mana pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Sedangkan, tes akhir post test adalah tes yang dilaksanakan di akhir
siklus dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Soal tes merupakan bahan-bahan pelajaran
yang tergolong penting dan telah diajarkan kepada peserta didik. Naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
2. Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah:
a. Lembar observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu.
63
Lembar observasi terdiri dari tiga jenis, yaitu lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi
proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktivitas
guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
b. Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan
dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan siswa,
kegiatan guru dan kegiatan pembelajaran yang perlu dicatat. c. Pedoman wawancara
Wawancara adalah bentuk alat evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun
tidak langsung.
64
63
Zaenal Arifin, Evaluai Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h. 153.
64
Ibid., h. 157.
Wawancara pada awal penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Sedangkan, wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui
respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar fiqih
siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran fiqih dan siswa sebelum dan setelah penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara terhadap murid dan guru, observasi terhadap aktivitas
siswa, aktivitas guru, aktivitas proses pembelajaran dan catatan lapangan, serta merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada
setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama koloborator melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan
mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta keunggulan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan untuk membuat tindakan pada siklus
berikutnya.
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data
merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga
orang yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa, kegiatan
guru, kegiatan proses pembelajaran dan catatan lapangan mengenai implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Dalam menganalisis data hasil belajar siswa pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus
menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalizet Gain.
65
Dengan Kategori: G tinggi
: nilai g 0,70 G sedang
: 0,70 g 0,30 G rendah
: nilai g 0,30
K. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah dikemukakan di awal, bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas PTK yang memiliki tahapan-
tahapan dalam siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, dan refleksi reflecting.
Sedangkan, prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka
akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi
indikator keberhasilan, maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas PTK berhasil dilaksanakan.
65
https:sciencemathematicseducation.wordpress.com20140111 dengan judul Tehnik
Analisis Data yang diakses pada Senin, 3 Oktober pukul 12.05.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian
1. Sejarah MA Pembangunan
Lahirnya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta berawal dari keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representatif dari
para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah
Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar alm.
Bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang
ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah.
Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta
Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka
tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan
belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai
‘Hari Kelahiran’ Madrasah Pembangunan.
Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Peserta didik angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan
Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan.
Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan