Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Gambaran Umum Perekonomian Wilayah 1. Struktur Perekonomian Wilayah

tersier. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap struktur ekonomi Kota Bima adalah jasa-jasa, kontribusi sektor tersier ini sebesar 30.53 , kemudian sektor pertanian primer dan perdagangan, hotel dan restoran tersier, namun untuk kegiatan sektor sekunder seperti industri pengolahan, aktivitas dan nilai tambah di semua daerah di Kapet Bima cukup rendah yakni hanya sekitar tiga persen dari total kegiatan ekonomi.

4.2.2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tabel 14 menunjukkan bahwa pada tahun 1996 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bima dan Kota Bima adalah sebesar 7.52 . Pertumbuhan paling tinggi adalah pada sektor-sektor tersier, seperti sektor listrik gas dan air bersih, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pengangkutan dan komunikasi, perdagangan, hotel dan restoran, namun pada tahun 1997 sampai tahun 1998, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bima dan Kota Bima mengalami kemerosotan, yakni minus 2.44 . Demikian juga halnya dengan keadaan ekonomi Kabupaten Dompu. Pada tahun 1996 pertumbuhan ekonomi mencapai 7.83 dan pada tahun 1998 penurunan mencapai 1.08 . Kemerosotan ekonomi bukan hanya dialami oleh Kapet Bima. PDRB Propinsi Nusa Tenggara Barat terus tumbuh dan berkembang dengan rata-rata laju pertumbuhan 7.17 , namun mengalami penurunan sebesar 5.26 pada tahun 1997 sedangkan pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi minus 3.07 . Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1998 menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena Indonesia dilanda krisis moneter yang berlanjut kepada krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi juga berdampak pada aktivitas sektor-sektor produksi. Pada tahun 1999, yakni setelah Kapet Bima terbentuk. Pertumbuhan ekonomi di daerah ini mulai membaik kembali. Ekonomi Kabupaten Bima dan Kota Bima mengalami pertumbuhan sebesar 3.01 dan pertumbuhan paling tinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni sebesar 9.28 . Sedangkan di Kabupaten Dompu, secara umum pertumbuhannya mencapai 7.34 , keadaan ini karena didukung oleh pertumbuhan sektor pertanian sebagai sektor dominan di daerah itu yakni mencapai 13.47 . Sedangkan pertumbuhan ekonomi rata-rata di Kapet Bima tahun 2000-2003 adalah sebesar 4.45 pertahun di atas pertumbuhan ekonomi propinsi NTB yakni 3.64 pertahun. Hal ini ditunjukkan pada tabel 15. Tabel 14 Laju Pertumbuhan PDRB Kapet Bima Atas Dasar Harga Konstan’93 menurut Lapangan Usaha tahun 1996-1999 persen No S e k t o r 1996 1997 1998 1999 Kabupaten Bima 7,52 4,56 -2,44 3,01 1 Pertanian 5,75 5,42 -3,17 2,54 2 Pertambangan dan Energi 8,90 10,57 -6,96 3,57 3 Industri Pengolahan 9,37 8,28 1,55 3,95 4 Listrik, Gas, Air Bersih 14,61 14,51 3,46 6,00 5 Bangunan 11,00 9,76 -12,11 2,01 6 Perdagangan, Hotel,Restoran 10,51 9,45 -1,55 2,01 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12.10 11,73 9,30 9,28 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13,55 13,18 -42,26 4,76 9 Jasa-Jasa 4,13 3,33 1,74 1,36 Kabupaten Dompu 7,83 5,34 1,08 7,34 1 Pertanian 6,45 4,41 3,71 13,47 2 Pertambangan dan Energi 6,34 7,03 -12,91 4,60 3 Industri Pengolahan 10,45 5,85 0,95 4,13 4 Listrik, Gas, Air Bersih 10,90 8,85 -1,02 9,06 5 Bangunan 9,02 4,30 -7,89 1,94 6 Perdagangan,Hotel,Restoran 11,59 7,83 2,35 2,67 7 Pengangkutan dan Komunikasi 11,54 4,96 3,82 9,13 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13,84 6,85 15,92 -4,34 9 Jasa-Jasa 4,50 5,32 2,48 0,80 Sumber : Bima dan Dompu Dalam Angka Tahun 2001 Tabel 15 menggambarkan bahwa sektor yang memiliki laju pertumbuhan paling tinggi di Kabupaten Dompu adalah pengangkutan dan komunikasi yakni sebesar 8.65 , Kabupaten Bima dan Kota Bima adalah keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan masing-masing sebesar 7.52 dan 7.80 . Sedangkan sektor yang memiliki laju pertumbuhan paling rendah di Kabupaten Dompu, Bima, dan Kota Bima adalah sektor jasa-jasa dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 2.43 , 2.16 , dan 1.76 . Tabel 15 Laju Pertumbuhan Rata-Rata PDRB Kapet Bima Pertahun Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2003 Persen No. Lapangan Usaha Kab. Dompu Kab. Bima Kota Bima Kapet Bima 1 Pert, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 3.86 4.34 3.87 4.15 2 Pertambangan dan Penggalian 5.52 5.51 6.21 5.52 3 Industri Pengolahan 4.62 4.34 5.54 4.65 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5.29 6.52 5.11 5.66 5 Bangunan 5.59 5.02 5.20 5.22 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.53 4.54 5.90 5.63 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8.65 4.91 6.32 6.09 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.62 7.52 7.80 7.16 9 Jasa-Jasa 2.43 2.16 1.76 2.12 Total PDRB 4.82 4.29 4.34 4.45 Sumber : BPS Propinsi NTB, 2004a Laju pertumbuhan perekonomian Kapet Bima ikut memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Laju pertumbuhan PDRB Kapet Bima pada tahun 2001 adalah 4.51 sedangkan Propinsi NTB adalah sebesar 3.07 , dan pada tahun 2003 laju pertumbuhan PDRB Kapet naik menjadi 5.34 sehingga dapat mendorong laju pertumbuhan PDRB Propinsi NTB mencapai 4.33 pada tahun 2003. Kapet Bima memiliki posisi penting dalam mendorong pertumbuhan wilayah di Propinsi NTB yakni sebagai pusat pertumbuhan dan prime mover bagi wilayah lainnya khususnya bagian timur Propinsi NTB Pulau Sumbawa. Aktivitas perdagangan sangat tinggi, yang didukung oleh kegiatan pengangkutan yang cukup memadai, dinamika dan interaksi Kapet Bima dengan daerah lain di Indonesia baik kawasan timur maupun Kawasan Indonesia Barat berlangsung cukup baik. Kapet Bima memberikan kontribusi PDRB sebesar 22 pada tahun 2000, dan pada tahun 2003 memberikan kontribusi sebesar 25 dari total PDRB NTB. 4.3. Kondisi Fisik Wilayah 4.3.1. Topografi