Prinsip-Prinsip Design Of stbilizing pro-farmer controls of rice field conversion at special zones in Central Jawa Province
8.4. Strategi 8.4.1. Strategi Umum
Dalam rangka menjaga kemandirian dan ketahanan pangan kawasan, maka upaya pengendalian konversi lahan sawah harus dilaksanakan dengan penetapan
batas minimal luas lahan sawah. Seiring dengan itu perlu adanya upaya-upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kontribusi PDRB Sektor
Pertanian yang semakin tinggi dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak boleh hanya dinikmati oleh kelompok
tertentu saja, seperti: investor, industri manufaktur dan pedagangjasa. Petani kecil di perdesaan, yang jumlahnya terbesar di Indonesia perlu mendapatkan
distribusi atas pendapatan negara atau daerah yang tinggi tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus ditindaklanjuti dengan kebijakan
redistribusi asset, khususnya kepada petani di perdesaan, yang dilihat dari tingkat kesejahteraannya masih rendah. Redistribusi asset dapat dilakukan dengan
memberikan isentif fiskal. Insentif fiskal yang dimaksudkan adalah pemberian subsidi dan pembebasan atau keringanan pajak. Pemberian subsidi kepada petani
perlu dilakukan untuk menjamin tersedianya sarana produksi pertanian yang murah dan mudah, seperti bibit, pupuk, dan insektisida. Pemberian subsidi input
kepada petani diberikan kepada petani-petani yang miskin dengan kepemilikan lahan yang sangat rendah di bawah 0,5 Ha per keluarga. Untuk menjamin agar
subsidi input tersebut berdaya guna dan berhasil guna, maka tata niaga saprodi harus melibatkan petani atau kelompok tani yang ada.
Upaya pemberdayaan petani tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya mengendalikan
konversi lahan sawah yang berpihak kepada petani adalah suatu keniscayaan. Pemangku kepentingan yang perlu terlibat secara aktif adalah: pemerintah,
pemerintah daerah, pemerintah desa, kelompok tani, perguruan tinggi, swasta, LSM dan petani itu sendiri.