Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima siswa. Hamalik mengemukakan bahwa menggunakan media dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan memberikan pengaruh-pengaruh pikologis terhadap siswa. 19 Pemanfaatan media sangat berguna sekali dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, berikut beberapa fungsi media dalam pembelajaran, yaitu: 20 1 Sebagai sumber belajar, Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul Prinsip- Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar menyebutkan sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang siswa dan memungkinkan memudahkan terjadinya proses belajar. Dalam hal ini media, tersirat makna keaktifan yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. 2 Fungsi semantik, yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata simbol verbal yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami siswa tidak verbalistik. 3 Fungsi manipulatif, yaitu media dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta dapat mengatasi keterbatasan indrawi. Kemampuan media dapat menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya. Media juga dapat membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti atom, dan lain-lain. Atau objek yang terlalu besar, sehingga dapat ditampilkan didalam kelas. 21 Dapat juga membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. 19 Azhar Arsyad., Op. Cit. h. 15. 20 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h.36-48. 21 Azhar Arsyad., Op. Cit. h. 26. 4 Fungsi atensi, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam system saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya sel saraf penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya. Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa. 5 Fungsi afektif, yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Lainnya adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. 6 Fungsi kognitif, menurut Winkel siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian. Sehingga semakin banyak pula gagasan yang dimilikinya. Jelaslah bahwa media pembelajaran telah ikut andil dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa. 7 Fungsi imajinatif, dimana media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan fungsi imajinasi siswa. Imajinasi ini adalah memunculkan kreasi baru bagi masa depan dalam bentuk khayalan yang didominasi kuat oleh pikiran autistik. 22 8 Fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran dapat berfungsi sebagai pendorong siswa untuk mengaktifkan dan menggerakan siswanya secara sadar untuk terlibat dalam proses pembelajaran. 9 Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultur antarpeserta komunikasi pembelajaran. Pemahaman siswa yang berbeda-beda dapat diatas 22 Yudhi Munadi, Op. Cit. h.46 dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama. Mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. 10 Fungsi kompensatoris media pembelajaran bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dapat membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembal. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal. 23 Sudjana dan Riva’I menyebutkan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut 24 : 1 Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar. 2 Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3 Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4 Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 25 1 Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 2 Memperbesar perhatian siswa. 3 Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 23 Azhar Arsyad., Op. Cit. h. 17. 24 Ibid.,h. 24-25. 25 Ibid., h. 25. 4 Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. 5 Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, terutama melalui gambar hidup. 6 Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. Uraian di atas dapat disimpulkan beberapa fungsi dan manfaat dari penggunaan media pembelajaran, sebagai berikut: 1 Media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar, karena dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan informasimateri ajar kepada siswa. 2 Media pembelajaran sebagai perantara dari sumber guru menuju penerima siswa dalam menyampaikan informasi materi ajar secara visual maupun verbal sehingga siswa dapat termotivasi minat belajarnya. 3 Media pembelajaran dapat menarik minat belajar siswa, memperbesar perhatian siswa terhadap materi ajar, membuat pembelajaran menjadi tidak membosankan dan guru tidak kehabisan tenaga, serta mengurangi verbalisme dengan meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir.

c. Media Pembelajaran Zooming Presentation

Pemanfaatan media dalam pembelajaran, digunakan sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat abstrak, teoritis dan diperlukan visualisasi. Diharapkan materi yang abstrak dapat diwakilkan dengan tampilan pada presentasi. Hal ini dikarenakan, penggunaan media pembelajaran dapat memvisualisasikan materi lebih menarik dan menjadi lebih mudah dimengerti oleh siswa. Ada beberapa aplikasi yang bisa kita andalkan untuk media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat presentasi. Salahsatu aplikasi terbaru yang memiliki tampilan fresh, unik, menarik, dan memiliki kecanggihan dalam memperbesat serta memperkecil tampilan adalah zooming presentation yang digunakan oleh aplikasi prezi. Penyampaian materi ajar dengan menggunakan media pembelajaran zooming presentation dapat dilakukan secara linier maupun non-linier yang memiliki kekhasan dalam mengeksplorasi materi ajar. 26 Media pembelajaran zooming presentation dilengkapi dengan integrasi multimedia, sehingga dapat memadukan antara video, gambar maupun animasi. Menurut Settle,dkk zooming presentation memungkinkan pengguna untuk memperbesar zoom out dan memperkecil zoom in konsep yang akan dijelaskan. Media pembelajaran zooming presentation dibuat menggunakan aplikasi prezi yang menampilkan presentasi dengan format berbeda dengan tampilan pada umumnya. 27 Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama adam Somlai Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur. Prezi sengaja dibuat sebagai alat untuk mengembangkan berbagai ide dalam bentuk visual dan format menarik yang bersifat naratif. Presentasi melalui Prezi dibuat pada sebuah kanvas yang tidak terbatas oleh bingkai.Hal ini memudahkan penyampaian dalam penggabungan teks, gambar dan multimedia lainnya. Materi-materi yang disampaikan di atas kanvas dapat ditarik, digeser, dapat berputar ke kiri dan ke kanan agar kelihatan lebih menarik tanpa perlu mengganti slide.Satu tampilan presentasi dapat dibuat dengan elemen yang berbeda pada sajiannya untuk membuat animasi. 28 Prezi juga memiliki keistimewaan pada zooming in dan out, yang dapat digunakan dalam memperlihatkan sajian secara detail. Hal ini dapat memberikan kesan yang mendalam pada penerima pesan. 29 Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet.Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual.Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User Interface ZUI, yang memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi. 30 26 I Putu Wisnu Saputra, ST, MBA. Nonlinier presentations series prezi the zooming presentations. Jakarta: Elex Media Komputindo,2011. 27 Op. Cit. h. 138. 28 H. Rosadi, Pengembangan Media Slide berbasis Program Aplikasi Prezi Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Untuk Sekolah Menengah Pertama, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2013 h. 18. 29 Stephanie Diamond, Prezi for Dummies, Kanada: Wiley Publishing, 2010, h. 228 30 Op. Cit., Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam bentuk linier maupun nonlinier, yaitu presentasi terstruktur sebagai contoh dari presentasi linier, atau presentasi berbentuk peta-pikiran mind-map sebagai contoh dari presentasi nonlinier. Pada prezi teks, gambar, video, dan media presentasi lainnya ditempatkan di atas kanvas presentasi, dan dapat dikelompokkan menggunakan bingkai-bingkai yang dibuat sendiri. Pengguna kemudian menentukan ukuran relatif dan posisi antara semua objek presentasi dan dapat mengitari serta menyorot objek-objek tersebut. Untuk membuat presentasi linier, penggunaan dapat membangun jalur navigasi presentasi yang telah ditentukan sebelumnya. 31 Berikut ini adalah Tabel 2.1 tentang kelebihan dan kelemahan media pembelajaran zooming presentation: Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Zooming Presentation NO. KELEBIHAN KEKURANGAN 1 Menggunakan fasilitas Zooming User Interface ZUI yang memudahkan untuk memperbesar dan memperkecil tampilan Merupakan software online yang proses pembuatanya harus dalam keadaan online dengan konektivitas cepat. 2 Tampilan yang menarik, dinamis, dan interaktif Jika menggunakan prezi desktop secara offline maka pilihan font, dan warnanya terbatas 3 Dapat memasukkan berbagai gambar, animasi, video maupun audio Presentasi tidak bisa diprint 4 Dapat melakukan transisi objek secara zoom inout dan perputaran secara lebih mudah Karenan menggunakan zoomable canvas, mungkin saja membuat pusing audience 5 Dapat membuka file presentasi dari mana saja dengan format penyimpanan berupa file executable EXE yang dikompres dalam bentuk ZIP 6 Dapat mengedit secara bersamaan dengan teman lainnya secaraa online 31 I Putu Wisnu Saputra, ST, MBA, Nonlinier Presentations Series Prezi The Zooming Presentations, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011

d. Membuat Media Pembelajaran Zooming Presentation menggunakan

