Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Farghani, dkk, perangkat GCS masih dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendapatkan sebuah perangkat kontrol dan
pemantau yang tidak bergantung pada perangkat komputer. Perangkat GCS akan menjadi topik pembahasan pada penelitian ini. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Farghani, dkk yang menggunakan unmanned aerial vehicle bersayap tetap sebagai wahana, nantinya perangkat GCS yang ada akan menggunakan wahana quadcopter.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan sebuah perangkat GCS sebagai pusat kontrol dan monitor dari wahana quadcopter.
Manfaat penelitian ini antara lain mempermudah memantau dan mengontrol wahana quadcopter menggunakan perangkat GCS dan perangkat navigasi buatan pribadi. Bagi dunia
pendidikan penggunaan GCS pada quadcopter nantinya bisa dikembangkan sesuai dengan penerapan dan fungsi wahana quadcopter.
1.3. Batasan Masalah
Gambar 1.1 Model Sistem Quadcopter Sistem quadcopter dirancang seperti Gambar 1.1. Berdasarkan gambar tersebut,
penelitian tentang sistem quadcopter dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1.
Ground Control Station pada Sistem Quadcopter. 2.
Flight Controller pada Sistem Quadcopter Menggunakan Sensor Inertial Measurement Unit Berbasis Mikrokontroler ATmega 2560.
3. Autonomous Mode pada Sistem Quadcopter Menggunakan Modul GPS dan
Compass Berbasis Mikrokontroler ATmega 2560.
Controller Flight
Controller Perangkat
Navigasi Sensor
Layar Penampil
Modul Komunikasi
Motor 1, 2, 3, dan 4
Ground Control Station Wahana Quadcopter
Modul Komunikasi
Bagian pertama dari sistem quadcopter tentang “Ground Control Station pada
Sistem Quadcopter ” menjadi konsep perancangan pada penelitian ini dengan batasan
masalah sebagai berikut: 1.
GCS digunakan untuk mengendalikan satu buah wahana quadcopter dengan dua buah pilihan pengendalian, yaitu: manual dan autonomous.
2. Modul komunikasi yang digunakan ada dua jenis. Modul Komunikasi yang pertama
adalah modul RFM12 dengan pita frekuensi 433 Mhz digunakan sebagai modul transceiver untuk mengirim dan menerima data-data yang berhubungan dengan
wahana, baik saat pengendalian manual maupun pengendalian autonomous. Dan modul komunikasi yang kedua adalah modul RFM02 dengan pita frekuensi 433 Mhz
untuk mengirimkan data navigasi ke wahana saat pengendalian manual diaktifkan. 3.
Proses penggunaan GCS hanya berlangsung satu siklus pengerjaan. Jika ingin mengulangi penggunaan GCS dapat dilakukan dengan memulai kembali penggunaan
dari awal. 4.
Pada saat wahana beroperasi manual, GCS mempunyai tugas untuk memonitor ketinggian dan kecepatan masing-masing motor di wahana, serta mengontrol gerak
wahana sebatas naik dan turun throttle, depan dan belakang pitch, kanan dan kiri roll, serta memutar ke kanan dan putar ke kiri yaw.
5. Pada saat wahana beroperasi autonomous, GCS mempunyai tugas untuk memberikan
koordinat tujuan berupa longitude dan latitude kepada wahana dan memonitor secara aktual koordinat wahana pitch, roll, dan yaw. Luas cakupan longitude dan latitude
diatur seperti terlihat pada Gambar 1.2 yang menggunakan lapangan Politeknik Mekatronika Sanata Dharma PMSD sebagai tempat pengujian.
Gambar 1.2 Cakupan Longitude dan Lattitude Lapangan PMSD PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI