3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian
ini adalah
anak usia
9-11 tahun
untuk menggalipemahaman mereka tentang tradisi nglarung. Keseluruhan subjek uji
coba prototipe berjumlah 18 anak.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan delapan bulan terhitung mulai dari bulan Juni 2015 sampai Januari 2016.
3.3 PROSEDUR PENGEMBANGAN
Prosedur pengembangan prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan mengikuti langkah-
langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono 2012:298. Adapun prosedur pengembangan ini melalui sepuluh langkah prosedur pengembangan
menurut Sugiyono 2012:298, yaitu tahap 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji
coba produk, 7 revisi produk, 8 ujicoba pemakaian, 9 revisi produk, dan 10 prototipesi masal. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono ditunjukkan pada bagan berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 3.3.1: Langkah-langkah Metode Research and Development Sugiyono, 2012:298
Peneliti mengadopsi enam langkah-langkah pengembangan prototipe buku cerita bergmabar tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan akan dijelaskan pada bagan 3.3.2.
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Produk
Uji coba Pemakaian
Uji coba Prduk
Revisi Desain
Revisi Produk
Produksi Masal
Bagan 3.3.2: Prosedur Prototipe Pengembangan Buku Cerita Anak tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan
3.3.1 Potensi dan Masalah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh potensi dan masalah yang ditemukan oleh peneliti bahwa tradisi nglarung memiliki nilai-nilai yang berkaitan dengan
pendidikan karakter kebangsaan. Masalah yang peneliti dapatkan melalui wawancara tujuh anak di daerah Prambanan, Sleman, seorang anak di
Pekalongan, dan seorang anak di Purworejo usia 9-11 tahun. Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner analisis kebutuhan anak di SD Kanisius Gowongan,
Yogyakarta. Data analisis kebutuhan dengan membagikan lembar kuesioner bertujuan
untuk mengetahui apakah anak usia 9-11 tahun membutuhkan sebuah buku cerita
Melakukan uji coba terbatas sebanyak dua kali.
Tahap I Potensi dan Masalah
Tahap II Pengumpulan Data
Tahap III Desain Prototipe
Tahap IV Validasi Desain
Tahap V Revisi Desain
Tahap VI Uji Coba Prototipe
Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan
Potensi: Tradisi nglarung memiliki nilai-nilai yang berkaitan dengan pendidikan karakter
kebangsaan. Masalah: kurang memahami tentang tradisi
nglarung Wawancara
Pembagian lembar kuesioner prapenelitian Merancang buku cerita
Menentukan gambar tradisi nglarung Membuat sketsa
Konsultasi dan revisi Menggabungkan antara cerita dan gambar
oleh ahli desain grafis Prototipe divalidasi oleh dosen bahasa dan
sastra
Perbaikan prototipe sesuai saran validator
bergambar tentang tradisi nglarung dalam meningkatkan pengembangan karakter. Hal ini mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat buku cerita
bergambar tentang tradisi nglarung dengan tujuan menanamkan pendidikan karakter sejak dini dan anak-anak dapat memahami tradisi nglarung. Maka dari
itu, buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung ini disusun dan dikembangkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks pendidikan
karakter kebangsaan.
3.3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan lembar kuesioner yang telah dibagikan kepada 17 anak usia 9-11 tahun di SD Kanisius
Gowongan. Lembar kuesioner analisis kebutuhan berisi 13 pernyataan berkaitan dengan tradisi nglarung. Lembar kuesioner digunakan sebagai salah satu cara
untuk mengetahui bentuk perencanaan buku cerita bergambar yang akan dibuat sehingga prototipe yang dihasilkan dapat membantu pemahaman anak-anak
terhadap tradisi nglarung sebagai pembentuk karakter kebangsaan.
3.3.3 Desain Prototipe
Pada tahap ini, peneliti merancang dan menyusun prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung agar gambar-gambar yang terkandung di
dalam buku tersebut dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap tradisi nglarung. Desain prototipe diawali dengan membuat cerita sederhana dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak. Cerita yang dipaparkan tentu saja mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan pendidikan
karakter. Setelah itu, peneliti menentukan gambar-gambar dalam buku cerita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bergambar tentang tradisi nglarung. Kemudian, peneliti mencoba menggambar sketsa kegiatan dalam tradisi nglarung, seperti menghias perahu, membersihkan
pantai, mendirikan tenda, membuat sesaji, mendoakan sesaji, mendorong perahu, dan melarung sesaji. Peneliti menggabungkan antara cerita dan gambar dengan
bantuan ahli desain grafis. Peneliti kemudian menentukan sumber pustaka yang akan digunakan
dalam penyusunan buku cerita bergambar. Desain prototipe yang terdiri dari cover, daftar isi, kata pengantar, sembilan gambar tentang tradisi nglarung,
refleksi, daftar pustaka dan biografi penulis.
3.3.4 Validasi Prototipe
Prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung divalidasi oleh seorang dosen bahasa dan sastra. Validasi prototipe bertujuan untuk mendapatkan
kritik dan saran serta penilaian prototipe yang dikembangkan dari dosen. Melalui kritik dan saran maka peneliti dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dari
prototype yang dikembangkan.
3.3.5 Revisi Prototipe
Revisi desain dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari dosen bahasa dan sastra. Hasil kritik dan saran dari dosen menjadi landasan bagi peneliti
dalam memperbaiki kekurangan dari prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung menjadi lebih baik dan mudah dipahami oleh anak-anak usia 9-11
tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3.6 Uji Coba Prototipe
Uji coba prototipe dilakukan dengan mengumpulkan berbagai informasi untuk menentukan kualitas buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung. Data
tersebut diperoleh dari hasil pengisian refleksi anak-anak setelah menggunakan prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung. Uji coba ini bertujuan
untuk mengetahui kelayakan buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung ini benar-benar layak dan mempunyai kualitas yang baik untuk membantu
pemahaman anak tentang tradisi nglarung.
3.4 INSTRUMEN PENELITIAN
Peneliti menyusun tiga instrument, yaitu instrumen prapenelitian untuk anak, instrumen validasi prototipe, dan instrumen uji coba prototipe berupa
refleksi anak.
3.4.1 Instrumen prapenelitian untuk anak
Peneliti menyusun instrumen prapenelitian untuk anak agar dengan menyusun kisi-kisi terlebih dahulu. Penyusunan kisi-kisi diawali dengan
menentukan empat aspek, yaitu 1 definisi tradisi nglarung, 2 tujuan nglarung, 3 kegiatan-kegiatan dalam tradisi nglarung, dan 4 upaya mengenalkan budaya
Jawa menggunakan buku cerita bergambar. Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Prapenelitian untuk Anak
No Aspek
Nomor Item
Pernyataan
1. Definisi tradisi
nglarung. 1 dan 11
1. Tradisi nglarung adalah kegiatan
budaya yang dilakukan masyarakat nelayan setiap satu tahun sekali pada
bulan Sura dengan menghanyutkan sesuatu sesaji ke dalam air sungai atau
laut olah pikir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pada tradisi nglarung, para nelayan
merefleksikan diri untuk menambah motivasi nelayan dalam mengarungi
kehidupan olah pikir.
2. Tujuan nglarung
pada umumnya. 2
1. Tujuan dari tradisi nglarung adalah
untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang didapat para
nelayan olah hati.
3. Kegiatan-kegiatan
pada tradisi nglarung.
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
dan 10 1.
Sebelum melaksanakan tradisi nglarung para nelayan menghias perahu olah
pikir. 2.
Setelah menghias perahu, para nelayan membersihkan
lingkungan pantai
kinestetik olahraga. 3.
Setelah membersihkan lingkungan, nelayan bergotong royong memasang
tenda di tepi pantai olah rasa dan karsa.
4. Menjelang pelaksanaan tradisi nglarung
para nelayan bersama-sama membuat tempat sesaji olah rasa dan karsa.
5. Para nelayan menyiapkan kelengkapan
sesaji di mana segala macam sesaji tidak boleh basi dan harus baru olah
rasa dan karsa.
6. Para nelayan mendoakan sesaji yang
akan dilarung yang dipimpin oleh pemuka agama olah hati.
7. Para nelayan dengan gigih mendorong
perahu yang digunakan untuk melarung kinestetik olahraga.
8. Para nelayan melarung sesaji di tengah
laut dan
memperebutkan sesaji
kinestetik olahraga. 4.
Upaya mengenalkan
budaya jawa menggunakan buku
cerita 12 dan 13 1.
Perlu buku yang berisi penjelasan tentang nglarung.
2. Buku tentang nglarung sebaiknya
berupa buku cerita bergambar.
Setelah menentukan empat aspek, peneliti mengmbangkan 13 pernyataan dan diberi pilihan “ya” dan “tidak” sehingga menjadi kuesioner prapenelitian yang
mudah dipahami oleh anak. Bentuk instrumen prapenelitian untuk anak dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Instrumen Prapenelitian untuk Anak No
Pernyataan Pilihan
Jawaban Ya
Tidak
1. Tradisi nglarung adalah kegiatan budaya yang dilakukan
masyarakat nelayan setiap satu tahun sekali pada bulan Sura dengan menghanyutkan sesuatu sesaji ke dalam air sungai
atau laut.
2. Tujuan dari tradisi nglarung adalah untuk mengucap syukur
kepada Tuhan atas hasil laut yang didapat para nelayan.
3. Sebelum melaksanakan tradisi nglarung para nelayan
menghias perahu.
4. Setelah menghias perahu, para nelayan membersihkan
lingkungan pantai. 5.
Setelah membersihkan lingkungan, nelayan bergotong royong memasang tenda di tepi pantai.
6. Menjelang pelaksanaan tradisi nglarung para nelayan
bersama-sama membuat tempat sesaji. 7.
Para nelayan menyiapkan kelengkapan sesaji di mana segala macam sesaji tidak boleh basi dan harus baru.
8. Para nelayan mendoakan sesaji yang akan dilarung yang
dipimpin oleh pemuka agama. 9.
Para nelayan dengan gigih mendorong perahu yang digunakan untuk melarung.
10. Para nelayan melarung sesaji di tengah laut dan memperebutkan sesaji.
11. Pada tradisi nglarung, para nelayan merefleksikan diri untuk menambah motivasi nelayan dalam mengarungi kehidupan.
12. Saya perlu buku yang berisi penjelasan tentang tradisi nglarung.
13. Buku tentang tradisi nglarung sebaiknya berupa buku cerita dan mewarnai.
3.4.2 Instrumen validasi prototipe
Peneliti menyusun instrumen validasi prototipe yang akan digunakan oleh dosen validator untuk menilai kualitas prototipe buku cerita bergambar tentang
tradisi nglarung. Instrumen validasi terdiri dari tiga aspek, yaitu 1 bahasa, 2 format penulisan, dan 3 isi. Ketiga aspek tersebut dikembangkan menjadi
delapan pernyataan yang penilainnya dengan cara mencentang nilaiskor pada kolom skor dan memberikan kritik serta saran pada kolom saran. Kriteria
penilaian ada 4 skor, yaitu 5=sangat baik, 4=baik, 2=tidak baik, dan 1=sangat tidak baik.
Tabel 3. Instrumen Validasi Prototipe No
Item yang dinilai Skor
Saran 1
2 4
5
1. Bahasa
a. Sesuai dengan kaidah penulisan
EYD b. Dapat dipahami oleh anak-anak.
2. Format penulisan
a. Sesuai dengan kaidah penulisan
buku cerita b.
Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori kebudayaan
Jawa yaitu
nglarung yang
diintegrasikan dengan pendidikan karakter kebangsaan.
3. Isi
a. Memuat cerita tentang salah satu
tradisi Jawa. b.
Memuat nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam
cerita tentang tradisi nglarung. c.
Memuat gambar-gambar yang berkaitan
dengan alur
cerita tentang tradisi nglarung.
d. Memuat sembilan gambar tentang
tradisi nglarung
Total Skor
3.4.3 Instrumen uji coba prototipe
Peneliti menyusun instrumen uji coba prototipe berupa refleksi untuk anak. Instrumen uji coba prototipe diisi oleh anak-anak usia 9-11 tahun setelah
menggunakan prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung. Penyusunan instrumen berawal dengan menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi disusun dari
empat aspek yang diambil dari empat bagian dalam pendidikan karakter kebangsaan yaitu oleh hati, oleh pikir, oleh rasa dan karsa, serta olah raga.
Kemudian peneliti memasukan kegiatan tradisi nglarung sesuai dengan empat bagian dari pendidikan karakter kebangsaan. Kisi-kisi intrumen uji coba prototipe
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Prototipe
No. Aspek
Indikator No
Pernyataan 1.
Olah hati -
Pemacu motivasi dalam bekerja -
Memohon keselamatan dan kesejahteraan dalam mengarungi hidup
8 6
2. Olah pikir
- Sebagai ungkapan syukur para nelayan
kepada Tuhan atas hasil tangkapan ikan -
Sebagai persembahan kepada penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul
1 2
3. Olah raga
- Membersihkan lingkungan pantai,
menghias perahu, dan berebut sesaji. 3,4,7
4. Olah rasa
dan karsa -
Bergotong royong untuk membuat sesaji
5
Peneliti mengembangkan dari enam indikator menjadi sepuluh pernyataan yang diberi alternatif jawaban “ya” dan “tidak” untuk diisi anak-anak usia 9-11
tahun. Berikut instrumen uji coba prototipe berupa refleksi untuk anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5. Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi untuk Anak Pernyataan
Ya Tidak
Setelah membaca buku “Bercerita dan Mewarnai Tradisi ‘Nglarung’”, saya memahami:
1. Tujuan nglarung untuk mengucap syukur nelayan atas hasil
tangkapan ikan. 2.
Makna “nglarung” untuk memberikan sesaji kepada penguasa laut.
3. Perlunya para nelayan bekerja sama dengan cara menghias
perahu yang akan digunakan untuk melarung. 4.
Para nelayan bergotong royong membersihkan lingkungan pantai sebelum mereka melakukan upacara nglarung.
5. Para nelayan bersama-sama membuat sesaji yang akan
mereka letakkan di dalam perahu yang digunakan untuk melarung.
6. Sebelum sesaji dilarung, para nelayan berdoa bersama untuk
memohon keselamatan. 7.
Para nelayan bersama-sama mendorong perahu ke laut untuk melarung sesaji dan masyarakat berebut sesaji tersebut.
8. Sesaji yang didapat nelayan dengan cara berebut dibawa
pulang untuk memotivasi mereka bekerja dengan penuh semangat.
9. Buku cerita bergambar tentang nglarung membantu saya
mengerti arti dari tradisi Nglarung. 10.
Buku cerita bergambar tentang nglarung mendorong saya untuk menghormati tradisi Nglarung.
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan wawancara kepada anak usia 9-11 tahun dan pengumpulan kuesioner analisis
kebutuhan anak yang telah diberikan kepada 17 anak usia 9-11 tahun di SD Kanisius Gowongan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk
mendapatkan informasi mengenai kebutuhan anak tentang tradisi nglarung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6 TEKNIK ANALISIS DATA
Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan penjelasan sebagai berikut.
3.6.1 Data kualitatif
Data kualitatif berupa komentar pada validasi prototipe yang dikemukakan oleh dosen bahasa dan sastra. Jumlah item pada lembar validasi prototipe tersebut
adalah delapan item. Data dianalisis sebagai pedoman untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan prototipe yang diujicobakan.
3.6.2 Data kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini berupa skor penilaian dari hasil validasi prototipe oleh dosen bahasa dan sastra. Data dianalisis sebagai dasar dari
kuesioner diubah menjadi data interval. Skala yang peneliti susun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan.
Skala penilaian terhadap pengembangan buku cerita bergambar adalah sangat baik 5, baik 4, tidak baik 2, dan sangat tidak baik 1. Pilihan respon skala empat
mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga dan skala lima. Selain itu, tidak ada peluang bagi responden untuk bersikap
netralcukupragu-ragu sehingga memaksa responden untuk menentukan nilai terhadap pernyataan dalam instrumen Widoyoko, 2012:104. Skor yang sudah
didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan tabel konversi nilai skala empat berdasarkan skala Likert Widoyoko, 2012:112.
Penyusunan tabel klasifikasi menggunakan aturan yang sama dengan dasar jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
respnden, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval.
Skor tertinggi = 5 Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 4 Jarak interval = 5-14 = 1
Tabel 6. Tabel Kalsifikasi Kelayakan Skor Skala Empat
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan
4,2 sd 5,0 Sangat Baik SB
3,4 sd 4,2 Baik B
1,8 sd 2,6 Tidak Baik TB
1,0 sd 1,8 Sangat Tidak Baik STB
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif
ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala empat.