Analisis Deskriptif Potensi Pengembangan Wilayah Penyusunan dan Analisis Input-Output IO Kerangka Dasar

Tabel 1 Matriks Pendekatan Studi No. Tujuan Teknik Analisa Variabel Sumber data 1. Identifikasi potensi pengembangan serta berbagai peluang dan kendalanya. - Analisis Deskriptif Potensi Pengemb. Wilayah - SDA - SDBinfrastruktur - SDSosbud - SDM - Kegiatan ekonomi - Badan Pusat Statistik - Pemda Kabupaten - BP Kapet - Studi Literatur 2. Mengkaji keterkaitan antar sektor dan untuk mengetahui sektorkomoditi unggulan wilayah - Analisis Deskriptif Input-Output - Indeks Output Sektor IOS - Indeks Daya Dorong IDD - Indeks Daya Tarik IDT - Nilai transaksi barang dan jasa - Badan Pusat Statistik - Pemda - Instansi terkait - Data Survey - Analisis LQ - PDRB - Badan Pusat Statistik - Analisis Tingkat Keunggulan Sektor TKS - Output ekonomi - Nilai pengganda sektor - Sektor basis - Badan Pusat Statistik - Pemda - Instansi terkait - Data Survey 3. Mengkaji pola hubungan spasial intra-inter regional - Model Grafitasi - Interaksi antar wilayah - Massa wilayah - Jarak antar wilayah - Badan Pusat Statistik - Dishub - Dispenda - Analisis Deskriptif Interaksi spasial - Interaksi antar wilayah - Karakteristik wilayah - Badan Pusat Statistik - Dishub - Dispenda - Pemda - Studi Literatur - Key Informan 4. Menyusun Strategi Pengembangan Wilayah - Analisis Deskriptif Kelembagaan - Fungsi peran lembaga - Interaksi lembaga - BP-Kapet - Pemda Propinsi - Pemda Kabkota - Instansi terkait - Key Informan - Analisis Hirarki Proses AHP - Persepsi stakeholders - Key Informan - Analisis SWOT - Sintesa analisis - Faktor eksternal - Faktor internal - Instansi terkait - Studi Literatur - Key Informan

3.4.1. Analisis Deskriptif Potensi Pengembangan Wilayah

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai potensi pengembangan wilayah. Data dari berbagai variabel di atas selanjutnya diolah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kemudian data dikelompokkan atau diklasifikasikan, lalu diidentifikasi berbagai komoditi, sektor dan wilayah yang memiliki potensi pengembangan dengan memperhatikan karakteristik wilayah serta berbagai faktor peluang dan hambatan, seperti sebaran penduduk, komoditas potensial dan pola pertumbuhan ekonomi, selain itu digambarkan ketersediaan fasilitas dan kelembagaan serta berbagai berbagai permasalahan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu dalam Kawasan Ekonomi Terpadu Bima. Selanjutnya data tersebut juga diplotkan dalam bentuk grafik dan tabel, dari berbagai informasi tersebut akan diketahui tingkat pertumbuhan dan pola spasial dari masing-masing variabel.

