Gambar 2 Kerangka Pikir Penelitian
Perubahan Ekonomi Petani Perubahan Sosial Budaya Petani
Konversi Lahan Sawah Produktivitas Padi
Biaya Usaha Tani Padi Pendapatan Usaha Tani
Aksesbilitas Pasar Padi Motivasi Petani
Persepsi Petani Sikap Petani
Kemampuan Petani Orientasi Nilai Budaya
Tingkat Informasi
Landrent Usaha Tani Padi
Perilaku Petani
Ketercukupan Beras Kawasan Transformasi Mata Pencaharian
Desain Pemantapan Pengendalian Konversi Lahan Sawah Yang Berpihak Kepada Petani pada
Kawasan Andalan di Provinsi Jateng Ketergantungan
TK Petani Kebijakan Pengembangan
Kawasan Andalan di Provinsi Jateng
Pertumbuhan Penduduk
PDRB Pertanian
Pertumbuhan Ekonomi
Produksi Beras
JumlIdentitas Petani
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 2, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1 Bagaimana laju konversi lahan sawah pada Kawasan Andalan?
2 Bagaimana pengaruh konversi lahan sawah terhadap ketercukupan beras
kawasan dan tranformasi mata pencaharian petani pada Kawasan Andalan? 3
Bagaimana konversi lahan sawah pada Kawasan Andalan dipengaruhi oleh landrent
dan perilaku petani? 4
Bagaimana desain pemantapan pengendalian konversi lahan sawah yang berpihak kepada petani pada Kawasan Andalan?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1
Menganalisisi laju konversi lahan sawah pada Kawasan Andalan. 2
Menganalisis pengaruh konversi lahan sawah dan variabel lainnya terhadap ketercukupan beras kawasan dan tranformasi mata pencaharian petani pada
Kawasan Andalan. 3
Menganalisis pengaruh landrent, ketergantungan kepada tenaga kerja petani, usia kepala keluarga dan pendidikan kepala keluarga serta perilaku
petani terhadap konversi lahan sawah pada Kawasan Andalan. 4
Menyusun desain pemantapan pengendalian konversi lahan sawah yang berpihak kepada petani pada Kawasan Andalan
1.5. Manfaat Penelitian
1 Berguna bagi studi-studi pengembangan kawasan dan konversi lahan sawah;
2 Memberikan kontribusi pemikiran secara ilmiah bagi para pemangku
kepentingan pada Kawasan Andalan agar lebih berpihak kepada petani. 3
Mengetahui implikasi dari berbagai perubahan akibat konversi lahan sawah terhadap petani
4 Masukan dalam rangka penyusunan desain pemantapan pengendalian
konversi lahan sawah yang berpihak kepada petani.
1.6. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya cakupan dari penelitian ini, maka dipandang perlu untuk membatasinya dalam ruang lingkup. Adapun batasan dari penelitian ini adalah:
1 Studi kasus dilakukan pada 3 Kawasan Andalan di Provinsi Jawa Tengah
yang dilintasi koridor Joglosemar yang meliputi 10 kabupaten dan 4 kota. 2
Data-data yang dipergunakan untuk analisis meliputi: data citra landsat tahun 1991, 1997, 2003 dan 2006, data Rupa Bumi Indonesia RBI Tahun
1997; data sekunder dari tahun 1995 – 2009; data primer sebanyak 185 responden; dan melibatkan pendapat 18 orang pakar.
1.7. Novelty
Dalam penelitian ini yang menjadi novelty adalah adanya desain pemantapan pengendalian konversi lahan sawah yang berpihak kepada petani
pada Kawasan Andalan di Provinsi Jawa Tengah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengembangan Kawasan Andalan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengenal adanya 3 tiga jenis Kawasan Strategis, yaitu: 1 Kawasan Strategis Nasional, 2
Kawasan Strategis Provinsi, 3 Kawasan Strategis KabupatenKota. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, danatau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, danatau lingkungan. Kawasan
Strategis KabupatenKota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup kabupatenkota
terhadap ekonomi, sosial, budaya, danatau lingkungan. Konsep kawasan strategis merupakan perkembangan dari konsep kawasan
andalan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992. Dimana pada pasal 7 dikatakan bahwa Kawasan Andalan Nasional adalah satuan
wilayah yang terbentuk berdasarkan fungsi kawasan dan aspek kegiatan ekonomi yang diandalkan sebagai motor penggerak pengembangan wilayah nasional,
sehingga kawasan andalan diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan. Kawasan andalan, menurut PP No. 47 Tahun 1997 pasal 7 tentang RTRWN,
merupakan kawasan-kawasan yang dipilih dari kawasan budidaya yang dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di
sekitarnya serta dapat mewujudkan pemerataan pemanfaatan ruang di wilayah nasional Anonim, 2003.
Hubungan antara Kawasan Andalan Nasional, Kawasan Andalan Provinsi dan Kawasan Andalan KabupatenKota harus tersusun dalam satu jaringan
integral yang menghubungkan satu dengan lainnya. Dengan demikian Kawasan Andalan KabupatenKota adalah bagian integral dari Kawasan Andalan Provinsi.
Demikian juga Kawasan Andalan Provinsi adalah bagian integral dari Kawasan Andalan Nasional. Untuk melihat hubungannya secara lebih jelas lihat gambar 3.
Gambar 3 Hubungan Kawasan Andalan Nasional, Provinsi dan KabupatenKota Akil, 2003
Rencana Tata Ruang menunjukkan arahan alokasi ruang untuk berbagai sektor pembangunan sehingga pemanfaatan ruang di suatu daerah dapat lebih
terarah. Potensi pengembangan kawasan mewujudkan sektor-sektor unggulan