yang besar untuk terlaksananya keterkaitan antar sektor dan keterkaitan antar institusi.
Keterpaduan antar sektor merupakan keterkaitan aktivitas dan hubungan fungsional antar sektor, sehingga setiap kegiatan secara sektoral akan dapat
menggerakan secara total kegiatan sektor lainnya baik disisi hulu maupun disisi hilir.
Keterpaduan antar wilayah merupakan suatu bentuk pola interaksi wilayah yang saling menunjang dan dalam saling memenuhi kebutuhan pada
setiap wilayah, dimana perkembangan suatu wilayah akan dapat mendorong perkembangan wilayah lainnya. Keterpaduan antar wilayah bersifat saling
menguntungkan spread effect apabila keterpaduan antar institusi dan keterpaduan antar sektor dapat berjalan dengan baik.
b. Dukungan Sumber Daya Dalam Pengembangan Wilayah
Berbagai pendekatan strategi pengembangan wilayah membutuhkan dukungan sumber daya wilayah yang memadai. Sumber daya dibutuhkan sebagai
input baik langsung atau tidak langsung dalam pembangunan atau yang dapat menghasilkan utilitas kemanfaatan proses produksi atau penyediaan barang dan
jasa. Menurut Rustiadi 2005 sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya
jika : 1 manusia telah memiliki atau menguasai teknologi untuk memanfaatkannya, dan 2 adanya permintaan untuk memanfaatkannya. Sumber
daya selalu memiliki sifat langka scarcity dan memiliki guna utility melalui suatu aktivitas produksi atau melalui penyediaan berupa barang dan jasa.
Prinsip-prinsip kelangkaan sumber daya membutuhkan adanya suatu strategi yang menjamin ketersediaan dan sistem alokasi yang tepat. Karena sifat
dasar manusia memiliki keinginan yang tinggi, setidaknya terdapat rencana dan capaian pengembangan wilayah yang progresif dibanding periode waktu
sebelumnya, sedangkan di sisi lain ketersediaan sumber daya sangat terbatas dan cenderung tidak merata. Hal ini membutuhkan pilihan prioritas dan model
pengelolaan sumber daya yang tepat sehingga tercapai optimalisasi manfaat pembangunan dalam konteks spasial.
Secara garis besar terdapat enam komponen sumber daya wilayah yakni sumber daya manusia SDM, sumber daya alam SDA, sumber daya buatan
SDB, sumber daya sosial SDS, sumber daya finansial SDF dan sumber daya institusi SDI. Adapun gambaran bobot dan peringkat masing-masing komponen
sumber daya dalam pengembangan wilayah Kapet Bima dapat dilihat pada tabel 76.
Berdasarkan persepsi stakeholders, dukungan sumber daya yang paling penting adalah ketersediaan institusikelembagaan yang dapat mendorong
pengembangan wilayah secara lebih efektif bobot sumber daya institusi yakni 0.3440, kemudiaan berturut-turut adalah sumber daya manusia bobot 0.2192,
sumber daya finansial bobot 0.1436, sumber daya alam bobot 0.1288, sumber daya sosial bobot 0.0835 dan terakhir sumber daya buatan 0.0809.
Tabel 76 Persepsi Stakeholders Tentang Dukungan Sumber Daya Dalam Pengembangan Wilayah Di Kapet Bima
Sumber Daya
Keterpaduan Sektor
Keterpaduan Wilayah
Keterpaduan Institusi
Jumlah Prioritas SDM 0.0450 0.0380 0.1361
0.2192 2
SDA 0.0766 0.0307 0.0216 0.1288
4 SDB 0.0206 0.0204 0.0399
0.0809 6
SDS 0.0065 0.0080 0.0691
0.0835 5
SDF 0.0291 0.0323 0.0822
0.1436 3
SDI 0.0332 0.0586 0.2521
0.3440 1
Jumlah 0.2110 0.1880 0.6011 1.0000
Prioritas 2 3
1 Sumber : Hasil Analisis dari Data Primer
Peran kelembagaan sangat penting dalam pengembangan wilayah, karena penguasaan dan pengelolaan sumber daya sangat ditentukan oleh jumlah dan
bentuk serta sistem kelembagaan yang terlibat dalam suatu wilayah. Kelembagaan institution adalah sebagai kumpulan aturan main rules of game dan organisasi
berperan penting dalam mengatur penggunaan dan alokasi sumber daya secara efisien, merata dan berkelanjutan.
c. Komponen Sumber Daya KelembangaanInstitusi Dalam Pengembangan Wilayah