100
Tabel 19. Luasan kelas ketinggian rendaman tsunami di setiap desa pada skenario ke-4
Nama Desa Luas area kelas ketinggian rendaman tsunami Ha
– 0,5 m 0,5 – 1,5 m 1,5 – 2,5 m 2,5 – 5 m 5 m
Babakan 8,68
30,35 56,30
229,00 279,49
Pananjung 15,82
52,97 73,43
126,88 77,56
Pangandaran 6,93
9,72 8,89
39,84 309,82
Purbahayu 1,66
2,78 0,33
Sukahurip 4,04
7,01 0,20
Wonoharjo 45,36
58,98 62,81
120,66 60,53
Cikembulan 14,43
30,67 54,27
170,90 126,53
Pejanten 25,55
26,03 1,12
Sukaresik 22,75
60,15 73,60
145,05 132,43
Total 145,22
278,66 330,95
832,33 986,36
4.4. Integrasi Overlay Morfologi Pantai dengan Model Tsunami
Topografi yang relatif rendah merupakan wilayah dengan kelas kerentanan yang sangat tinggi. Hal ini akan lebih berpotensi untuk digenangi tsunami dalam
skala luas di bandingkan daerah yang memiliki topografi lebih tinggi. Rendahnya topografi daratan mempengaruhi seberapa luas masuknya tsunami ke daratan.
Keadaan ini telah terbukti, dimana berdasarkan hasil pemodelan diketahui daerah limpasan tsunami paling luas berada di daerah yang bertopografi rendah.
Hasil overlay elevasi daratan topografi dengan model limpasan tsunami menunjukan bahwa pengaruh topografi terhadap luasan limpasan tsunami dapat
dilihat pada Tabel 20. Berdasarkan Tabel 20, diketahui model yang dibangun baik pada skenario
ke-1 sampai skenario ke-4 menunjukan kelas ketinggian daratan kurang dari 10 m adalah kelas yang paling banyak terkena limpasan gelombang tsunami. Topografi
rendah memberikan limpasan tsunami dengan mudah sehingga mencapai ratusan meter. Hal ini menunjukan bahwa daerah yang memiliki topografi yang relatif
rendah lebih berpotensi untuk digenangi tsunami lebih luas dibandingkan daerah
101
yang memiliki topografi lebih tinggi. Kelas elevasi daratan lebih besar dari 50 m sama sekali tidak terkena limpasan gelombang tsunami. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa daerah yang memiliki elevasi daratan lebih besar dari 50 m merupakan kawasan yang aman dari terjangan gelombang tsunami.
Tabel 20. Luas area limpasan tsunami pada kelas elevasi daratan topografi Kelas elevasi
m Luas area limpasan tsunami Ha
Skenario 1 Skenario 2
Skenario 3 Skenario 4
10 331,28
1.329,64 1.580,00
2.488,83 10
– 25 30,15
61,66 82,57
25 – 50
1,50 2,12
50 – 100
100 Total
331,28 1.359,79
1.643,16 2.573,52
Hasil overlay antara kemiringan daratan dengan model limpasan tsunami menghasilkan informasi bahwa limpasan tsunami terluas berada pada kelas
kemiringan daratan kurang dari 2. Luas limpasan tsunami terluas kedua berada pada kelas kemiringan daratan 2
– 10 Tabel 21. Hal tersebut membuktikan bahwa limpasan gelombang tsunami akan lebih luas merendam daratan pada
daerah dengan kemiringan landai atau datar. Daerah tersebut akan berpotensi mengalami genangan gelombang tsunami lebih jauh ke arah darat. Pada pantai
yang terjal atau curam, tsunami tidak akan terlalu jauh mencapai daratan karena tertahan dan dipantulkan kembali oleh tebing pantai Oktariadi, 2009b.
