Pola Hubungan Wilayah Intra Regional

Pola Perpindahan Penduduk Berdasarkan Daerah Tujuan 10.84 9.00 28.76 41.83 9.57 - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 Dlm Kec Dlm Kab Dlm Prop Dlm Negeri Luar Negeri Daerah Tujuan P e nd ud uk Y a ng P in d a h Gambar 9 Rerata Persentase Penduduk Tiap DesaKelurahan Yang Pindah Ke Daerah Lain Berdasarkan Daerah Tujuan Di Kapet Bima

a. Pola Hubungan Wilayah Intra Regional

Hubungan wilayah intra regional meliputi hubungan wilayah antar desa, antar kecamatan dan atau antar kabupatenkota di Kapet Bima. Hubungan antar wilayah khususnya sangat dipicu oleh pergerakan penduduk untuk memobilisasi sumber daya wilayahnya dan atau memenuhi kebutuhan hidup dan usahanya, sehingga faktor-faktor tersebut menjadi daya dorong atau daya tarik suatu wilayah. Tabel 56 AlasanMotiviasi Perpindahan Penduduk Antar DesaKelurahan Dalam 1 Satu Kecamatan Di Kapet Bima AlasanMotivasi Pindah a. Mencari nafkahkerja 18.93 b. Ikut suamiistrikeluarga 26.17 c. Fasilitas usahakehidupan yang memadai 8.80 d. Rasa nyamankeamanan 6.46 e. Sekolah 39.64 f. Lain-Lain - Jumlah 100.00 Sumber : Hasil Analisis Data Primer Tabel 56 menjelaskan bahwa alasanmotivasi perpindahan penduduk antar desakelurahan dalam satu kecamatan di Kapet Bima masih di dominasi oleh tujuan melanjutkan pendidikan 39.64 , hal ini disebabkan karena di tingkat desakelurahan lembaga pendidikan pada umumnya hanya tersedia sampai tingkat SD sementara tingkat SLTP pada umumnya hanya tersedia di ibukota kecamatan. Motivasi kedua adalah karena ikut suamiistrikeluarga, fenomena ini dapat menggambarkan masih kuatnya tingkat keeratan hubungan sosialkekeluargaan penduduk di Kapet Bima, yaitu adanya ikatan pernikahan yang kecenderungannya dengan famili atau dengan keluarga yang telah dikenali, serta adanya fenomena migrasi berantai karena kekerabatan dalan suatu keluarga besar, yakni perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang diikuti penduduk kerabatnya. Perpindahan demikian biasanya terjadi apabila rombongan atau orang yang pertama berhasil maka akan menarik saudara atau kerabatnya yang lain. Adapun alasanmotivasi perpindahan penduduk antar kecamatan dalam satu kabupaten di Kapet Bima dapat dilihat pada tabel 57 dan uraian berikut ini. Tabel 57 AlasanMotiviasi Perpindahan Penduduk Antar Kecamatan Dalam 1 Satu Kabupaten Di Kapet Bima AlasanMotivasi Pindah a. Mencari nafkahkerja 20.12 b. Ikut suamiistrikeluarga 30.34 c. Fasilitas usahakehidupan yang memadai 9.22 d. Rasa nyamankeamanan 3.13 e. Sekolah 34.91 f. Lain-Lain 2.29 Jumlah 100.00 Sumber : Hasil Analisis Data Primer Tabel 57 menjelaskan masih terdapatnya kesenjangan fasilitas pendidikan antar kecamatan, khususnya antara kecamatan di ibu kota kabupaten dengan luar ibu kota kabupaten yakni pada tingkat pendidikan SMUSMK sehingga hal tersebut masih menjadi alasanmotivasi penduduk untuk berpindah 34.91 . Fenomena perpindahan akan adanya hubungan kekerabatan juga sangat tinggi 30.34 sedangkan persepsi penduduk adanya peluang kerja dalam wilayah telah menjadi motivasi ekonomi penduduk untuk melakukan migrasi 20.12 . Hubungan antar wilayah di Kapet Bima didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana transportasi baik berupa transportasi antar desa maupun antar kecamatandaerah dalam wilayah Kapet Bima, namun terdapat beberapa daerah yang intensitasnya relatif rendah seperti di Kecamatan Donggo dan Tambora Kabupaten Bima. Tabel 58 Jumlah Kendaraan dan Trayek Angkutan Umum Roda 4 dan 6 Intra Regional Kapet Bima Kabupaten Jumlah Trayek Jmlh Kendaraan Buah Perkiraan Pergerakan Perhari Jml Penumpang Org Jml Barang Kg Kab dan Kota Bima 67 401 9,410 88,309 Dompu 11 64 1,502 14,094 Jumlah Kapet Bima 78 465 10,912 102,403 Sumber : Hasil Analisis Dari Data Primer dan Data Sekunder Tabel 58 menjelaskan bahwa terdapat 465 jumlah kendaraan roda 4 dan 6 yang melewati sekitar 78 trayek antar kota dalam wilayah Kapet Bima sehingga diperkirakan terdapat pergerakan penumpang sebanyak lebih dari 10.912 orang dengan jumlah barang sebanyak lebih dari 102 ton perhari. jumlah ini belum termasuk mobil pribadi dan kegiatan khusus pengangkutan barang yang ada dalam wilayah Kapet Bima. Dari gambar 10 terlihat bahwa wilayah Kapet Bima yang dibatasi oleh keadaan geografis yang berbukit serta wilayah yang berbentuk poligon tidak teratur, sehingga membentuk jalur transportasi yang bersifat linear dan melingkar, tidak bersifat kompak atau menyebar, sehingga sangat sulit membentuk jaringan transportasi intra regional yang optimal kurang efisien. namun tiap wilayah membentuk hubungan dengan wilayah lain cenderung bersifat fungsional sehingga arus-arus pergerakan membentuk simpul-simpul dominan dan membentuk beberapa daerah inti atau yang berfungsi sebagai pusat-pusat pelayanan node dengan berbagai tingkatan hirarki, yakni sebagai berikut : 1 Hiraki pertama adalah Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima, dimana semua wilayah lain dalam Kapet Bima cenderung akan bergerak Ke daerah ini, khusunya untuk mendapatkan barangjasapelayanan yang berhirarki tinggi tidak tersedia di daerah lain. 2 Hirarki kedua adalah Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu dan Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Kecamatan Dompu berfungsi menyangga hampir semua daerah di Kabupate Dompu, khususnya di wilayah Dompu bagian selatan. Sedangkan Kecamatan Sape menyangga sebagian wilayah Kecamatan Wawo, Kecamatan Wera dan Langgudu serta mendukung hubungan dengan Propinsi NTT dan Kawasan Timur Indonesia lainnya. 3 Hirarki ketiga adalah Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu, Kecamatan Bolo dan Woha Kabupaten Bima. Kecamatan Manggelewa mendukung perkembangan Kecamatan-Kecamatan di sekitar semenanjung Gunung Tambora, Kecamatan Bolo mendukung perkembangan Kecamatan Donggo dan Madapangga, sedangkan Kecamatan Woha mendukung perkembangan wilayah selatan Kabupaten Bima. Gambar 10 Arus Penumpang dan Barang Dominan Intra Regional di Kapet Bima

b. Pola Hubungan Wilayah Inter Regional