49
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Konsep Diri Siswa
Variabel Banyaknya
Sampel Kesimpulan data
Konsep Diri Siswa 60
4,967 7,81
Data Berdistribusi Normal
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar PAI
Variabel Banyaknya
Sampel Kesimpulan data
Konsep Diri Siswa 60
3,40 7,81
Data Berdistribusi Normal
E. Pengujian Hipotesis
1. Uji Korelasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koofisien korelasinya. Untuk mengetahui koofisien korelasi antara
konsep diri dengan prestasi belajar PAI digunakan rumus Pearson Product moment yaitu :
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑ ∑
=
√
= 0,6094
Adapun kekuatan hubungan yang diperoleh sebesar 0,6094 . Antara kondep diri dan prestasi belajar dengan signifikasi 5 yang telah didapat dari
nilai r table product moment dengan sampel 60, didapat 0,2542 terletak antara 0,40-0,70. Dengan demikian secara sederhana dapatlah diinterprestasikan bahwa
hubungan konsep diri siswa dan prestasi belajar PAI termasuk dalam kategori sedang atau cukup.
50
2. Uji Signifikasi
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai adalah :
t = t =
= 7,384 Jadi nilai
yang diperoleh adalah 7,384. Selanjutnya dibandingkan dengan
pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu 1,671 berarati dehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti koofisien
korelasi signifikasn, atau dengan kata lain terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsep diri siswa dengan prestasi belajar PAI.
3. Uji Koofisien Determinasi
Dengan rumus : KD
= X 100
= 0,60942 X 100 = 0,37146 X 100
= 37,14 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa
konstribusi yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y adalah 37,1 . Hal ini dapat menunjukan bahwa konsep diri siswa memiliki konstribusi 37,1
terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam . sedangkan sisanya sebesar 62,9 prestasi belajar PAI siswa ditentukan oleh faktor lain yang tidak diliti
dalam penelitian ini.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uraian data statistik diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian menunjukan terdapatnya hubungan yang sedang atau cukup anatara
konsep diri siswa dan prestasi belajar Pendidikan agama islam sebesar 0,6094. Dapat dikatakan bahwa tinggi rendanya konsep diri siswa akan
mempengaruhi prestasi belajar PAI. Artinya semakin tinggi konsep diri semakin tinggi pula prestasi belajarnya.
Penelitian ini telah menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan anatara konsep diri dengan prestasi belajar PAI. Penelitian ini semakin
51
memperkuat teori yang dikemukakan oleh Nylor sebagaimana yang dikutip oleh Desmita yaitu :
Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik disekolah , atau siswa yang berprestasi tinggi disekolah memiliki
penilaian diri yang tinggi , serta menunjukan hubungan antar pribadi yang positif pula.Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan
mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas aktivitas mereka selalu diarahkan kepada kegiatan akademis.
Sebaliknya siswa yang konsep diri rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan menganggap
keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan hanya faktor kebetulan saja
4
. Dari koofisien korelasi yang terjadi antara konsep diri dan prestasi belajar
PAI di SMP Islam Parung yang sebesar 0,6094 menunjukan bahwa konsep diri berhubungan erat dan juga secara positif signifikan mempengaruhi prestasi beajar
PAI siswa. Jadi penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nylor. Dengan demikian penelitian ini membuktikan perlunya konsep diri yang
cukup dalam belajar pendidikan agama islam . karena semakin tinggi konsep diri seorang siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar pendidikan agama
islam yang dicapai. Dilihat dari penelitian yang sudah dilakukan di SMP Islam Parung , masih
banyak siswa yang memiliki konsep diri rendah. Pada usia remaja di bangku SMP banyak siswa yang memang belum menyadari arah konsep dirinya
cenderung positif atau negatif. Tetapi di dalam konsep diri terdapat dimensi konsep diri untuk mengetahui kecenderungan konsep diri pada remaja. Karena
jika pada usia remaja siswa sudah bisa berfikir negatif pada dirinya maka akan terbentuklah penilaian negatif yang mengakibatkan siswa SMP memiliki
kecenderungan konsep diri negatif. Jika sudah mempunyai virus negatif itu dan pada bangku sekolah siswa itu mendapat pengaruh dan penilaian dari lingkungan
sekolah baik siswa ataupun guru akan terus mengembangkan cara berfikirnya dalam menilai dirinya secara negatif. Dan pada usia dewasa siswa akan
4 4
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 3, h. 171