respnden, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval.
Skor tertinggi = 5 Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 4 Jarak interval = 5-14 = 1
Tabel 6. Tabel Kalsifikasi Kelayakan Skor Skala Empat
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan
4,2 sd 5,0 Sangat Baik SB
3,4 sd 4,2 Baik B
1,8 sd 2,6 Tidak Baik TB
1,0 sd 1,8 Sangat Tidak Baik STB
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif
ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala empat.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan: hasil penelitaian yang berisi tentang: 1 langkah-langkah pengembangan prototipe buku cerita bergambar
tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan, 2 deskripsi kualaitas prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung
dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan. Pembahasan dari hasil berkaitan dengan hasil penelitian dan pengembangan diurikan sebagai berikut.
4.1. HASIL PENELITIAN 4.1.1 Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar
Tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan
Prototipe buku cerita yang berjudul “Ayo Mengenal Tradisi Nglarung” disusun berdasarkan enam tahapan dari 10 langkah penelitian Sugiyono. Langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
5.1.1.1 Potensi dan Masalah
Potensi yang peneliti soroti adalah tradisi nglarung. Tradisi nglarung adalah kegiata budaya yang dilakukan setahun sekali yaitu pada bulan sura,
dengan tujuan untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas rejeki dan keselamatan yang diberikan, mencintai kebersamaan, kebersihan, gotong royong, dan
kegigihan. Masalah yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara kepada tujuh anak di
daerah Prambanan, Sleman, seorang anak di Pekalongan, dan seorang anak di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Purworejo usia 9-11 tahun, peneliti mendapatkan data anak-anak tersebut tidak memahami tentang makna dari tradisi nglarung. Padahal tradisi tersebut memiliki
beberapa nilai yang berkaitan dengan pendidikan karakter kebangsaan. Selanjutnya, peneliti mendapatkan data dari analisis kebutuhan anak di SD
Kanisius Gowongan, Yogyakarta sejumlah 17 anak. Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner. Hal
ini mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung dengan tujuan menanamkan pendidikan
karakter sejak dini dengan tujuan menananmkan pendidikan karakter dan anak-
anak memahami tradisi nglarung. 5.1.1.2
Pengumpulan Data
Peneliti mendapatkan data dari wawancara kepada tujuh anak di daerah Prambanan, Sleman, seorang anak di Pekalongan, dan seorang anak di Purworejo
dan pengumpulan kuesioner yang diberikan kepada 17 anak umur 9-11 tahun di SD Kanisius Gowongan pada tanggal 26 November 2015. Data yang peneliti
dapatkan adalah 1 24 anak tidak mengetahui bahwa para nelayan melarung sesaji di tengah laut dan memperebutkan sesaji, 2 29 anak tidak mengetahui
bahwa setelah membersihkan lingkungan, nelayan bergotong-royong memasang tenda di tepi pantai, 3 kemudian 76 anak memerlukan buku yang berisi
penjelasan tentang tradisi nglarung. Berikut hasil data kuesioner prapenelitian
untuk anak yang disajikan dalam bentuk table 7.