Pengertian Konsep Diri Konsep Diri

10 berharganya dengan orang lain meskipun terdapat perbedaan - perbedaan dalam bakat dan sifat yang spesifik. Ajaran Islam mengajarkan seorang muslim harus mempunyai keyakinan bahwa manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi berpandangan positif terhadap diri kita sendiri. Untuk itulah seorang muslim tidak boleh bersikap lemah, yang disebutkan dalam Al- Qur’an surat Ali-Imran ayat 139, sebagaimana firman Allah :           Artinya : janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang- orang yang beriman Q.S Ali-Imran :139 11 Ayat ini mengisyaratkan manusia adalah makhluk yang tinggi derajatnya serta menempuh kemajuan dalam hidupnya dari zaman ke zaman. Karena itu orang-orang islam tidak perlu memandang dirinya rendah atau negatif. Sebab pada dasarnya manusia diberi kelebihan daripada makhluk-makhluk lain dengan kelebihan yang sempurna.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yang dikemukakakn oleh Inge Hutagalung antara lain adalah : a. Orang lain Seseorang mengenal tentang dirinya dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Konsep diri seseorang individu terbentuk dari bagaimanakan penilaian orang lain mengenai dirinya.. Yang paling berpengaruh adalah orang-orang yang disebut significant others, yakni orang-orang yang sangat penting bagi diri seseorang. Ketika kecil, Significant others adalah orang tua dan saudara. Dari merekalah seseorang perlahan-lahan membentuk konsep dirinya. Dalam perkembangannya significant others adalah meliputi semua orang yang mempengaruhi perilaku,pikiran dan perasaan seseorang. Jika individu telah dewasa, maka yang bersangkutan akan mencoba menghimpun penilaian semua orang yang pernah berhubungan dengannya. Konsep ini disebut generalizes others, yaitu pandangan seseorang mengenai dirinya berdasarkan keseluruhan pandangan orang lain terhadap dirinya. 11 Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Bandung:J-Art,2004h.68. 11 b. Kelompok acuan reference group Setiap orang sebagai anggota masyarakat menjadi anggota berbagai kelompok. Setiap kelompok memiliki norma-norma sendiri. Diantara kelompok tersebut ada yang disebut kelompok acuan, yang membuat individu mengarahkan perilakunya sesuai dengan norma dan nilai yang dianut oleh kelompok tertentu 12 . Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut William H. Fitts yang dikutip Hendriati Agustiani, yaitu : a Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga. b Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain. c Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dan potensi pribadi yang sebenarnya. 13 Gabriel Marcel, seperti yang dikutip oleh Pudjijogyanti juga mengemukakan peranan orang lain dalam memahami didri kita sendiri, “ the fact is that we can understand ourselves by starting from the other, or from others, and only by star ting from them”. 14 Jadi konsep diri bukan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain. Ketika individu berintraksi, individu akan mendapat tanggapan. Tanggapan yang diberikan dari orang lain tersebut yang akan dijadikan cerminan invidu dalam menilai dan memandang dirinya. dan orang yang paling mempengaruhi konsep diri individu adalah dari significant other.karena orang yang pertama dikenal pertama adalah orang tua dan keluarga. Dan kita akan mendapat tanggapan pertama dari lingkungan keluarga ini.

d. Dimensi Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari beberapa bagian. Berikut ini adalah dimensi konsep diri yang dikemukakan oleh Desmita; a. Pengetahuan Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri sendiri atau penjelasan mengenai dari “siapa saya” yang akan 12 Clara R.Pudjigogyanti, op, cit., h. 27. 13 Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan, Bandung:PT Refika Aditama, 2006,h. 139 14 Clara R.Pudjigogyanti, op, cit., h. 28.