mengambil    resiko,    pantang    menyerah,    rela    berkorban,  dan  berjiwa  patriotik. 3  Olah  rasa    dan    karsa,    berkenaan    dengan    kemauan    dan  kreativitas    yang
tercermin  dalam  kepedulian,  pencitraan,  dan  penciptaan kebaruan. Karakter    yang    bersumber    dari    olah    rasa    dan    karsa,  antara    lain
kemanusiaan,    saling    menghargai,    gotong-royong,    kebersamaan,    ramah, hormat,  toleran,  nasionalis,  peduli,  kosmopolit  mendunia,  mengutamakan
kepentingan  umum,  cinta  tanah  air  patriotis,  bangga  menggunakan bahasa dan  prototipe  Indonesia,  dinamis,  kerja  keras,  dan  beretos  kerja.  4  Serta  olah
raga  seseorang  atau  sekelompok  orang  berkenaan  dengan  proses  persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas.
Karakter yang bersumber dari olah ragakinestetika, antara lain bersih, dan sehat, sportif,  tangguh,  andal,  berdaya  tahan,  bersahabat,  kooperatif,  determinatif,
kompetitif, ceria, dan gigih Pemerintah Republik Indonesia, 2010:21-22. Karakter bangsa  Indonesia  akan menentukan  perilaku kolektif kebangsaan
Indonesia  yang  khas –baik yang  tecermin  dalam  kesadaran,  pemahaman, rasa,
karsa,    dan    perilaku      berbangsa    dan    bernegara    Indonesia    yang  berdasarkan nilai-nilai  Pancasila,  norma  UUD  1945,    keberagaman  dengan  prinsip  Bhinneka
Tunggal  Ika,  dan  komitmen  terhadap  NKRI  Pemerintah  Republik  Indonesia, 2010:07.
2.1.2.3 Pendidikan Karakter Kebangsaan
Pendidikan  karakter  kebangsaan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk mewujudkan  suasana  serta  proses  pemberdayaan  potensi  dan  pembudayaan
peserta didik guna pembangunan karakter pribadi danatau kelompok yang khas –
baik  yang  tercermin  dalam  kesadaran,  pemahaman,  rasa,  karsa,  dan  perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati,
olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Pertama  adalah  olah  hati,  berkenaan  dengan  perasaan  sikap  dan
keyakinankeimanan.  Kedua  olah  pikir,  berkenaan  dengan  proses  nalar  guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Ketiga
olah raga, berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Serta yang keempat adalah olah rasa
dan  karsa,  berkenaan  dengan  kemauan  dan  kreativitas  yang  tercermin  dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan Pemerintah Republik Indonesia,
2010: 28. Buku cerita bergambar tentang tradisi Nglarung merupakan buku yang memadukan  empat  bagian  karakter  kebangsaan,  yaitu  olah  hati,  olah  pikir,  olah
rasa dan karsa, serta olah raga.
2.1.3 Buku Cerita Anak 2.1.3.1 Hakekat Buku Cerita Anak
Hardjana 2006:2-3 mengungkapkan bahwa cerita anak adalah cerita  yang ditujukan  untuk  anak-anak,  dan  bukan  cerita  tentang  anak.  Dalam  buku  cerita
anak  yang  menjadi  tokoh  tidak  harus  terdiri  dari  anak,  melainkan  apa  saja  atau siapa  saja  dapat  dijadikan  tokohpelaku  dalam  sebuah  cerita  tersebut.  Orang  tua,
kakek,  nenek,  pak  guru,  mahasiswa,  anak  remaja,  binatang,  bahkan  peri  atau makhluk halus boleh menjadi tokoh cerita.
Hal yang serupa dipaparkan oleh Wahyudi 2013:18 mengungkapkan cerita anak  adalah  cerita  yang  ditulis  dengan  menggunakan  sudut  pandang  anak.  Jika
cerita  adalah  pengalaman  sehari-hari,  pengalaman  itu  harus  ditulis  dengan menggunakan  sudut  pandang  anak.  Jika  cerita  adalah  gambaran  sehari-hari,
gambaran kehidupan itu harus ditulis dengan sudut pandang anak. Dari  kedua  pengertian  buku  cerita  anak  menurut  para  ahli,  peneliti  dapat
menarik simpulan bahwa buku cerita anak merupakan cerita yang ditujukan untuk anak  dan  menggunakan  sudut  pandang  anak  yang  menggambarkan  pengalaman
atau gambaran kehidupan sehari-hari.
2.1.3.2 Tujuan Buku Cerita Anak
Buku  cerita  bergambar  yang  dibuat  oleh  peneliti  memiliki  tujuan  yang berguna  bagi  anak-anak.  Berikut  ini  merupakan  tujuan  dari  buku  cerita  anak
diantaranya  adalah  a  dengan  buku  cerita  dapat  membuat  anak  menjadi terinspirasi,  b  membantu  anak  dalam  perkembangan  apresiasi  kultural,  c
memperluas pengetahuan anak, d menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak, e  mengembangkan  imajinasi  anak,  dan  d  dapat  memotivasi  anak  untuk  lebih
banyak menggali literatur Raines, 2002:vii. Sesuai  dengan  salah  satu  tujuan  cerita  anak  yaitu  mengembangkan
imajinasi anak buku cerita anak bergambar yang disusun untuk memfasilitasi anak dalam  mengembangkan  imajinasi.  Melalui  gambar-gamabar  yang  terdapat  pada
buku cerita. Berikut buku cerita anak dapat dikemas dalam berbagai bentuk buku. Berikut merupakan macam-macam bentuk buku anak menurut para ahli.