80
menjadi pasar utama bagi pengukir tidak semuanya menyukai benda-benda budaya kuno yang bentuknya masih abstrak. Sedangkan Eston Tamba mengatakan bahwa dirinya
hanya menambah atau mengukir bagian-bagian kosong, ini dilakukan agar ukiran lebih menarik.
3.8 Kendala Dalam Mengukir
Dalam setiap pekerjaan tidak sertamerta berjalan mulus begitu saja, pasti akan ada kendala atau hambatan yang didapat. Sama halnya dengan mengukir yang mana ada
beberapa kendala yang harus dihadapi oleh pengukir itu sendiri.
3.8.1 Regenerasi Pengukir
Regenerasi pengukir yang ada di Kelurahan Tuktuk Siadong tidak berjalan dengan baik, sepanjang pengamatan penulis tidak terdapat pengukir yang berusia muda.
Menurut Benny Silalahi kebanyakan pemuda yang tidak melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi akan memilih untuk bercocok tanam dari pada mengukir. Ini tidak
terlepas ketika mereka melihat pekerjaaan mengukir tidak menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
Di sisi lain Kimson Sidabutar mengatakan pemuda yang memilih untuk melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi sebenarnya mempunyaimenguasai dasar
mengukir hanya saja bakat yang mereka miliki tidak tersalurkan. Seharusnya pemerintah perlu melakukan pembinaan terhadap pengukir-pengukir muda ini. Melalui Pembinaan
inilah yang nantinya akan menjadi penyaluran bakat yang mereka miliki dan secara
Universitas Sumatera Utara
81
otomatis juga akan memberi penghasian tambahan. Selain itu pembinaan yang dilakukan diharapkan dapat menciptakan regenarasi pengukir.
Pemkab Samosir setiap tahunnya mengadakan perlombaan mengukir yang bisa diikuti oleh berbagai kalangan. Menurut Eston Tamba, seharusnya perlombaan mengukir
yang ada saat ini tidak lagi diikuti oleh mengukir tua, dimana pengukir yang sudah berpengalaman ini sudah pasti menang dari pengukir yang muda. Seharusnya Pemkab
Samosir mengadakan perlombaan mengukir khusus untuk tingkat pelajar. Hal seperti ini diharapkan bisa merangsang pengukir-pengukir muda untuk lebih semangat dan beliau
menyarankan agar kegiatan dilakukan dua kali dalam setahun.
3.8.2 Pengadaan Bahan Baku Kayu
Ada sedikit ketakutan pengukir ketika ditanya mengenai bahan baku kayu. Ini terkait dengan sulitan mendapatkan bahan baku kayu mulai dirasakan pengukir. Mereka
dilarang dan ditangkap polisi hutan saat mengambil kayu yang mereka butuhkan. Padahal kayu yang diambil oleh pengukir hanya dua batang dan bukan kayu pinus. Sebelumnya
pengukir tidak mendapat kesulitan dalam mengambil kayu di hutan hanya sejak bermasalahnya PT. Indorayon, polisi hutan lebih berhati-hati lagi.
Pemkab Samosir sudah menjanjikan kepada pengukir bahwa tidak ada pelarangan atau penangkapan yang dilakukan polisi hutan kepada pengukir. Tetapi bukti yang terjadi
di lapangan dalam beberapa kasus masih terdapat pelarangan dan penagkapan. Menurut Kimson Sidabutar seharusnya Pemkab Samosir lebih serius terhadap permasalahan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
82
3.8.3 Kurangnya Kepedulian Terhadap Budaya