Uji Korelasi Pengujian Hipotesis

52 menghimpun semua penilaian mengenai dirinya dan konsep diri pada usia dewasa yang dibentuk pada usia remaja itu akan bersifat tetap pada dirinya. Dilihat dari pembahasan sebelumnya bahwa konsep diri bukan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk karena pengaruh dari orang tua dan lingkungan sekitar. Disekolah sudah barang tentu adalah kewajiban bagi guru untuk mengembangkan dan mengetahui konsep diri yang dimilki oleh anak didiknya. Karena konsep diri akan berpengaruh besar pada perilaku yang dimiliki oeh siswa. Sebagai seorang guru yang baik, guru tidak boleh memberikan lebel kepada siswa. Apalagi memberikan label “bodoh” kepada siswa. Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Islam Parung, guru masih menggunakan metode ceramah dalam belajar sehingga siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar. Dalam meningkatkan konsep diri siswa implikasi yang harus dilakukan oleh guru adalah jika pembelajaran yang dilakukan membuat siswa menjadi dan merasa aktif didalamnya. hal itu dapat ditunjukan dengan adanya hubungan yang positif antara perilaku positif produksi siswa dan perilaku guru.Siswa dikatakan berperilaku produktif apabila siswa ikut berpartisipasi dalam seluruh kegiatan pengajaran, yakin akan segala kemampuannya, menaruh perhatian terhadap pelajaran dan bertangung jawab terhadap tugas tugas belajar yang diberikan. Karena didalam pembelajaran yang aktif akan membuat siswa merasa bertanggung jawab dan merasa mampu. Perilaku produktif siswa tersebut dapat terbentuk oleh sikap dan perilaku guru yang menunjukan kehangatan, pengertian, persahabatan, serta mampu menunjukan empati terhadap perilaku siswa. guru dalam proses belajar juga harus memberikan kepercayaan kepada siswa bahwa siswa itu mampu dan mengarahkan siswa jika siswa mengalami kesalahan ataupun kegagalan bukan membuat siswa merasa tersudut dan merasa dirinya bodoh. Salah satu cara yang diperlukan guru dalam meningkatkan konsep dirinya adalah membangkitkan dan memberikan motivasi kepada siswa apabila terjadi penurunan dalm prestasi belajar pendidikan agama islam. Dan di SMP Islam 53 Parung dibutuhkan kerja sama antar guru bidang mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Karena pada usia remaja siswa membutuhkan banyak sekali motivasi dan sikap terbukanya kepada orang yang lebih dewasa. Jika siswa menyimpan semua kegagalan yang dialaminya sendiri akan berpengaruh pada perilaku siswa itu sendiri dan menyebabkan prestasi belajar akan terus menurun. Konsep diri di SMP Islam parung berbeda-beda .Siswa dengan konsep diri rendah akan mendapatkan prestasi belajar pendidikan agama islam yang rendah diakibaitkan ia memandang rendah kemampuan dirinya , khususnya dalam belajar pendidikan agama islam. Hal ini mengakibatkan pencapaian prestasi belajar yang rendah pula. Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan mampu menanpung banyak pengalaman tentang diri mereka sendiri , baik yang menyenagkan atau yang tidak, sehingga dirinya menjadi lebih siap dan percaya diri. Dari sinilah seseorang memandang dirinya berharga, berarti dan memiliki kemampuan. Kepercayaan akan kemampuan dirinya membuatnya nyaman dalam belajar sehingga ia mendapatkan hasil yang maksimal dalam belajar pendidikan agama islam. Ketika dihadapkan dalam ujian sekolah siswa di SMP Islam Parung, terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki konsep diri rendah dengan siswa yang memiliki konsep diri tinggi. Siswa dengan konsep diri tinggi sudah siap dalam menghadapi ujian dengan belajar sungguh-sungguh, kecemasan dalam menghadapi ujian dilakukan dengan belajar. Dan kegagalan dijadikan motivasi untuk menjadi lebih baik. Sedangkan siswa dengan konsep diri rendah menganggap ujian sekolah adalah sebuah hal yang menakutkan. Bagi mereka hafalan-halan surat yang akan diujikan pada ujian praktek pelajaran agama islam adalah hal yang membuat mereka sulit, tetapi ketakutan itu tidak diimbangi dengan usaha dan justru memilih untuk menghindarinya. Sebelum mereka mencoba untuk memulai untuk berusaha mereka sudah berfikir jika diri mereka tidak mampu dan tidak akan lulus. Sehingga harapan itu yang nantinya akan terjadi pada prestasi belajar pendidikan agama islam di sekolah.