tumbuhan yang termasuk suku labitae tersebut ada juga di daerah lain, seperti di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB, NTT dan daerah lainnya, namun madu
kristal itu tidak ada di daerah-daerah lain selain di Lereng Gunung Tambora Hamzah, 2004.
Selain madu, masih banyak sumber daya hayati yang terdapat di Kapet Bima diantaranya adalah sebagai berikut Hamzah, 2004 :
- Susu kuda liar, dapat menyembuhkan kanker, tumor dan liver. - Jamblang duwe, dapat membantu memperbaiki gangguan pencernaan dan
menurunlan kadar glukosa darah - Delima talima, dapat membantu menghentikan pendarahan dan anti virus.
- Mahkota dewa, dapat membantu menghilangkan gatal dan anti kanker. - Patah Tulang bake tula, dapat membantu menyembuhkan rematik dan nyeri
saraf. - Sesuru, dapat berfungsi sebagai anti radang dan sesak napas.
- Tapak liman, dapat berfungsi sebagai antibiotik dan penawar racun - Tasbeh, dapat membantu menyembuhkan demam dan hipertensi.
4.5.5. Sumber Daya Manusia, Sosial dan Budaya a. Komposisi Penduduk, Pendidikan dan Lapangan Usaha
Pesatnya pertumbuhan dan kepadatan penduduk jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta lapangan pekerjaan yang
cukup, malah menjadi suatu permasalahan besar dalam pengembangan suatu wilayah, baik aspek sosial ekonomi dan politik. Berbagai permasalahan yang
dapat ditimbulkannya antara lain rendahnya tingkat produktifitas dan pendapatan baik secara total maupun perkapita, tingkat pengangguran dan kemiskinan yang
tinggi, kriminalitas dan beban sosial lainnya dapat menjadi semakin besar. Jumlah penduduk di wilayah Kapet Bima pada tahun 2001 adalah
694.362 jiwa dengan rincian di Kabupaten Bima 396.626
jiwa, di Kabupaten Dompu 184.846
jiwa dan Kota Bima 112.890 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk tahun 1990-2000 rata-rata 1,78 pertahun dimana KabupatenKota Bima tumbuh
1,24 per tahun, Kabupaten Dompu banyak menerima transmigran tumbuhnya 2,31
pertahun.
Penyebaran penduduk tidak merata dan konsentrasinya relatif tinggi pada kecamatan-kecamatan yang berada dilintasan jalan negara yaitu Kecamatan Woja,
Dompu, Bolo, Woha, Belo, RasanaE Barat, RasanaE Timur, Wawo Utara dan Sape. Kepadatan penduduk Kapet Bima rata-rata 100,32 jiwaKm
2
dengan kepadatan di Kabupaten Bima 90,66 jiwaKm
2
, Kabupaten Dompu 79,51 jiwa Km
2
dan Kota Bima 507,94 jiwa Km
2
. Kepadatan penduduk terendah di Kabupaten Bima yaitu 7 jiwaKm
2
berada di Kecamatan Tambora yang merupakan Kecamatan terluas kedua setelah Kecamatan Sanggar yaitu 505,00 Km
2
. Kondisi yang relatif sama di Kabupaten Dompu terdapat di Kecamatan Pekat yaitu kepadatan 27 jiwaKm
2
dengan luas 875,17 Km
2
kecamatan terluas. Penduduk terpadat di Kabupaten Bima yaitu sebesar 510 jiwaKm
2
terdapat di Kecamatan Woha dengan luas 75,25 Km
2
dan untuk Kabupaten Dompu terdapat di Kecamatan Dompu dengan kepadatan 166
jiwaKm
2
dengan luas wilayahnya 223,27 Km
2 .
Sementara itu kepadatan penduduk di Kota Bima, memiliki kepadatan penduduk diatas rata-rata kepadatan
penduduk Kapet Bima yakni terbanyak di Kecamatan Rasanae Barat sebesar 603 jiwaKm
2
luas 103,38 Km
2
dan terjarang 425 jiwaKm
2
luas 118,87 Km
2
di Kecamatan Rasanae Timur . Struktur umur penduduk Kapet Bima di Kabupaten Bima, Dompu dan
Kota Bima relatif sama. Diawal pembentukan Kapet Bima, penduduk usia 0 – 14 Tahun rata-rata terbanyak 54,70 , usia produktif 15 – 64 Tahun sebesar 41,55
dan usia di atas 65 Tahun sebesar 3,75, namun berdasarkan Data Susenas NTB, struktur umur penduduk Kapet Bima mengalami perubahan. Pada tahun 2004
diketahui bahwa persentase penduduk menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia produktif penduduk berumur 15-64 tahun yakni 59.21 , namun
angka ini berada dibawah rata-rata NTB yakni 62.58 . Keadaan ini menggambarkan keberhasilan program kependudukan keluarga berencana yang
didukung oleh tingkat kesadaran dan pendidikan serta kesejahteraan masyarakatnya yang semakin baik.
