Pengukuran Hasil Belajar Belajar dan Hasil Belajar a.

Belajar ala Jigsaw merupakan teknik yang paling banyak dipraktikkan. Teknik ini serupa dengan pertukaran kelompok- dengan-kelompok, namun ada satu perbedaan penting, yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau keterampilan yang padu. 25 Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing- masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan. 26 Dalam jurnal Pendidikan, yang diterbitkan oleh Electronic Journal of Ecological Society of America diuraikan bahwa Jigsaw is for implementing jigsaw, the students must be comfortable and effective with group work to use jigsaws in large classes. At the beginning of the semester, students form permanent groups composed of four or five students. Everyone reads the entire paper as homework, but each student in a group becomes an „expert’ on part of the paper. During the next class session, all the experts for each section of the paper meet, share their knowledge, and clarify their understanding. After 15 minutes, groups reform and discuss the paper. All members of the group learn from each other and put together different parts of the 25 Melvin L. Siberman. loc. cit. 26 Rusman, loc. cit. paper. 27 Para siswa harus nyaman dan efektif dalam penerapan metode Jigsaw di kelas. Di awal pembelajaran, siswa membentuk kelompok asli yang terdiri dari empat hingga lima siswa. Setiap kelompok mendapatkan topik dan masing-masing siswa mendapat kertas berisi materi untuk dipelajari. Kemudian, dari kelompok asli berkembanglah menjadi kelompok ‘pakar’ ahli, yakni dengan cara menunjuk salah satu siswa dari anggota kelompok aslinya. Selama sesi kelas selanjutnya, semua ahli berbagi pengetahuan, dan mengklarifikasi pemahaman mereka tentang masing-masing topik yang telah diperoleh pada kelompok asli. Setelah 15 menit, kelompok mengomunikasikan dan mendiskusikan topik. Maka, terjadilah proses pembelajaran antar siswa siswa dengan siswa. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan pembelajaran dengan belajar bersama dan berdiskusi secara kelompok. Jigsaw memiliki perbedaan dengan diskusi kelompok lainnya, yaitu dengan adanya pembagian dua kelompok; kelompok ahli dan kelompok asal. Tim atau kelompok ahli bertugas untuk membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan dipresentasikan pada anggota kelompoknya. Dalam Jigsaw siswa memiliki peran ganda dalam kelasnya, yakni pertama, siswa berperan sebagai guru, di mana dalam Jigsaw siswa dituntut untuk dapat mempresentasikan hasil dari diskusi dan pemahamannya sendiri secara individu. Kemudian yang kedua, siswa berperan sebagai siswa itu sendiri, di mana siswa harus memerhatikan siswa lain yang sedang presentasi. 2 Tujuan Metode Kooperatif Jigsaw Di atas telah disebutkan, bahwa ide utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Oleh karena itu, sebagaimana Johnson Johnson yang dikutip oleh Trianto menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah 27 Christopher Finelli., et al., Collaborative Learning: A Jigsaw, Electronic Journal of Ecological Society of America, 3, 2005, pp. 220-221. memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan- keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. 28 Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. 29 3 Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif Jigsaw Menurut Johnson Johnson dan Sutton yang dikutip oleh Trianto, terdapat lima prinsip belajar kooperatif, yaitu: a Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan merasa sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. b Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok c Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual siswa dalam hal: 1 membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan 2 siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya. 28 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 57. 29 Rusman, op.cit. h. 218.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Minat belajar sosiologi kooperatif dengan metode student team achievement division (STAD) kelas XI di MA Pembangunan UIN Jakarta

0 6 187

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian

0 27 235

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI MATA Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Pada Materi Mata Pencaharian Penduduk Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 1 Klego Tah

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI MATA Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Pada Materi Mata Pencaharian Penduduk Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 1 Klego Tah

0 3 15

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KUIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 15

BAB II PENERAPAN METODE EDUTAINMENT MELALUI HUMANIZING THE CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN FIQIH - PENERAPAN METODE EDUTAINMENT MELALUI HUMANIZING THE CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS XI MA YPI KLAMBU KECAMATAN KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PE

1 2 26

Efektivitas Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas Xi Ips Sman 10 Pekanbaru

0 0 8