Tindakan Pembelajaran Siklus I
kegiatan pembelajaran, dan sebagian siswa masih kurang aktif dalam diskusi kelompok.
78
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus I dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5 AKTIVITAS GURU SIKLUS I
No Aspek yang Diobservasi
Keterangan Nilai
Ada Tidak
SB B
C K
SK 1
Mengondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
2 Apersepsi
3 Membangkitkan minat atau
rasa ingin tahu siswa motivasi
4 Menyampaikan tujuan
indikator yang ingin dicapai
5 Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar
6 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe
78
Hasil Observasi tentang Aktivitas Siswa pada Siklus I di MA Pembangunan UIN Jakarta dengan Observer Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 1 dan 8 Agustus 2016 pukul
13.20 Wib.
Jigsaw 7
Teknik menjelaskan atau menyampaikan materi
8 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw
9 Memberi bimbingan kepada
kelompok
10 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk berpikir
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
12 Mengalami kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan
14 Keterampilan memberikan
kegiatan tindakan lanjut setelah penyampaian materi
15 Kemampuan memberi
evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang
mengondisikan siswa dalam belajar, kurang membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar, kurang dalam pengimplementasi
metode pembelajaran Jigsaw, serta masih kurang terampil dalam menerangkan dan menyimpulkan materi pembelajaran. Dalam hal
ini dapat dilihat bahwa guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada metode pembelajaran Jigsaw
sehingga guru harus beradaptasi dengan keadaan siswa dan kelas.
79
2 Wawancara
a Wawancara Guru Mata Pelajaran Fiqih dengan Bapak Yayat
Hidayatul Mutaqin Dari hasil wawancara guru terlihat bahwa pembelajaran
metode Jigsaw sangat bagus diterapkan dalam mata pelajaran Fiqih, karena belajar dengan metode Jigsaw membuat siswa
berpikir untuk memecahkan masalah antar teman diskusinya, serta siswa menjadi ikut terlibat dalam pembelajaran bahkan
menjadi pusatnya atau student centered.
80
b Wawancara Siswa dengan Muhammad Paundra dan Nur Arsyi
Himmatul Ulya Dalam wawancara ditemukan, siswa merasa senang dan
termotivasi untuk belajar Fiqih dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw. Dalam Jigsaw setiap siswa mendapat
kesempatan untuk presentasi secara bergantian, hal ini berarti siswa berperan menjadi guru dan siswa bagi temannya. Dan
79
Hasil Observasi tentang Aktivitas Guru pada Siklus I di MA Pembangunan UIN Jakarta dengan Observer Guru Mata Pelajaran Fiqih pada hari Senin, 1 dan 8 Agustus 2016 pukul 13.20
Wib.
80
Hasil Wawancara Guru dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih, Bapak Yayat Hidayatul Mutaqin di MA Pembangunan UIN Jakarta pada hari Jumat, 16 September 2016 pukul 11.00 Wib.
nilai pada mata pelajaran Fiqih siswa cenderung meningkat baik.
81
3 Hasil Belajar
Pembelajaran fiqih
dengan menggunakan
Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar fiqih siswa. Data hasil belajar fiqih siswa berdasarkan hasil pre test dan post test pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 6 HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS
XI IPS II PADA SIKLUS I
No Nama
Pre test Post test
N-Gain Kriteria Ketercapaian
KKM 75 1 Ahmad Rafi Farhan Noor
50 70
0,4 Sedang
Belum Tercapai
2 Ahmad Watsiq Ahdillah 60
70 0,17
Rendah Belum
Tercapai
3 Ananda Ruby Nurcantika 70
80 0,33
Sedang Tercapai 4 Anindya Nurhasna Putri
70 80
0,33 Sedang Tercapai
5 Aulia Ratna Pramesti N. 70
80 0,33
Sedang Tercapai 6 Cahya Zenitha
60 70
0,17 Rendah
Belum Tercapai
7 Dandi Akmal Rizki 60
80 0,5
Sedang Tercapai 8 Dylan Arrifqi Qadrian
30 60
0,43 Sedang
Belum Tercapai
81
Hasil Wawancara Siswa dengan Siswai Kelas XI IPS II, Muhammad Paundra dan Nur Arsyi Himmatul Ulya di MA Pembangunan UIN Jakarta pada hari Senin, 5 September 2016 pukul
10.35 Wib.
9 Eriska Razilhija 60
70 0,17
Rendah Belum
Tercapai
10 Ferdinan Sultan 60
70 0,17
Rendah Belum
Tercapai
11 Fiona Daffa Darmawan 60
80 0,5
Sedang Tercapai 12 Imadinna Marsha D.
40 60
0,33 Sedang
Belum Tercapai
13 Luthfialdi Nouval 70
80 0,33
Sedang Tercapai 14 Maulana Rafly Al Fadzry
50 60
0,2 Rendah
Belum Tercapai
15 Miftah Farid Hasan 60
70 0,17
Rendah Belum
Tercapai
16 Mohammad Satria B. 70
80 0,33
Sedang Tercapai 17 Muhammad Alifian R.
70 80
0,33 Sedang Tercapai
18 Muhammad Arraf B. 50
60 0,2
Rendah Belum
Tercapai
19 Muhammad Herdin H. 70
80 0,33
Sedang Tercapai 20 Muhammad Paundra B.
50 70
0,4 Sedang
Belum Tercapai
21 Muhammad Raihansyah 50
70 0,4
Sedang Belum
Tercapai
22 Muhammad Valdy Putra 40
70 0,5
Sedang Belum
Tercapai
23 Nishita Amalia 70
80 0,33
Sedang Tercapai 24 Nur Arsyi Himmatul U.
70 80
0,33 Sedang Tercapai
25 Pranggara Dimassiwi 60
70 0,17
Rendah Belum
Tercapai
26 Qurrata Akyun 70
80 0,33
Sedang Tercapai 27 Rafli Al Fayyad
60 70
0,17 Rendah
Belum Tercapai
28 Rayhan Naufaldi Hidayat 70
80 0,33
Sedang Tercapai 29 Rizky Satria Perdana
60 70
0,17 Rendah
Belum Tercapai
30 Rukmini Puspita Sari 70
100 1
Tinggi Tercapai
31 Safira Talitha Anzani 60
70 0,17
Rendah Belum
Tercapai
32 Syifa Nurul Amira 70
90 0,67
Sedang Tercapai 33 Varrel Raflyanda Ridwan
40 50
0,16 Rendah
Belum Tercapai
JUMLAH 1970
2430 10,85
RATA-RATA 59,69
73,63 0,32
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai pre test sebesar 59,69 , dan rata-rata nilai post test sebesar 73,63 dengan
nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi sebesar 100. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM sebanyak 18 siswa 59,
sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 15 siswa 41. Hal ini berarti metode pembelajaran Jigsaw belum efektif dalam
meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan belum tercapai, untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II untuk
memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada siklus I. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari
kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk kegiatan pada siklus II, dan seterusnya.
d. Tahap Refleksi
Hasil refleksi pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam melaksanakan pembelajaran dengan Metode
Pembelajaran Jigsaw. Adapun kekurangan pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut:
1 Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang
mengarah pada metode pembelajaran Jigsaw sehingga guru harus membiasakan dengan keadaan siswa dan suasana kelas.
2 Guru kurang mengondisikan siswa pada setiap langkah
pembelajaran Jigsaw. Sehingga pembelajaran Jigsaw kurang maksimal.
3 Guru kurang terampil dalam menerangkan materi dan kurang
memotivasi siswa dalam belajar. Sehingga siswa cenderung kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4 Kurangnya antusias siswa ketika pembelajaran Jigsaw.
e. Keputusan Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberian tindakan maka kemudian dapat
dikatakan penelitian pada siklus I ini belum berhasil. Sehingga untuk memperbaiki kelemahan tersebut penelitian akan dilanjutkan pada
siklus II di mana perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.