Configuration Setting Command Power Management Command

Dimana nilai adalah nilai tengah frekuensi yang dapat dihitung seperti terlihat pada persamaan 2.5, SIGN merupakan nilai masukan FSK, dan M merupakan nilai desimal dari bit-bit m2 sampai dengan m0 yang dimasukkan nilainya pada configuration setting command. Jika nilai , SIGN, dan M diketahui maka nilai dari bisa dicari berdasarkan persamaan 2.4. Tabel 2.6 Keterangan Fungsi Bit x3, x2, x1, dan x0 [13] x3 x2 x1 x0 Kapasitansi Beban XTAL pF 8,5 1 9,0 1 9,5 1 1 10,0 … 1 1 1 15,5 1 1 1 1 16,0 Tabel 2.7 Keterangan Fungsi bit d2, d1, dan d0 [13] d2 d1 d0 Frekuensi Pulsa Keluaran MHz 1 1 1.25 1 1.66 1 1 2 1 2.5 1 1 3.33 1 1 5 1 1 1 10 Tabel 2.8 Keterangan Fungsi Bit b1 dan b0 [13] b1 b0 Pita Frekuensi MHz 315 1 433 1 868 1 1 915

2.9.2. Power Management Command

Gambar 2.18 Keterangan Bit-bit pada Power Management Command [13] PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Power management command merupakan instruksi untuk mengatur penggunaan sistem yang ada pada blok pengirim. Sebelum modul transmitter memulai pengiriman data, bit-bit yang terdapat pada power management command harus diatur terlebih dahulu. Pada instruksi ini memuat beberapa bit yang memiliki fungsinya masing-masing. Tabel 2.9 memperlihatkan fungsi masing-masing bit pada power management command [13]. Tabel 2.9 Fungsi Bit-bit pada Power Management Command [13] Bit Fungsi a1 Mengatur jenis kontrol synthesizer dan XTAL a0 Mengaktifkan penguat daya ex Mengaktifkan XTAL es Mengaktifkan synthesizer ea Mengaktifkan penguat daya eb Mengaktifkan pendeteksi baterai et Mengaktifkan wake-up timer dc Mematikan keluaran pulsa

2.9.3. Frequency Stting Command

Gambar 2.19 Keterangan Bit-bit pada Frequency Setting Command [13] Bit 11 sampai bit 0 merupakan bit-bit yang merepresentasikan nilai dari F, dimana nilai F adalah nilai frekuensi yang diberikan ke frequency setting command dan harus berada pada rentang 96 sampai 3903. Jika nilai F berada diluar cakupan maka nilai sebelumnya akan dipertahankan. Nilai tengah dari frekuensi dapat dihitung sebagai berikut [13]: = �� ∗ ∗ + 4 2.5 Dimana nilai C1 dan C2 merupakan besaran yang sudah ditentukan oleh masing- masing pilihan pita frekuensi seperti terlihat pada Tabel 2.10. Tabel 2.10 Nilai C1 dan C2 berdasarkan Pita Frekuensi [13] Pita Frekuensi MHz C1 C2 433 1 43 868 2 43 915 3 30

2.10. Modul Transceiver RFM12

RFM12 merupakan modul FSK multichannel transceiver buatan HOPE ELECTRONICS. Terdapat beberapa jenis pita frekuensi yang disediakan yaitu: 315, 433, 868, dan 915 MHz. Untuk modul RFM12-433 jenis pita frekuensi yang digunakan adalah 433 MHz, dengan cakupan frekuensi antara 430,24 MHz – 439,75 MHz. Spesifikasi dari modul transceiver RFM12 adalah sebagai berikut [14]: 1. Tegangan suplai DC antara 2,2 sampai 5,4 volt. 2. Antarmuka sistem komunikasi berbasis Serial Peripheral Interface SPI. 3. 2 jenis Keluaran RSSI, yaitu: analog dan digital. 4. Kecepatan transmisi mencapai 256 kbps untuk analog dan 115,2 kbps untuk digital. 5. Terdapat fitur Phase Lock Loop PLL. 6. Sinyal pulsa dan reset dari mikrokontroler. 7. Konsumsi daya rendah. 8. 8 bit register data TX dan 16 bit FIFO data RX. 9. Terdapat fitur: wake-up timer, automatic frequency control, data quality detection, internal data filtering dan clock recovery. Konfigurasi kaki-kaki modul transceiver RFM12 dapat dilihat pada Gambar 2.20 dengan penjabaran fungsi setiap kaki dijelaskan pada Tabel 2.11. Gambar 2.20 Konfigurasi Kaki RFM12 [14] Untuk dapat mengontrol fungsi-fungsi dan mengaktifkan penguat daya pengirim dan penerima yang terdapat pada modul transceiver RFM12, pengguna perlu memberikan instruksi melalui port SDI MOSI pada mikrokontroler. Instruksi tersebut diberikan dengan memberikan sebuah nilai heksadesimal tertentu sesuai dengan ketetapan yang sudah ditentukan.