Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

18 nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam islam secara keseluruhan, menghayati makna dan serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak 31 . Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani maupun rohani sesuaai dengan ajaran agama islam dan pada akhirnya dapat menjadikan agama islam sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

MenuruM.Arifin dalam bukunya Ilmu pendidikan islam mengemukakan “bahwa tujuan pendidikan agama islam adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengaruhnya dalam masyarakat” 32 . Sedangkan Zakiyah Darajat menjelaskan “tujuan pendidikan agama islam untuk membina manusia menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan,pikiran dan perasaan 33 ”. Alisuf Sabri dalam bukunya pengantar ilmu pendikan menjelasan “pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,masyarakat, berbangsa dan bernegara” 34 . Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama islam adalah merealisasikan manusia muslimyang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan diri kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 31 Zakiyah Daradjat, Ilmu pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara,2000, cetke- 4,h.38. 32 M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta :Bumi Aksara,1996Cet.ke- 4, h.15 33 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan SEkolah, Jakarta: CV, Ruhama,1995 cet ke- 2, h.35. 34 Alisuf Sabri,loc.cit. 19

B. Hasil Penelitian Relavan

Beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti hubungan konsep diri siswa dengan prestasi belajar siswa diantaranya : 1. Skripsi Rizal Effendi “Studi korelasi antara konsep diri dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Islam Al-Kautsar Bandar Lampung” menunjukan terdapat hubungan positif yang signifikan dan koofisien korelasi sebesar 0,518 dan koofisien determinasi sebesar 0,268 bahwa dapat dikatakan sekitar bahwa 26,8 varians skor hasil belajar PAI ditentukan oleh konsep diri siswa 2. Hubungan konsep diri dengan hasil belajar matematika kelas X SMK Muhammadiyah Parung dengan hasil hasil pengujian hipotesis sehubungan dengan regresi linear sederhana dengan koofisien arah regresi b sebesar 0,401 dan diperoleh harga sebesar 8,635 dan sebesar 1,684 yang berarti hipotesis nol harus ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara positif antara konsep diri dengan hasil belajar matematika. 3. Skripsi Maryati, Universitas Azzahra “Studi korelasi hubungan konsep diri dengan prestasi belajar SMUN 100 Jakarta Timur”. Yang diambil kelas IX sebanyak 160 siswa yang diambil secara random dengan undian sebanyak 80 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan skala konsep diri dan nilai raport siswa. Hasil penelitian anailis item terhadap skala konsep diri dengan 60 item terdapat 49 item yang valid. Dan perhitungan realibitas sebesar 0,6671, yang menunjukan skala konsep diri memiliki keajengan yang baik sebagai alat ukur penelitian. Data penelitian yang dihitung terdapat koofisien korelasi sebesar 0, 518 yang dikonsultasikan pada table product moment berada pada 0,40-0,70. Demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan prestasi belajar di SMUN 100 Jakarta Timur. Dari beberapa penelitian diatas diperlukan suatu penelitian lanjutan untuk mengetahui hubungan konsep diri siswa dengan prestasi belajar PAI . 20

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan deskriptif teori diketahui bahwa pada dasarnya agar manusia dapat beraktifitas dan berperilaku dengan baik dibutuhkan modal awal yaitu bagaimana ia memandang dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga akan timbul konsep diri sesuai dengan cara pandang dirinya tersebut. Siswa Sekolah Menengah Pertama sebagai remaja yang memiliki konsep diri, dimana konsep dirinya masih bisa dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya karena pada masa ini adalah masa pencarian identitas atau masa pencarian jati diri. Akibatnya konsep diri ini akan mempengaruhi bagaimana siswa menilai dirinya, baik fisik,psikologis, maupun sosial. Dan juga termasuk menilai kemampuan dirinya dalam belajar. Berkenaan dengan itu diharapkan siswa memiliki konsep diri yang tinggi sehingga akan selalu bersemangat dalam belajar dan akan menampilkan perilaku yang positif dalam bersikap serta tidak mudah putus asa. Sebaliknya, siswa yang mempunyai konsep diri yang rendah akan selalu mengangap dirinya tidak mudah dalam belajar. Apabila ditambah dari penalaian dari gurunya yang menyatakan bahwa dirinya tidak mampu atu bodoh. Namun siswa yang mempunyai konsep diri rendah tersebut dapat meningkatkan kemampuannya jika lingkungan sekitar berusaha membantu dirinya memperbaiki keadaan tersebut, misalnya dengan cara selalu memotivasi dan memberi semangat serta meyakinkan siswa tersebut bahwa dirinya mampu melaksanakan tugas-tugas sekolah dan mengahadapi berbagai persoalannya dalam belajar.

D. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, penulis akan mengajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut : Ha : Terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara konsep diri siswa dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, Hi: