elemen kegiatan A1 dibandingan dengan A2 dinyatakan sebagai perbandingan bobot elemen kegiatan A1 terhadap A2, dimana nilai perbandingan elemen
kegiatan A1 terhadap A2 adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan elemen kegiatan A2 terhadap A1. sehingga matriks perbandingannya sebagai mana yang
tertuang pada tabel 4. Tabel 4 Matriks Perbandingan Berpasangan
A1 A2 A3 An A1
A2 A3
. An
W1W1 W1W2 W1W3 ……… W1Wn W2W1 W2W2 W2W3 ……… W2Wn
W3W1 W3W2 W3W3 ……… W3Wn
WnW1 WnW2 WnW3 …….. WnWn
4. Penentuan Prioritas Setelah setiap kriteria dan alternative dilakukan perbandingan
berpasangan pair wise comparisons. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternative.
Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan Judgment yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan
prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.
5. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara
konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. Untuk membantu dalam analisis hirarki proses sampai pada penentuan konsistensi pendapat consistency ratio
maka digunakan software : Expert Choice 2000.
3.4.9. Analisis SWOT
Atas dasar hasil analisis sebelumnya serta dengan memperhatikan keadaan lingkungan baik internal maupun eksternal, maka selanjutnya dilakukan
analisis strategi pengembangan wilayah Kapet Bima. Analisis strategi pengembangan wilayah Kapet Bima dilakukan dengan metode analisis SWOT
Strengths Opportunities Weaknesses dan Threats.
Analisis SWOT digunakan untuk menelaah strategi pengembangan wilayah Kapet Bima ke depan, yakni dengan menggunakan analisis kualitatif
untuk menganalisis berbagai faktor secara sistematis dan memformulasikan strategi pengembangan wilayah. Dengan mengunakan matriks SWOT akan dapat
memberikan kesimpulan tentang strategi pengembangan wilayah Kapet Bima. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
Strengths dan peluang Opportunities suatu program pengelolaan dan secara bersamaan dapat pula meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman
Threats. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui minimal 3 tiga tahapan
berikut Marimin 2004 : 1. Tahap 1, pengumpulan data, identifikasi dan evaluasi faktor internal dan
eksternal. 2. Tahap 2, Analisis dan pembuatan matriks SWOT.
3. Tahap 3, pengambilan keputusan dari berbagai alternatif Kebijakan Tahapan pengumpulan data , identifikasi dan evaluasi, digunakan untuk
mengetahui keadaan lingkungan internal dan eksternal dalam pengembangan wilayah yang didapat baik dari data primer maupun dari data sekunder. Data-data
tersebut dievaluasi dan dikelompokkan dalam faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Tahapan selanjutnya adalah tahapan menganalisis dalam suatu Matrik SWOT, yang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi dalam pengembangan wilayah dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat
kemungkinan alternatif strategi. Adapun Matrik SWOT serta alternatif strategi dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Matriks SWOT
Faktor intern Faktor ekstern
STRENGTH-S : Daftar faktor-faktor kekuatan
WEANESS-W : Daftar faktor-faktor kelemahan
OPPORTUNITIES-O : Daftar faktor-faktor peluang
STRATEGI S-O : Gunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang STRATEGI W-O :
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
THREATS-T : Daftar faktor-faktor ancaman
STRATEGI S-T : Gunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman STRATEGI W-T :
Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi pengembangan wilayah Kapet Bima. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman yang dihadapi dalam pelaksanaan dari program. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO
Strengths-Opportunities, strategi WO Weaknesses-Opportunities, strategi ST Strengths-Threatsdan strategi WT Weaknesses-Threats. Pemilihan strategi
dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi kegiatan dalam mencapai tujuan pengembangan wilayah yang ditetapkan.
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Wilayah Administrasi dan Kependudukan 4.1.1. Batas Administrasi Wilayah Penelitian
Secara Administrasi, Kapet Bima terdiri dari 2 dua kabupaten dan 1 satu kota, yakni Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan Kota Bima.
Kabupaten Bima terdiri dari 14 kecamatan dan 150 desa. Kota Bima terdiri dari 3 tiga kecamatan dan 25 kelurahan. Sedangkan Kabupaten Dompu terdiri dari
8 delapan kecamatan, 9 sembilan kelurahan dan 57 desa. Adapun gambaran tentang Sebaran Kecamatan, Kelurahan dan Desa Per KabupatenKota di Kapet
Bima dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Sebaran Kecamatan, Kelurahan dan Desa
Per KabupatenKota di Kapet Bima. KabupatenKota Kecamatan
Kelurahan Desa
Kabupaten Bima 14
- 150
Kota Bima 3
25 -
Kabupaten Dompu 8
9 57
Kapet Bima 25
36 207
Sumber : BPS Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima, 2004 Adapun batas-batas wilayah Kapet Bima adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara :
Laut Flores Sebelah Selatan
: Samudra Hindia
Sebelah Timur :
Selat Sape Sebelah Barat
: Kabupaten Sumbawa
Wilayah Kapet Bima berupa daratan dan perairanlautan. Luas wilayah daratan Kapet Bima 6.921,45 Km
2
terdiri dari Kabupaten Bima 4.374,65 Km
2
, Kabupaten Dompu 2.324,55 Km
2
dan Kota Bima 222,25 Km
2
, sedangkan luas lautnya adalah 12,180.96 Km
2
yang terdiri dari Kabupaten Bima 9,785.00 Km
2
, Kota Bima 142.96 Km
2
dan Kabupaten Dompu 2,253.00 Km
2
. Adapun gambaran luas wilayah Kapet Bima dapat dilihat pada tabel 7.