Prototipe disusun untuk memfasilitasi anak memahami tradisi
Sunjata, 2013:75. Tujuan pelaksanaan upacara tersebut sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang telah dilimpahkan
berupa melimpahnya hasil tangkapan ikan, di samping bentuk persembahan kepada penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul Sunjata, 2013:117. Peneliti
terdorong untuk mengetahu pemahaman anak mengenai makna dan kegiatan
tradisi nglarung, oleh karena itu peneliti melakukan pengumpulan data.
Peneliti melakukan wawancara kepada anak-anak di daerah Prambanan, Sleman, Purworejo dan Pekalongan. Peneliti memilih daerah pertanian
Prambanan dan Purworejo serta pesisir pantai Pekalongan dengan alasan untuk mengetahui data awal mengenai pemahaman anak di daerah prtanian dan pesisir
pantai tentang tradisi nglarung. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada tujuh anak usia 9-11 tahun di daerah Prambanan, Sleman, seorang
anak di Purworejo dan seorang anak di Pekalongan, peneliti mendapatkan informasi bahwa mereka tidak memahami tentang tradisi nglarung.
Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner kepada 17 anak usia 9-11 tahun di SD Kanisius Gowongan. Data yang didapat untuk mengetahu anak usia
9-11 tahun membutuhkan sebuah buku certa bergambar dalam meningkatkan pengembangan karakter. Hal ini mendorong peneliti sebagai calon guru untuk
mengembangkan buku cerita bergambar tentag tradisi nglarung dengan tujuan menanamkan pendidikan karakter sejak dini dan memahami tradisi nglarung.
Peneliti menyusun p rototipe buku cerita bergambar berjudul “Ayo
Mengenal Tradisi Nglarung ” yang terdiri dari cover, kata pengantar untuk
membantu anak agar mudah memahami isi keseluruhan buku, daftar isi, isi buku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan sembilan gambar kegiatan tradisi nglarung dengan menonjolkan nilai-nilai yang berkaitan dengan pendidikan karakter kebangsaan. Prototipe juga berisi
refleksi, daftar pustaka yang berkaitan tentang tradisi nglarung dan pendidikan karakter kebangsaan, serta bografis penulis.
Setelah menyusun prototipe, peneliti melakukan uji coba prototipe kepada anak usia 9-11 tahun untuk mengetahui kualitas prototipe yang dikembangkan.
Setelah melakukan uji coba prototipe, peneliti melihat adanya perbedaan pemahaman anak sebelum dan setelah melakukan uji coba. Sebelum melakukan
uji coba, anak tidak memahami mengenai makna dan kegiatan tradisi nglarung, setelah mengikuti uji coba anak memahami makna dan kegitan tradisi nglarung.
Hal ini dapat ditunjukan melalui refleksi hasil persepsi anak sebagai berikut.
Gambar 5. Hasil Refleksi Persepsi Anak terhadap Kualitas Prototipe Buku Cerita Bergambar