3.4.2. Penyusunan dan Analisis Input-Output IO Kerangka Dasar

Secara sederhana Model IO wilayah menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi untuk suatu waktu tertentu yang disajikan dalam bentuk tabel. Isian sepanjang baris menunjukkan alokasi output dan isian menurut kolom menunjukkan pemakaian input dalam proses produksi Badan Pusat Statistik 2000b. Sebagai model kuantitatif, model IO mampu memberi gambaran menyeluruh tentang : 1. Struktur perekonomian yang mencakup struktur output dan nilai tambah masing-masing kegiatan ekonomi di suatu daerah. 2. Struktur input antara intermediate input, yaitu penggunaan barang dan jasa oleh kegiatan produksi di suatu daerah. 3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik yang berupa produksi dalam negeri maupun barang-barang yang berasal dari impor. 4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh kegiatan produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor. Tabel IO Kapet Bima tahun 2004 terdiri dari 18 sektor, disusun dengan menggunakan metode RAS yang diturunkan dari Tabel IO Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2004 yang terdiri dari 60 sektor. Sesuai dengan namanya, model IO pada dasarnya berisikan gambaran mengenai saling keterkaitan suatu sektor yang digunakan sebagai input, baik untuk menghasilkan output sektor itu sendiri maupun sektor lain. Untuk menghasilkan output, suatu sektor memerlukan input baik berupa barang, jasa dan faktor produksi lainnya. Keterkaitan antara input dan output tersebut digambarkan dalam kerangka Model IO seperti tertera pada tabel 2. Tabel 2 Kerangka Model Input-Output IO Kapet Bima Input Sektor Permintaan antara Permintaan akhir Total Output 1 2 … N Input Antara 1 x 11 x 12 … X 1n F 1 X 1 2 x 21 x 22 … X 2n F 2 X 2 … … … … … … … n x n1 x n1 … x nn F n X n Input PrimerNTB V 1 V 2 … V n Total Input X 1 X 2 … X n Sumber: Badan Pusat Statistik, 2000. Output yang diproduksi oleh sektor 1 x 1 didistribusikan kepada kedua macam pemakai. Pemakai pertama adalah sektor produksi yang terdiri dari sektor 1 sampai dengan sektor n. Sektor 1 sendiri menggunakan sebesar x 11 , sektor 2 menggunakan sebesar x 12 , sektor 3 menggunakan sebanyak x 13 dan seterusnya hingga sektor n menggunakan sebesar x 1n . Bagi sektor produksi, output yang diproduksi oleh sektor 1 tersebut merupakan bahan baku atau Input Antara intermediate input yang digunakan dalam proses produksi lebih lanjut. Pemakai kedua adalah para pemakai akhir dan bagi mereka output sektor 1 digunakan sebagai Permintaan Akhir final demand. Permintaan Akhir terdiri dari empat komponen yaitu: 1 konsumsi rumah tangga C, 2 pembentukan modal tetap bruto atau investasi I, 3 pengeluaran konsumsi pemerintah G, dan 4 ekspor X. Komponen F 1 menunjukkan nilai Permintaan Akhir atas output sektor 1 dan F n menunjukkan nilai Permintaan Akhir atas output sektor n. Output suatu sektor seluruhnya habis digunakan untuk Input Antara dan Permintaan Akhir. Dengan demikian, total output sektor 1 X 1 adalah sejumlah output sektor 1 yang digunakan sebagai Input Antara oleh sektor 1 sampai dengan n ditambah dengan Permintaan Akhir. Persamaan permintaan dan penyediaan sektor i dapat ditulis dalam bentuk notasi: ∑ = + = + n j Mi Xi Fi xij 1 .......................................................................... 1 dimana : xij = Nilai output sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j Fi = Permintaan Akhir terhadap output sektor i Xi = Total output sektor i Mi = Total ouput sektor i yang diimpor Bertolak dari konsep keseimbangan umum di dalam Model IO, Total Output suatu sektor harus sama dengan Total Input sektor tersebut. Itulah sebabnya Total Output sektor 1 bernilai sama dengan Total Input sektor 1 yaitu X 1 . Namun input yang diperlukan dalam proses produksi sektor 1 bukan hanya Input Antara, tetapi diperlukan juga input lain yang disebut Input Primer. Input Primer disebut juga sebagai Nilai Tambah Bruto NTB atau gross value added yaitu balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi. Jika dirinci, NTB terdiri lima komponen yaitu: 1 upah dan gaji, 2 surplus usaha keuntungan, 3 depresiasi barang modal, 4 pajak tak langsung, dan 5 subsidi. Komponen V 1 diartikan sebagai nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor 1, kemudian nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor n adalah V n . Dengan demikian maka total input suatu sektor adalah jumlah seluruh Input Antara dan Input Primer, yang dirumuskan dalam bentuk: ∑ = + = + n j Mi Xi Vi xij 1 .......................................................................... 2 yang mana : x ij = Nilai output sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j V j = Input primer nilai tambah sektor j X j = Total input sektor yang digunakan oleh sektor j Koefisien Input dan Pengganda Output Koefisien input sangat penting dalam analisis IO antara lain untuk melihat komponen input Input Antara dan Input Primer yang paling dominan, peranan penggunaan bahan baku dan energi, tingkat pemakaian jasa bank, komunikasi, transportasi dan sebagainya. Proporsi Input Antara yang berasal dari sektor i terhadap total input sektor j disebut sebagai koefisien input antara yang diperoleh dengan rumus : a ij = j ij X x ………………………………………………………………... 3 x ij = a ij X j ……………………………………………………………………..……………………….... 4 dimana : a ij = Koefisien input antara koefisien teknis sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j x ij = Nilai output sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j X j = Total input sektor yang digunakan oleh sektor j Secara lengkap koefisien input antara atau koefisien teknis dapat ditata kedalam suatu matriks A dengan struktur : A n x n = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ nn n n n n a a a a a a a a a ... ... ... ... ... ... ... 2 1 2 22 21 1 12 11 ………………………..……………..…. 5 Koefisien Input Primer menunjukkan peranan dan komposisi dari upah dan gaji, surplus usaha keuntungan, penyusutan, pajak tak langsung dan subsidi. Koefisien Input Primer dirumuskan sebagai : v j= j j X V ……………………………………………………………………………………………... 6 dimana : V j = Input primer nilai tambah sektor j X j = Total input sektor yang digunakan oleh sektor j v j = koefisien input primer Berdasarkan persamaan di atas, jumlah koefisien Input Antara dan koefisien Input Primer sektor j adalah satu, yaitu ∑ = = + n i j ij v a 1 1. Bila ∑ = n i ij a 1 makin besar maka v j menjadi kecil, demikian pula sebaliknya. Koefisien Input Antara menggambarkan tingkat penggunaan teknologi dalam proses produksi sehingga koefisien ini disebut juga sebagai koefisien teknis technical coefficient. Koefisien teknis ini disebut juga sebagai kebutuhan langsung direct requirement, karena menunjukkan kebutuhan langsung suatu sektor akan output sektor lainnya. Matriks koefisien teknis merupakan dasar untuk perhitungan dampak pengganda multiplier effect yang menjadi salah satu inti dari analisis Model IO. sedangkan besarnya output dapat dihitung sebagai pengaruh induksi permintaan akhir adalah: X = I - A -1 F ...................................................................................... 7 Dimana : X = vektor total output berukuran n x 1 I = matriks identitas berukuran n x n F = vektor permintaan akhir berukuran n x 1 A = matriks koefisien input berukuran n x n Matriks identitas berguna untuk memudahkan manipulasi matematis. Suatu matriks jika dikalikan dengan matriks identitas akan menghasilkan matriks itu sendiri. Persamaan 7 inilah yang menjadi inti dari Model IO, sedangkan I - A -1 disebut matriks Kebalikan Leontief yang berfungsi sebagai pengganda output output multiplier. Kenaikan permintaan akhir suatu sektor tidak hanya berpengaruh langsung terhadap kenaikan total output sektor itu sendiri tetapi juga sektor lainnya. Besar kecilnya dampak kenaikan total output akibat kenaikan permintaan akhir tergantung dari elemen-elemen matriks I-A -1 .

3.4.3. Indeks Output Sektor IOS