Tabel 21. Luas area limpasan tsunami pada kelas kemiringan daratan slope Kelas slope
Luas area limpasan tsunami Ha Skenario 1
Skenario 2 Skenario 3
Skenario 4 2
331,28 1.339,69
1603,16 2497,99
2 – 10
20,10 40,00
75,53 10
– 15 15
– 40 40
Total 331,28
1.359,79 1.643,16
2.573,52
102
Tabel 22 menyajikan luasan limpasan gelombang tsunami pada kelas jarak dari pantai. Berdasarkan tabel tersebut diketahui daerah yang berada dalam jarak
500 meter merupakan daerah yang paling luas terkena limpasan gelombang tsunami. Daerah yang semakin dekat dengan pantai merupakan daerah yang
paling rentan dan begitu pula sebaliknya. Daerah yang terdekat dengan pantai akan mendapatkan dampak secara langsung dari gelombang tsunami. Hasil
pemodelan yang dibangun dengan skenario paling ekstrim menghasilkan jarak limpasan tsunami di Pangandaran sejauh ± 3000 m. Hal ini mengindikasikan
bahwa daerah yang berda dalam jarak kurang dari 3000 m dari garis pantai merupakan daerah yang masih mendapat pengaruh dari limpasan gelombang
tsunami. Daerah yang aman merupakan daerah yang terletak dalam jarak lebih dari 3000 m dari garis pantai.
Tabel 22. Luas area limpasan tsunami pada kelas jarak dari garis pantai Kelas jarak
dari pantai m
Luas area limpasan tsunami Ha Skenario 1
Skenario 2 Skenario 3
Skenario 4 500
390,24 1.044,34
1.018,55 1.520,09
500 – 1000
227,37 450,26
550,26 1000
– 1500 53,34
166,46 168,45
1500 – 3000
1,08 7,89
334,72 3000
Total 331,28
1.359,79 1.643,16
2.573,52 Dampak yang ditimbulkan oleh bencana tsunami terhadap masing-masih
penggunaan lahan tidak sama. Hal ini karena masing-masing jenis penggunaan lahan memiliki tingkat reduksi tertentu saat terkena gelombang tsunami. Tabel 23
menunjukan hubungan kelas penggunaan lahan yang terkena limpasan tsunami dengan kelas luasan genangan tsunami. Kelas permukiman menjadi kelas pertama
dalam penentuan area rawan tsunami. Hal ini disebabkan karena area permukiman
103
merupakan lahan yang paling penting dan akan menjadi rawan tsunami apabila area tersebut terkena tsunami.
Tabel 23. Luas area limpasan tsunami pada kelas penggunaan lahan Jenis penggunaan
lahan Luas area limpasan tsunami Ha
Skenario 1 Skenario 2
Skenario 3 Skenario 4
Danau 2,78
EmpangTambak 15,57
30,17 85,73
LadangTeggalan 10,80
12,14 23,48
Lahan kosong 50,89
103,06 142,84
212,31 Perkebunan
16,80 212,51
259,09 344,12
Permukiman 85,60
376,55 466,98
713,23 Sawah
51,2 101,85
230,77 Semak belukar
110,20 286,62
315,54 350,92
Vegetasi darat 62,93
298,40 303,69
605,32 Total
331,28 1.359,79
1.643,16 2.573,52
Kelas penggunaan lahan yang paling luas terkena gelombang tsunami adalah kelas permukiman. Luas genangan tsunami terhadap permukiman untuk
kasus skenario ke-1 sampai skenario ke-4 berturut-turut luasnya adalah 85,60 Ha, 376,55 Ha, 466,98 Ha dan 713,23 Ha. Keadaan ini mengindikasikan bahwa
permukiman yang berada di wilayah Pangandaran sangat rawan dan rentan terkena hempasan gelombang tsunami.
Jenis penggunaan lahan yang sangat vital terkena limpasan gelombang tsunami selain permukiman adalah empangtambak dan sawah. Hal ini mengingat
kedua jenis penggunaan lahan tersebut memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Pada dasarnya empangtambak dan sawah merupakan bagian dari aset dan
aktivitas penduduk di wilayah Pangandaran dalam menunjang kehidupan penduduk sekitar sehingga apabila kedua jenis penggunaan lahan ini terkena
tsunami akan sangat merugikan. Kebun atau perkebunan di wilayah Pangandaran juga tak lepas dari limpasan gelombang tsunami. Hal ini menunjukan bahwa
104
perkebunan di wilayah pangandaran berada di area yang memiliki topografi yang rendah. Pada umumnya perkebunan di wilayah Pangandaran di dominasi oleh
perkebunan kelapa.
4.5. Indeks Kerentanan Pantai Akibat Bencana Tsunami