Tabel 27 Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kapet Bima Kelompok
Umur Dompu
Bima Kota Bima Kapet Bima
NTB 0-14 37.56
37.06 30.97
36.20 33.20
15-64 58.98 57.89
64.13 59.21
62.58 65+ 3.46
5.05 4.89
4.59 4.22
Jumlah 100.00 100.00
100.00 100.00
100.00 Sumber : Susenas NTB, 2004
Tabel 27 menggambarkan komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur. Kelompok umur 0-14 tahun di Kapet Bima yakni sebesar 36.20 . Pada
kelompok umur ini Kota Bima memiliki persentase paling rendah yakni 30.97 dan memiliki persentase paling tinggi pada kelompok umur 15-64 tahun yakni
54.13 . Untuk kelompok umur 65+ tahun, Kabupaten Dompu memiliki persentase paling rendah, yakni 3.46 dan angka ini berada dibawah rata-rata
Kapet Bima sebesar 4.59 . Tabel 28 Persentase Penduduk Berumur 5-24 Tahun Menurut
Partisipasi Sekolah Di Kapet Bima Partisipasi
Sekolah Kabupate
n Dompu Kabupate
n Bima Kota
Bima Kapet
Bima NTB
TdkBelum Pernah Sekolah
8.38 10.42
5.65 9.11
10.57 Masih Sekolah
65.15 62.05
67.03 63.68
57.41 Tidak Sekolah Lagi
26.47 27.54
27.42 27.23
32.02 Total
100.00 100.00
100.00 100.00 100.00
Sumber : Susenas NTB, 2004 Tabel 28 menggambarkan tingkat partisipasi sekolah di Kapet Bima.
Penduduk berumur 5-24 tahun yang tidakbelum pernah sekolah adalah sebanyak 9.11 , sementara di Kota Bima jauh lebih rendah lagi yakni 5.65 . Yang masih
sekolah 63.68 , sementara di Kota Bima lebih tinggi lagi yakni 67.03 demikian juga Kabupaten Dompu yakni 65.15 . Sedangkan penduduk yang
tidak sekolah lagi adalah sebanyak 27.23 . Tingkat partisipasi sekolah di Kapet Bima lebih baik jika dibandingkan angka partisipasi sekolah Propinsi NTB.
Penduduk Propinsi NTB berumur 5-24 tahun, yang tidakbelum pernah sekolah adalah sebanyak 10.57 , yang masih sekolah 57.41 , Sedangkan penduduk
yang tidak sekolah lagi adalah sebanyak 32.02 . Tabel 29 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan
Tertinggi Yang Di Tamatkan Di Kapet Bima Tk. Pendidikan
Dompu Bima
Kota Bima
Kapet Bima
NTB
TdkBlm Pernah Sklh 12.68
13.98 11.55
12.74 19.82
TdkBlm Tamat SD 27.82
29.71 17.79
25.11 25.36
SD 22.43
26.29 20.69
23.14 26.36
SMP 16.35
13.06 18.27
15.89 13.55
SMU 16.74
15.07 26.03
19.28 12.23
Diploma 1.69
0.98 2.65
1.77 1.11
PT 2.29
0.91 3.02
2.07 1.57
Jumlah 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
Sumber : Susenas NTB, 2004 Tabel 29 menggambar struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
penduduk berumur 10 tahun ke atas. Tingkat pendidikan adalah salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur kualitas manusia di suatu wilayah.
Secara umum penduduk yang mencapai tingkat pendidikan SMP keatas baru mencapai 39.02 . Angka ini di atas rata-rata NTB yang baru mencapai 28.46 .
Angka ini juga berkorelasi dengan terus tumbuhnya sekolah dan perguruan tinggi di Kapet Bima khususnya di Kota Bima. Output dari sekolah dan perguruan tinggi
ini akan menghasilkan penduduk yang memiliki tingkat intelektual dan skill yang relatif lebih tinggi pula, jika didukung oleh fasilitas, kurikulum dan kultur
akademik yang baik. Karakteristik Kapet Bima sebagai daerah agraris sangat mempengaruhi
aktivitas usaha kehidupan masyarakatnya, hal ini diketahui dari tabel 30 yang menginformasikan bahwa sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian
utama bagi masyarakat di Kapet Bima yakni sebanyak 53.51 . Sedangkan aktivitas masyarakat di sektor industri masih sangat minim yakni baru 4.95 ,
keadaan ini masih lebih rendah jika dibandingkan daerah lain di NTB yakni dengan rata-rata 10.40 , namun jika dibandingkan dengan data di awal
pembentukan Kapet Bima, pada tahun 1998 jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 71.47 , sedangkan sektor industri sebanyak 5.22
dan perdagangan adalah sebanyak 10.23 . Sedangkan jasa adalah sebesar 7.31 . Fenomena ini menjelaskan adanya transformasi ekonomi di Kapet Bima
yang ditunjukkan dengan perubahan struktur tenaga kerja dari sektor pertanian primer ke sektor sekunder dan tersier.
Tabel 30 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kapet Bima
Lapangan Usaha Dompu
Bima Kota Bima
Kapet Bima NTB
Pertanian 63.83
71.83 24.86
53.51 50.92
Industri 2.21
3.03 9.60
4.95 10.40
Perdagangan 12.84
1.14 23.91
15.96 15.62
Jasa 11.66
6.06 26.61
14.78 10.87
Lainnya 9.46
7.94 15.02
10.81 12.19
Jumlah 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
Sumber : Susenas NTB, 2004 Di sektor perdagangan dan jasa, persentase penduduk Kapet Bima yang
bekerja adalah 30.74 , dan khusus Kota Bima malah mencapai 50.52 , jauh lebih tinggi dari wilayah lain di NTB yakni dengan rata-rata 26.49 . Dari
struktur penduduk di atas diketahui bahwa Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima memiliki kecenderung penduduknya bekerja di sektor pertanian yang
didukung oleh aktivitas penduduk di Kota Bima dominan bekerja di sektor industri, perdagangan dan jasa.
Kegiatan industri, perdagangan dan jasa jika memiliki keterkaitan sektoral dengan aktivitas pertanian maka akan dapat memberikan nilai tambah value
added terhadap produk-produk pertanian, sehingga pada akhirnya nilai tambah tersebut secara signifikan akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat dalam Kapet Bima.
b. Kearifan Nilai Budaya Dalam Pembangunan Wilayah