Latar Belakang Design Of stbilizing pro-farmer controls of rice field conversion at special zones in Central Jawa Province
bersifat lebih efektif dari insektisida Derris extract List and Horhammer 1979. Sediaan biji C. tiglium dilaporkan aktif terhadap beberapa jenis serangga termasuk
kepik Dysdercus koenigii, kutu daun Lipaphis erysimi, lalat rumah Musca domestica,
ulat bawang Spodoptera exigua dan ulat grayak Spodoptera litura Grainge and Ahmad 1998. Thamrin 2002 menyatakan bahwa ekstrak biji
kamandrah cukup ampuh membunuh jentik nyamuk A. aegypti hingga 84 dengan LD
50
sebesar 0,06. Ekstrak heksan dan etanol biji kamandrah mengandung senyawa metabolik sekunder golongan alkaloid, flavonoid dan
saponin, seperti 9,12-octadecadienoic acid bahan pemutih dan tertadecanoic acid
bahan laksatif Saputera et al. 2006. Hasil penelitian Iswantini et al. 2007 bahwa bagian tanaman kamandrah
yaitu daun, batang, dan biji dalam bentuk serbuk yang diekstrak dengan air dan etanol, serta minyak yang diekstrak dengan pengempaan menunjukkan bahwa
bagian dari biji yaitu minyak yang diperoleh dengan proses ekstraksi dengan pengempaan dari biji berpotensi paling tinggi sebagai insektisidalarvasida
terhadap larva nyamuk A. aegypti instar 3. Hasil identifikasi komponen minyak kamandrah dengan GC-MS menunjukkan bahwa spektrum masa Z-13-
Octadecenal dan cis-9-Hexadecenal berfungsi sebagai feromone, serta salah satu
senyawa piperine yang merupakan suatu golongan alkaloid sejenis piperidine yang diduga sebagai larvasidainsektisida Iswantini et al. 2007, Riyadhi 2008.
Senyawa golongan piperidine dapat membunuh nyamuk A. aegypti dan menunjukan aktivitas sebagai larvasida adalah 2-ethyl-piperidine Pridgeon et al.
2007; 1-undec-10-enyl-piperidine,2-ethyl-1-undec-10-enoyl-piperidine
dan piperine [E,E-1-piperoyl-piperidine]
Pridgeon et al. 2007; dan pipernonaline ekstrak Piper longum Yang et al. 2002. Senyawa golongan piperine dan
piperidine juga digunakan sebagai insektisida Majeed et al. 2005. Sejalan
dengan hasil penelitian Iswantini et al. 2008 menyatakan bahwa minyak biji kamandrah memiliki aktivitas larvasida lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak
buah lada, ini menunjukkan bahwa ada senyawa dominan lain selain senyawa piperine
dalam minyak kamandrah yang diprediksi sebagai larvasida. Minyak biji kamandrah hasil budidaya di Kalimantan Tengah mempunyai potensi yang lebih
tinggi sebagai larvasida terhadap larva nyamuk A. aegypti instar 3 dibandingkan
dengan hasil budidaya di Bogor yang ditunjukkan dengan nilai LC
50
dan LC
90
secara berturut-turut 25,98 ppm dan 164,80 ppm Iswantini et al. 2009. Menurut Komalamirsa et al. 2005 bahwa aktivitas larvasida ekstrak C. tiglium L. yang
ditanam di Thailand memiliki nilai LC
50
60,87 ppm dan LC
90
263,66 ppm pada larva A. aegypti instar 3 dan 4. Penggunaan konsentrasi minyak biji kamandrah
0,3-0,5 dapat menghambat penetasan telur ovisida dan menurunkan jumlah peletakan telur pada ovitrap anti-oviposisi nyamuk A. aegypti dan A. albopictus
Iswantini et al. 2008; Astuti 2008. Minyak biji kamandrah dapat diekstrak dengan cara rendering, mekanis,
atau menggunakan pelarut Hui 1996. Salah satu cara ekstraksi yang umum digunakan adalah ekstraksi secara mekanis dengan menggunakan pengempaan
hidrolik hydrolic pressing. Saputera et al. 2008 melakukan optimasi proses ekstraksi biji kamandrah dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen 18,6
yang diperoleh pada nisbah bahanpelarut 1:6,91 gml, waktu maserasi 6,21 hari. Ying et al. 2002 melakukan ekstraksi dengan maserasi biji Croton tiglium L.
dengan petrolium eter menghasilkan rendemen 11,2, sedangkan menggunakan etanol menghasilkan rendemen 12,67 Wu et al. 2007. Nilai tersebut lebih
rendah dari pada hasil penelitian Iswantini et al. 2008 yang menyatakan bahwa ekstraksi biji kamandrah dengan cara pengempaan akan menghasilkan rendemen
16-21,22. Pengempaan mekanis ini sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang kadar minyak tinggi 30-70 Ketaren 1986. Kamandrah
mempunyai minyak yang cukup tinggi yaitu 53-56 Quisumbing 1951; 50-60 Eckey 1954. Dua tahapan yang perlu dilakukan pada ekstraksi mekanis adalah
tahap perlakuan pendahuluan dan tahap pengempaan. Tahap pendahuluan terdiri atas pembersihan bahan, pengeringan, pengecilan ukuran, dan pemanasan. Tujuan
dari pemanasan adalah untuk mengkoagulasi protein dalam bahan dan menurunkan viskositas minyak, sehingga minyak mudah keluar. Selain itu,
dengan pemanasan dapat menyebabkan afinitas minyak dengan permukaan bahan menjadi berkurang sehingga pada saat pengempaan minyak dapat diperoleh
semaksimal mungkin . Meskipun tanaman kamandrah berpotensi untuk dijadikan sebagai
larvasida, namun pemanfaatannya masih terbatas sebagai tanaman perdu dan
hingga saat ini belum terdapat penelitian terhadap kamandrah sebagai larvasida. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan ketertarikan
penelitian terhadap flora asli Indonesia seperti kamandrah yang akhirnya menjadi salah satu alternatif pemanfaatannya menjadi tanaman yang mempunyai nilai
tambah secara ekonomi. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi informasi tentang
karakteristik senyawa bioaktif biji kamandrah dan pengembangan teknologi proses ekstraksi minyak biji kamandrah menggunakan pengempaan hidrolik
sebagai bahan larvasida, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan.