2.1.3.3 Macam-macam Bentuk Buku Cerita
Menurut Tarigan dalam Hardjana 2006:4 mengarang buku cerita anak dapat menggunakan bentuk atau wadah: cerita pendek, novelet dan novel. Dalam
ilmu kesusastraan ketiga bentuk cerita tadi disebut fiksi. Kata fiksi dalam bahasa Inggris dinamakan fiction diturunkan dari bahasa Latin fictio yang berarti:
membentuk, membuat, mengadakan, menciptakan. Cerita fiksi adalah cerita yang dibentuk, cerita yang dibuat, cerita yang diadakan atau yang diciptakan. Oleh
sebab itu, cerita fiksi juga disebut sebagai cerita rekaan. Selain fiksi ada juga cerita nonfiksi, kalau fiksi berdasar khayalan atau tidak nyata sedangkan nonfiksi
merupakan nyata.
Perbedaan utama antara fiksi dengan nonfiksi terletak dalam tujuan. Maksud dan tujuan narasi nonfiksi adalah untuk menciptakan kembali sesuatu
yang telah terjadi secara aktual. Karena itu dengan kata lain dapat dikatakan a narasi nonfiksi mulai dengan mengatakan: karena semua ini fakta, maka beginilah
yang harus terjadi, dan b narasi fiksi mulai dengan mengatakan: seandainya semua ini fakta, maka beginilah yang akan terjadi Hardjana 2006:5.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan ada dua bentuk buku cerita yaitu fiksi dan on fiksi. Fiksi itu apa yang dapat terjadi, tetapi belum tentu terjadi
rekaan, sedangkan non fiksi apa yang benar terjadi nyata. Buku cerita bergambar tentang tradisi nglarung merupakan buku cerita
yang berbentuk nonfiksi, artinya buku tersebut dibuat berdasarkan fakta tentang tradisi nglarung dalam kehidupan masyarakat. Cerita nonfiksi tersebut dikemas
dalam bentuk buku cerita sederhana yang ditambahkan gambar-gambar kegiatan tentang tradisi nglarung agar mudah dipahami oleh anak-anak.
2.1.4 Media Gambar
2.1.4.1 Pengertian Media
Munadi 2008: 6 menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius tengah atau perantara. Perantara yang berarti yang
mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. Smaldino 2011: 7 mengatakan bahwa media merupakan sarana
komunikasi yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Arsyad 2007: 4-5 mengemukakan bahwa media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang dapat membantu anak memahami
tentang tradisi nglarung. Di bawah ini, peneliti akan menjelaskan tentang media gambar.
2.1.4.2 Media Gambar
Menurut Sumanto 2005:5 menggambar merupakan suatu perbuatan seseorang dalam usahanya untuk mengungkapkan buah pikiran, sehingga
bermakna visual pada suatu bidang dan hasilnya disebut gambar. Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media gambar
dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Pendapat lain dipaparkan oleh
Nur’aini 2010:12 menjelaskan bahwa alam pikir anak adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI