Identifikasi seismisitas Metode Pengolahan Data

33 band ini diasumsikan memiliki penentrasi yang baik terhadap kolom air. Persamaan algoritma Lyzenga dirumuskan sebagai berikut Siregar et al., 1995 : 2 1 ln ln TM k k TM Y j i ......................................................................... 11 dimana, Y = citra hasil ekstraksi; TM 1 = band 1 Landsat TM; TM 2 = band 1 Landsat TM; dan k i k j = koefisien antenuasi a yang diperoleh dari : 1 2 a a dengan, 2 1 2 1 cov 2 var var TM TM ar TM TM a ................................... 12

3.5.2 Identifikasi seismisitas

Kaitan kajian gempa bumi pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi gempa bumi sebagai pemicu terjadinya tsunami di wilayah penelitian zona tsunamigenik. Menurut Galih dan Handayani 2007 aktifitas gempa bumi bisa ditinjau dari bermacam cara, diantaranya adalah dengan peta distribusi gempa bumi peta seismisitas. Setiap gempa bumi melepaskan energi gelombang seismik, sehingga kumpulan gempa bumi pada periode tertentu di suatu area merupakan suatu cara untuk menggambarkan konsentrasi aktifitas gempa bumi. Identifikasi seismisitas pada penelitian ini dibangun berdasarkan katalog NEIC-USGS. Wilayah kajian identifikasi seismisitas di batasi pada koordinat 8 o – 11 o LS dan 107 o – 110 o BT. Data catatan gempa bumi meliputi semua gempa di kedalaman kurang dari 40 km gempa dangkal yang terjadi di daerah penelitian selama kurun waktu 1974 – Mei 2011. Pendeskripsian wilayah tsunamigenik ditentukan dengan metode fraktal Galih dan Handayani, 2007 dan analisis seimotektonik dari Guternberg dan 34 Richter Rohadi, 2006. Metode ini mengelompokan daerah studi menjadi tiga bagian yang lebih kecil dengan increment 1 o 1 o x 1 o . Metode fraktal ditentukan berdasarkan hubungan antara jumlah kejadian gempa N dengan magnitude gempanya m. Hubungan ini dijelaskan oleh persamaan yang dirumuskan oleh Guternberg dan Richter sebagai berikut Rohadi, 2006 : a m b N . log .................................................................................. 13 dimana a dan b adalah parameter seismotektonik dan N adalah jumlah gempa bumi dengan magnitude lebih besar dari m. Setelah itu digunakan metode grafik dari Turcotte. Turcotte melakukan penurunan rumus sederhana sehingga didapat besaran dimensi fraktal D sebagai berikut Galih dan Handayani, 2007 : b D . 2 .................................................................................................... 14 dimana b adalah parameter tektonik yang didapat dari hukum Guternberg dan Richter Rohadi, 2006. Analisis seismisitas dengan menggunakan metode fraktal akan membawa pada wilayah tsunamigenik sebagai zona yang berpotensi sebagai sumber tsunami.

3.5.3 Pemodelan tsunami