Diagrram Alir Sub Rutin Error

Gambar 3.20 Diagram Alir Sub Rutin Error

3.3.7. Sistem Failsafe

Failsafe merupakan sebuah fitur pengaman yang diberikan ke wahana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sistem failsafe ini diberikan pada wahana dengan tujuan memberikan informasi kepada pengguna yang berada di GCS. Pada penelitian ini, informasi yang diberikan kepada pengguna tentang sistem failsafe berupa keadaan baterai. Jika tegangan baterai pada wahana kurang dari 10 volt maka sistem failsafe akan aktif. Pengguna bisa mengetahui aktifnya sistem failsafe dengan melihat langsung wahana atau melihat tampilan pada LCD. Saat wahana beroperasi pada pengendalian manual, pengguna cenderung melihat ke arah wahana sambil mengoperasikan perangkat navigasi. Dengan melihat kondisi tersebut maka pada wahana akan dipasang lampu berwarna merah sebagai indikator aktifnya sistem failsafe. Gambar 3.21 Diagram Alir Sub Rutin Failsafe Mulai Terjadi kesalahan pada sistem Reset nilai parameter dan memori Kembali Mulai Karakter ‘low’ diterima ? Kembali Daya baterai minim, wahana diturunkan Selesai Ya Tidak Berbeda dengan kondisi yang terjadi saat penngendalian manual, kondisi pengguna saat mengaktifkan pengendalian autonomous adalah tidak melihat wahana akan tetapi melihat ke tampilan LCD yang ada di GCS. Untuk itu, jika sistem failsafe aktif pada saat pengendalian autonomous maka wahana akan mengirimkan karakter “low” ke GCS dan perangkat GCS akan secara langsung memberikan informasi ke pengguna. Gambar 3.21 memperlihatkan diagram alir sistem failsafe untuk pengendalian autonomous.

3.4. Prosedur Pengiriman Data Modul Transmitter RFM02

Prosedur pengiriman data pada modul transceiver RFM12 melibatkan instruksi “Power Management Command” dan “Data Transmit Command” dengan catatan parameter-parameter seperti pemilihan frekuensi kerja dan data rate sudah ditentukan. power management command merupakan perintah untuk menghidupkan penguat daya, kristal osilasi, dan synthesizer. Sedangkan data transmit command merupakan perintah untuk mengirimkan satu byte data ke register pemancar RFM02 [13]. Sebelum pengiriman data dimulai, perintah 0xC0F8 diberikan ke power management command sebagai nilai awal untuk menghidupkan penguat daya, synthesizer, dan oscillator. Selanjutnya satu byte data dapat dikirimkan setelah memberikan perintah 0xC6 [13].

3.5. Prosedur Pengiriman Data Modul Transceiver RFM12

Prosedur pengiriman data pada modul transceiver RFM12 melibatkan instruksi “Power Management Command” dan “Transmitter Register Write Command” dengan catatan parameter-parameter seperti pemilihan frekuensi kerja dan data rate sudah ditentukan. power management command merupakan perintah untuk menghidupkan komponen pemancar RF, sedangkan transmitter register write command merupakan perintah untuk mengirimkan satu byte data ke register pemancar RFM12 [14]. Sebelum pengiriman data dimulai, perintah 0x8238 ke power management command sebagai nilai awal untuk menghidupkan penguat daya RF, synthesizer, dan crystal oscillator sebagai pembangkit pulsa modul transceiver. Selanjutnya satu byte data dikirim setelah memberikan perintah 0xB8AA ke transmitter register write command [14]. Langkah ini dapat diulangi jika data yang dikirim berjumlah lebih dari satu byte. Jika proses pengiriman sudah selesai, pemancar dapat dimatikan dengan memberikan nilai 0x8208 ke power management command [14]. Perintah ini akan mematikan penguat daya RF dan synthesizer.