Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

di sekolah dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan belajar siswa. hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Siswa Menengah Pertama SMPMTs merupakan masa remaja yang perlu mendapat penanganan yang serius sebagai generasi penerus bangsa. sebab konsep diri sedang berkembang dan merupakan dasar bagi perkembangan fase dewasa. Agar konsep diri positif individu perlu bimbingan dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, teman serta masyarakat. Konsep diri positif dan hasil belajar lebih tinggi yang diperoleh siswa karena ia menerima apapun tentang dirinya baik kelebihan, kekurangan atau baik positif maupun negatif tentang dirinya. Konsep diri seseorang diyakini dapat mempengaruhi prestasi belajar. Nylor mmengemukakan : Banyak penelitian yang membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi belajar disekolah .Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik disekolah , atau siswa yang berprestasi tinggi disekolah memiliki penilaian diri yang tinggi , serta menunjukan hubungan antar pribadi yang positif pula.Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas aktivitas mereka selalu diarahkan kepada kegiatan akademis. Sebaliknya siswa yang konsep diri rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan menganggap keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan hanya faktor kebetulan saja 7 . Konsep diri dikalangan remaja itu adalah penting, sebagaimana yang dikatakan winarno surakhmad yaitu “bagaimana pandangan mereka terhadap diri sendiri dan apakah cita-cita hidup mereka. Dengan ini dapat dilihat apakah 7 Desmita, op. cit., h.171 konsep diri sejalan dengan harapan agar mereka berkembang menjadi manusia dewasa, calon warga Negara yang dapat diharapkan menjadi unsur penting di dalam pembangunan”. 8 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk melihat hubungan konsep diri siswa dengan prestasi belajar siswa SMP Islam Parung B. Identifikasi Masalah 1. Mengapa siswa belum bisa mengembangkan konsep dirinya secara positif? 2. Apakah seseorang yang mempunyai konsep diri yang tinggi dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi? 3. Apakah seseorang yang mempunyai konsep diri yang rendah sekalipun dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi? 4. Apakah ada hubungan antara konsep diri dan prestasi belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebutpenulis membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas agar menjadi jelas dan tidak menyimpang. Pembatasan masalahnya adalah: a. Konsep diri yang dimaksud adalah penilaian menyeluruh tentang diri sendiri dilihat dari pandangan dan sikap individu siswa terhadap keseluruhan keadaan dirinya yang mencangkup keadaan psikis,sosial,keluarga dan akademik. b. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar disini yaitu prestasi belajar PAI. 8 Winarno Surakhmad,Psikologi Pemuda, Bandung:Jemmars, 1997 , h. 40.

D. Perumusan masalah

Dari pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara konsep diri siswa dengan prestasi belajar PAI di SMP Islam Parung”?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian menjadi lebih terarah dan lebih jelas, maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar siswa di SMP Islam Parung”.

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan konstribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan konsep diri, dan prestasi belajar dan dapat menambah khasanah serta menjadi literatur tambahan dalam ilmu psikologi pendidikan, dan perkembangan. 2. Manfaat praktis Diharapkan dapat mengetahui dan memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu konsep diri sehingga peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang telah ditentukan atau bisa mendapatkan prestasi sebaik mungkin dengan memiliki konsep diri yang positif. Selain itu, dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan, menambah pengalaman, dan memperluas pengetahuan dalam melakukan kegiatan pendidikan, bagi orangtua dapat dijadikan sebagai informasi awal dalam membimbing putra-putrinya sebagai kerjasama antara orangtua dan sekolah, bagi guru kelas dapat dimanfaatkan dalam mendukung proses pembelajaran di kelas, dan bagi kepala sekolah dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan memotivasi guru di sekolah. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Konsep Diri

a. Pengertian Konsep Diri

Menurut Agoes Dariyo, “Konsep diri adalah gambaran diri sendiri yang bersifat menyeluruh terhadap keberadaan diri seseorang: 1 . Sedangkan konsep diri menurut Atwater yang dikutip Desmita “konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yaitu meliputi presepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya ” 2 . Konsep diri merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian. Menurut Rog ers yang dikutip oleh Syamsul Bachri Thalib “koonsep kepribadian yang paling utama adalah diri.Diri berisi ide-ide, persepsi-persepsi dan nilai-nilai yang mencangkup kesadaran tentang diri sendiri ”. 3 Sedangkan pengertian konsep diri menurut Hendriati Agustiani “Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan” 4 . “Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari” 5 . 1 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan, Bandung: Refika Adiyama, 2007, Cet. 1,h.202. 2 Ibid. 3 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, Jakarta : Prenada Media Group,2010, cet.1., h.121. 4 Hendriati Agustiani, op. cit., h.138. 5 Ibid. 8 Winarno Surakhmad dalam bukunya yang berjudul psikologi pemuda menjelaskan “Konsep diri juga dapat diartikan sebagai gambaran mental yang dimiliki oleh sesorang mengenai pribadi dirinya”. 6 Menurut Mohamad Surya dalam bukunya psikologi guru, memberi pengertian “konsep diri merupakan gambaran pandangan mengenai diri sendiri yang bersumber dari satu perangkat keyakinan dan sikap terhadap dirinya sendiri”. 7 Bagaimanapun konsep itu merupakan aspek kepribadian yang penting artinya karena tingkah laku seseorang banyak dipengaruhi oleh konsep dirinya. Sebaliknya pembentukan konsep diri tersebut dipengaruhi oleh peristiwa belajar dan pengalaman, terutama yang berhubungan erat dengan dirinya seperti harga diri, kegagalan atau sukses yang dicapai. Berdasarkan pada beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencangkup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri dari atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan.

b. Konsep diri positif dan konsep diri negatif

a Konsep diri negatif Karakteristik mengenai konsep diri yang negatif yang dikemukakan oleh Inge Hutagalung secara umum tercemin dari keadaan diri sebagai berikut : 1. Individu sangat peka dan mempunyai kecenderungan sulit menerima kritik orang lain. 2. Individu yang mengalami kesulitan dalam berbicara dengan orang lain. Sikap yang hiperkritis dipergunakan untuk mempertahankan citra diri yang goyah, dan mengarahkan kembali perhatian kepada kekurangan dari orang lain daripada kekurangan dirinya sendiri. 3. Individu yang sulit mengakui bahwa ia salah. Terdapat kompleks penyiksaan dimana kegagalan ditempatkan pada rencana tersembunyi dari orang lain daripada kekuranga dirinya sendiri. 4. Individu yang kurang mampu mengungkapkan perasaan dengan cara yang wajar. Sering terdapat respons yang berlebihan terhadap sanjungan .setiap 6 Winarno Surakhmad,Psikologi Pemuda, Bandung:Jemmars, 1997 , h. 40. 7 Surya Mohamad, Psikologi Guru, Bandung:Alfabeta, h.86.