pelestarian lingkungan, program-program pro petani dan ketahanan pangan. Semakin rendah kemampuan petani, maka semakin rendah pula persepsi dia.
Selanjutnya persepsi mempengaruhi sikap petani untuk memberikan tanggapan. Persepsi petani dipengaruhi oleh nilai budaya yang dimilikinya. Nilai
budaya adalah sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial dan mengikat. Berkaitan dengan konversi lahan sawah nilai budaya tercermin dalam
tanggapan petani atas, hal-hal sebagai berikut: sanksi hukum, ketentuan agama, sanksi kelompok dan ketentuan adat istiadat. Semakin rendah ikatan petani
terhadap nilai-nilai budaya yang dianutnya, maka semakin rendah pula persepsi mereka tentang konversi lahan sawah.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan petani adalah sejauh mana konsep dan kebijakan tentang konversi lahan sawah diberikan kepada mereka. Tingkat
informasi konversi lahan sawah adalah kekuatan pesan yang disampaikan tentang konversi lahan sawah. Tingkat informasi dapat terlihat dari: frekuensi interaksi
petani, keteraturan dalam melakukan interaksi, luasan interaksi, metode interaksi yang tidak searah, interaksi langsung atau tidak langsung. Semakin rendah tingkat
informasi diterima oleh petani maka kemampuan yang bersangkutan juga akan rendah.
Perilaku konversi lahan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kemampuan, orientasi nilai budaya, persepsi dan tingkat informasi konversi lahan.
Keempat variabel ini secara tidak langsung mempengaruhi perilaku konversi lahan secara positif. Besar pengaruh keempat variabel ini dapat dilihat pada Tabel
36 berikut ini. Tabel 36 Indirect Effect Variabel-Variabel Sosial Budaya Terhadap Perilaku
Konversi Lahan
Perilaku Konversi Lahan
Kemampuan 0,08 Orientasi Nilai Budaya
0,07 Persepsi 0,12
Tingkat Informasi Konversi Lahan 0,03
Sumber: Data olahan
Secara total, pengaruh motivasi terhadap perilaku konversi lahan sawah paling tinggi dibanding variabel lain. Sikap juga berpengaruh besar terhadap
perilaku konversi lahan sawah walaupun sedikit lebih kecil pengaruhnya dibanding motivasi. Sedangkan tingkat informasi lahan mempunyai pengaruh
paling kecil terhadap perilaku konversi lahan sawah. Selengkapnya mengenai besar pengaruh total Total Effects variabel-variabel sosial budaya terhadap
perilaku konversi lahan sawah dapat dilihat pada Tabel 37 berikut ini. Tabel 37 Total Effect Variabel-Variabel Terhadap Perilaku Konversi Lahan
Sawah
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Nilai Pengaruh Terhadap PerilakuKonversi Lahan Sawah
Kemampuan 0,08 Orientasi Nilai Budaya
0,07 Persepsi 0,12
Sikap 0,22 Motivasi 0,34
Tingkat Informasi Konversi Lahan 0,03
Sumber: Data Olahan 2011
VII. ANALISA HIRARKI PEMANTAPAN PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN SAWAH YANG
BERPIHAK KEPADA PETANI
7.1. Hirarki Kriteria
Dari uraian-uraian sebelumnya, maka dipandang perlu untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mengendalikan laju konversi lahan sawah.
Langkah-Langkah Strategis ini penting, agar laju konversi tersebut tidak berdampak negatif bagi penduduk Kawasan Andalan, khususnya para petani.
Perlu adanya desain pengendalian konversi lahan sawah yang berpihak kepada petani.
Untuk menyusun desain pemantapan pengendalian konversi lahan sawah yang berpihak pada petani, maka alat analisis yang digunakan adalah AHP
Analitycal Hierarchy Process. Dalam melakukan analisa AHP, ditunjuk 18 orang pakar yang mewakili beberapa stakeholder. Para pakar tersebut mewakili
unsur Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, Petani organisasi petani, Peneliti maupun Perguruan Tinggi tersebut. Mereka ditunjuk dengan
mempertimbangkan pendidikan formal dan atau pengalaman empiris yang bersangkutan dalam pengelolaan, penelitian maupun perhatiannya terhadap
konversi lahan sawah. Selanjutnya kepada mereka diminta pendapatnya berdasarkan questionnaire yang telah disusun bersama oleh sekelompok pakar
dalam suatu forum diskusi kelompok. Dari hasil analisa AHP, khususnya tentang kriteria, para pakar
memprioritaskan kriteria mengatasi penyebab konversi lahan sawah MPKLH daripada mengatasi dampak dari konversi lahan sawah MDKLS. Bobot nilai dari
Pemerintah untuk MPKLH adalah 0,900, sedangkan untuk MDKLS adalah 0,100. Prioritas pilihan tersebut dapat dilihat dalam gambar 21 berikut ini.
Keterangan : MPKLH
: Mengatasi penyebab konversi lahan sawah MDKLS
: Mengatasi dampak konversi lahan sawah
Gambar 21 Kriteria dalam konversi lahan sawah menurut pendapat Pemerintah
Stakeholder dari LSM memberi bobot 0,875 bagi MPKLH dan 0,125 bagi MDKLS. Bobot nilai ini dapat dilihat dalam gambar 22 di bawah ini.
Gambar 22 Kriteria dalam konversi lahan sawah menurut pendapat LSM Wakil petani memberi bobot 0,833 bagi MPKLH dan 0,167 bagi MDKLS.
Peneliti dan Perguruan Tinggi masing-masing memberi bobot 0,800 bagi MPKLH dan 0,200 bagi MDKLS. Prioritas pilihan dari wakil petani, Peneliti dan
Perguruan Tinggi dapat dilihat dalam Gambar 23, 24 dan 25 berikut ini.
Gambar 23 Kriteria dalam konversi lahan sawah menurut pendapat petani
Gambar 24 Kriteria dalam konversi lahan sawah menurut pendapat peneliti
Gambar 25 Kriteria dalam konversi lahan sawah menurut pendapat Perguruan Tinggi
Dari berbagai pendapat yang dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa agregat pendapat seluruh stakeholder 18 orang terhadap kriteria menunjukkan
bahwa prioritas utama yaitu mengatasi penyebab konversi lahan sawah dengan bobot nilai sebesar 0,846 dan prioritas kedua adalah mengatasi dampak konversi
lahan sawah dengan bobot nilai sebesar 0,154. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 26 berikut ini
Gambar 26 Agregat pendapat stakeholder terhadap Kriteria
7.2. Hirarki Sub Kriteria
Untuk sub kriteria, Pemerintah menempatkan prioritas utama pada menurunkan perilaku masyarakat dalam konversi lahan sawah MPM, dengan
bobot nilai sebesar 0,396. Prioritas kedua adalah meningkatkan landrent MLR dengan bobot nilai 0,281, prioritas ketiga adalah menjaga ketersediaan padi
kawasan MKP dengan bobot 0,213, dan terakhir meningkatkan daya tarik mata
pencaharian MDT di bidang pertanian sebesar 0,110. Prioritas pilihan dan bobot nilai dapat dilihat dalam Gambar 27 berikut ini.
Keterangan : MLR : Meningkatkan land rent keuntungan usaha tani
MPM : Menurunkan
perilaku masyarakat dalam konversi lahan sawah
MKP : Menjaga ketersediaan padi MDT : Meningkatkan daya tarik mata pencarian di bidang pertanian
Gambar 27 Sub kriteria dalam konversi lahan sawah menurut pendapat pemerintah
Bagi stakeholder dari LSM, untuk sub kriteria, yang menjadi prioritas utama adalah MLR dengan bobot nilai sebesar 0,419. Prioritas kedua adalah
meningkatkan MDT dengan bobot nilai 0,270. Prioritas ketiga adalah MKP dengan bobot nilai 0,189 dan prioritas terakhir adalah MDT dengan bobot nilai
0,123. Prioritas pilihan dan bobotnya dapat dilihat dalam Gambar 28 berikuti ini.
Gambar 28 Sub kriteria dalam konversi lahan sawah menurut pendapat LSM Menurut petani, meningkatkan landrent MLR merupakan prioritas utama
dari sub kriteria yang ada dengan bobot nilai 0,452. Prioritas kedua adalah menjaga ketersediaan padi kawasan dengan bobot nilai 0,229. Prioritas ketiga
adalah menurunkan perilaku masyarakat dalam konversi MPM dengan bobot