Sarana dan Prasarana Shohibul Wafa Z, M.Pd

materi yang disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran terjadi, masih belum pahamnya siswa tentang metode pembelajaran Jigsaw sehingga banyak siswa yang masih kurang aktif dalam melakukan diskusi, kurangnya arahan dari guru dalam pengimplementasian metode Jigsaw, dan kurangnya waktu pembelajaran yang menyebabkan langkah-langkah dalam metode Jigsaw kurang efisien. Berdasarkan penjelasan mengenai hasil penelitian pada siklus I di atas, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II karena guru belum berhasil mengimplementasikan metode pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran fiqih secara optimal, selain itu hasil belajar siswa pun masih perlu ditingkatkan. Pada siklus kedua peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya, setelah refleksi pada siklus I. Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru koloborator mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, menyiapkan media video dan gambar sebagai media pembelajaran, menyiapkan instrumen hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan dan melakukan uji instrumen. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sedikit berbeda dengan pembelajaran pada siklus I, hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran fiqih dan agar siswa semangat serta antusias dalam belajar. Peneliti yang bertindak sebagai guru memulai proses pembelajaran dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi pada soal instrumen tes hasil belajar siklus I serta memberikan ice breaking sebelum pembelajaran dimulai, kemudian tujuan pembelajaran, memberikan soal pre test kepada siswa, menjelaskan kembali langkah-langkah metode pembelajaran Jigsaw agar siswa lebih paham di setiap tahap pelaksanaannya. Kegiatan berikutnya guru mengimplementasikan metode Jigsaw dengan membagi siswa ke dalam 4 kelompok besar yang disebut kelompok asal di mana masing-masing kelompok terdiri dari 8-9 orang siswa. Selanjutnya guru membagi materi kepada setiap kelompok, guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan poin-poin penting yang terdapat dalam buku paket dan memahami materi dengan pemahaman individu. Setelah ke empat kelompok mengerti dengan sub materi berdasarkan kelompoknya masing-masing maka guru membagi 4 kelompok besar tersebut menjadi kelompok baru yang disebut kelompok ahli sehingga nantinya akan terbentuk 8 kelompok yang beranggotakan empat orang. Setiap anggota kelompok mengajarkan satu sama lain tentang apa yang siswa telah pelajari di kelompok asal. Guru menginstruksikan kepada seluruh kelompok untuk kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap kelompok menyelaraskan pemahaman siswa yang dihasilkan dari kelompok tadi, dan menanyakan apabila ada materi yang belum dipahami baik kepada guru atau teman kelompoknya. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran guna memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa. Kegiatan seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga pertemuan di akhiri dengan post test tes akhir. Pada tahap observasi, guru peneliti mengobservasi proses pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar fiqih siswa setelah diadakan tes awal pre test dan tes akhir post test. Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti dan guru koloborator menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran metode pembelajaran Jigsaw sudah berjalan dengan baik karena semua siswa dapat mengatasi permasalahan dalam belajar, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran metode Jigsaw.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Minat belajar sosiologi kooperatif dengan metode student team achievement division (STAD) kelas XI di MA Pembangunan UIN Jakarta

0 6 187

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian

0 27 235

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI MATA Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Pada Materi Mata Pencaharian Penduduk Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 1 Klego Tah

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI MATA Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Pada Materi Mata Pencaharian Penduduk Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 1 Klego Tah

0 3 15

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KUIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 15

BAB II PENERAPAN METODE EDUTAINMENT MELALUI HUMANIZING THE CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN FIQIH - PENERAPAN METODE EDUTAINMENT MELALUI HUMANIZING THE CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS XI MA YPI KLAMBU KECAMATAN KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PE

1 2 26

Efektivitas Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas Xi Ips Sman 10 Pekanbaru

0 0 8