aplikasi prezi 32 1 Langkah pertama adalah masuk ke halaman web www.prezi.com. 2 Kemudian mendaftar masuk seperti pada Gambar 2.1 berikut ini : Gambar 2.1 Tampilan Mendaftar Masuk untuk Menggunakan Prezi 3 Setelah mendaftar lalu mulai mengunduh prezi desktop dan mengaktifkannya. Kemudian prezi dapat digunakan secara offline. 32 Mohammad Amin Embi, Aplikasi Web 2.0 Tools dalam Pengajaran dan Pembelajaran, Malaysia: Pusat Pembangunan Akademik, 2011 cet. 1, h. 132-137. 4 Mulai membuat presentasi menggunakan prezi, seperti pada Gambar 2.2 sebagai berikut: Gambar 2.2 Tampilan Prezi Desktop Berupa Kanvas untuk Memulai Membuat Presentasi 5 Menuliskan teks pada kanvas. Gambar 2.3 Tampilan Kotak Teks Kanvas Virtual Undo dan Redo Klik dua kali untuk menuliskan teks pada kanvas. Perangkat Prezi Path Zoom Setelah mengklik dua kali, kemudian akan muncul kotak teks Kemudian mulai menuliskan teks 6 Memperbesar dan memperkecil teks serta mengatur posisi teks. Gambar 2.4 Tampilan Perbesar dan Perkecil Teks 7 Memasukkan video, gambar, dan animasi. Gambar 2.5 Tampilan untuk Memasukkan Video, Gambar, dan Animasi Klik sekali pada kotak teks, maka akan muncul bulatan garis pada kotak teks. Gunakan untuk mengatur tampilan besar dan kecil teks.Serta mengedit dan memindahkan teks pada tempat yang diinginkan. Dapat juga memutar teks dengan menggeser sambil mengklik garis-garis yang ada di pinggir bulatan. Masukan gambar Masukan Video bisa dari Youtube atau File simpanan yang kita miliki. 8 Mengatur path untuk tampilan otomatis. Gambar 2.6 Mengatur Jalannya Tampilan Presentasi 9 Prezi siap menampilkan presentasi anda. Gambar 2.7 Tampilan Prezis Klik Path kemudian atur alur yang ingin ditampilkan dengan mengklik objek pada kanvas. Klik play untuk menampilkan presentasi. Akan muncul tampilan dalam layar penuh.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 33 Hasil belajar dapat dipahami dengan menjelaskan dua kata, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil product menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sehingga, setelah mengalami belajar, siswa berubah perilakunya. 34 Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni a informasi verbal; b keterampilan intelektual; c strategi kognitif; d sikap; dan e keterampilan motoris. 35 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Menurut Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada manusia pada sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 36 Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran ends are being attained. 37 Perolehan proses belajar siswa merupakan upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. 38 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari 33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, cet. 16, h. 22. 34 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h. 44. 35 Nana Sudjana., Op. Cit, h. 22 36 Purwanto., Op. Cit. h. 45 37 Ibid., 38 Nana Sudjana., Op. Cit, h. 3 Benyamin Bloom yang secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 39 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: 40 1 Mengingat C1 adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari dan tersimpan dalam memori panjang long term memory. Kedua proses kognitif yang terkait adalah mengenali dan mengingat kembali. 2 Memahami C2 adalah membangun pengertian dari pesan instruksional, termasuk pesan secara lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melaluipengajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3 Mengaplikasikan atau Menerapkan C3 adalah kemampuan untuk menyelesaikan atau menggunakan prosedur yang dipelajarinya pada suatu keadaan untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan terdiri dari dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. 4 Menganalisis C4 adalah kemampuan untuk menganalisa suatu informasi atau situasi tertentu menjadi komponen-komponen sehingga informasi tersebut menjadi jelas. Melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhan. Sasaran klasifikasi dari menganalisis adalah belajar menentukan potongan pesan yang relevan atau penting differentiating, mengatur potongan-potongan pesan organizing, dan tujuan yang mendasari pesan atributing. 5 Mengevaluasi C5 adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan suatu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan ukuran-ukuran atau standar yang ditetapkan. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik. 39 Ibid., h. 22. 40 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010, h. 99-120. 6 Menghasilkan karya atau mencipta C6 adalah kemampuan untuk menyusun kembali unsur-unsur ke dalam suatu pola atau struktur baru menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional; mengorganisasi elemen ke dalam pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Menciptakan dikaitkan dengan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. 41 Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. 42 Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu: 43 1 Menerima, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan sebagainya. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2 Merespon atau jawaban, yakni rekasi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3 Penilaian, yakni berkenaan dengan nilai kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4 Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan sebagainya. 5 Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 41 Ibid.,h. 128-130. 42 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, cet. 16, h 29. 43 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 52 Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. 44 Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: 45 1 Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; 3 Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain; 4 Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan; 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks; 6 Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Tipe hasil belajar di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar