Novelty Design Of stbilizing pro-farmer controls of rice field conversion at special zones in Central Jawa Province
yang dapat dieksplorasi secara komersial, yang manfaatnya tidak hanya berupa keuntungan finansial bagi pengusaha, tetap juga berupa manfaat sosial ekonomi
bagi masyarakat dan wilayah sekitar Haeruman, 1999. Konsep pengembangan wilayah di Indonesia lahir dari suatu proses
interaktif yang menggabungkan dasar-dasar pemahaman teoritis dengan pengalaman-pengalaman praktis sebagai bentuk penerapannya yang bersifat
dinamis. Dengan kata lain, konsep pengembangan wilayah di Indonesia merupakan penggabungan dari berbagai teori dan model yang senantiasa
berkembang yang telah diujiterapkan dan kemudian dirumuskan kembali menjadi suatu pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pembangunan
di Indonesia. Penggunaan istilah kawasan di Indonesia digunakan karena adanya
penekanan fungsional suatu unit wilayah. Pengertian suatu wilayah pada dasarnya bukan sekedar areal dengan batas-batas tertentu, namun suatu area yang memiliki
arti karena adanya masalah-masalah yang ada didalamnya sedemikian rupa, atau dengan kata lain lebih mengutamakan hubungan dari fungsi-fungsi Rustiadi et al,
2006. Berdasarkan pemahaman teoritis dan pengalaman empiris di atas, maka
secara konseptual pengertian pengembangan kawasan dapat dirumuskan sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai
sumber daya, merekatkan dan menyeimbangkan pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional, meningkatkan keserasian antar kawasan, keterpaduan
antar sektor pembangunan melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam wadah NKRI.
Berpijak pada pengertian di atas maka pembangunan seyogyanya tidak hanya diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan sektoral yang bersifat
parsial, namun lebih dari itu, pembangunan diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan pengembangan wilayah yang bersifat komprehensif dan holistik.
Dengan mempertimbangkan keserasian antara berbagai sumber daya sebagai unsur utama pembentuk ruang sumberdaya alam, buatan, manusia dan sistem
aktifitas, yang didukung oleh sistem hukum dan sistem kelembagaan yang melingkupinya.
Selanjutnya, konsep pengembangan wilayah setidaknya didasarkan pada prinsip: 1 berbasis pada sektor unggulan; 2 dilakukan atas dasar karakteristik
daerah; 3 dilakukan secara komprehensif dan terpadu; 4 mempunyai keterkaitan kuat ke depan dan ke belakang; 5 dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
otonomi dan desentralisasi. Wilayah yang mempunyai karakteristik yang berbeda, perlu bekerja sama
satu sama lain bahkan dengan kota-kota di luar batas-batas daerah untuk mengembangkan wilayah produktif yang dinamis. Setiap kota perlu terhubungkan
dengan kota lain sehingga membentuk koridor wilayah, yang memungkinkan wilayah-wilayah itu saling berinteraksi. Setiap pulau besar sudah mempunyai
struktur dasar koridor kerja sama antar wilayah. Dengan demikian, yang diperlukan adalah pemantapannya dan perluasannya ke pusat-pusat wilayah yang
lebih dalam lagi secara bertahap. Dalam koridor antar wilayah ini, setiap wilayah perlu berbagi sumber daya dan berbagi peran berdasar pada potensi dan keunikan
yang dimiliki masing-masing wilayah, dan menjaga agar tidak terjadi hambatan dalam pergerakan barang antar wilayah.
Kerja sama antar wilayah akan meningkatkan penggunaan ruang dan fasilitas yang efisien dan efektif diantara wilayah-wilayah itu. Peran rencana tata
ruang adalah mewadahi kesepakatan untuk membentuk kerja sama itu, bukan menjadi ketentuan yang tidak dapat diubah. Pada akhirnya koridor kerja sama
wilayah ini akan memungkinkan setiap wilayah, dengan kultur dan sejarah yang berbeda, dapat bekerja sama dan memperkuat karakteristik yang unik dari wilayah
itu secara keseluruhan dan dapat juga mewujudkan pengalaman budaya dan nilai- nilai baru.