yang penting untuk diketahui sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya bencana. Hal ini dikarenakan bencana baru akan terjadi bila bahaya terjadi pada kondisi yang rentan. Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik infrastruktur, sosial kependudukan dan ekonomi Latief, 2007. 48

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian terletak di wilayah pantai dan pesisir Pangandaran Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Batas koordinat wilayah penelitian berada pada 7,75 o – 7,65 o LS dan 108,55 o – 108,70 o BT. Wilayah Pangandaran dalam penelitian ini mencakup pantai dan pesisir di Kecamatan Pangandaran dan Kecamatan Sidamulih. Daerah yang difokuskan dalam penelitian ini adalah kedua kecamatan tersebut. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Peta lokasi penelitian Kecamatan Pangandaran sampai Kecamatan Sidamulih Kegiatan penelitian dilaksanakan pada awal bulan Mei 2011 sampai Agustus 2011 yang bertempat di Laboratorium Data Processing Oseanografi, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,