82
3.8.3 Kurangnya Kepedulian Terhadap Budaya
Hampir semua penginapan dan hotel yang ada di Kelurahan Tuktuk Siadong dimiliki oleh orang Batak. Akan tetapi, kini kebanyakan dari penginapan atau hotel
tersebut sudah terbuat dari beton. Samosir khususnya daerah Tuktuk Siadong tidak lagi seperti dipikiran wisatawan asing yang memiliki rumah tradisonal dengan unsur budaya
Batak. Memang tidak semua harus menggunakan rumah Batak sebagai bentuk penginapan akan tetapi sebaiknya hotel atau penginapan di Samosir mengunakan unsur
kebudayaan Batak seperti furniture dengan ornamen Batak sebagai penarik wisatawan untuk datang. Seperti yang dikatakan oleh Kimson Sidabutar:
“Penginapan atau hotel disini seharusnya masih mempertahankan pengunaan ornamen-ornamen Batak seperti Gorga. “Ngapain wisatawan
datang ke sini kalau yang dilihat sama dengan yang ada di kampungnya”. Orang batak sendiri mulai melupakan budayanya. Saya sendiri pesimis
mengajak orang batak untuk melestarikan lagi budayanya. Seharusnya orang batak yang tidak mau melestarikan kebudayaan batak tidak boleh
tinggal di Samosir.” Kimson Sidabutar,46 Tahun
Penulis tidak menyebutkan semua pengusaha telah melupakan hal-hal yang bernuansa Batak. Memang masih ada masih pengusaha yang mempertahankan hotelnya
dengan ornamen etnik Batak, akan tetapi hotel tersebut milik warga asing yang menikah dengan warga lokal. Hotel ini bernama “Tabo”. Hotel ini masih mempertahankan
ornamen Batak di penginapannya, misalnya membuat gantungan handuk dengan gorga. Ini merupakan hal paling kecil yang dilakukannya untuk membedakannya dengan
Universitas Sumatera Utara
83
penginapan lainnya. Hotel ini selalu menggunakan jasa pengukir lokal untuk pembuatannya.
Pemilik penginapan ini mempercayakan pembuatan ukirannya kepada kerabat dari sang isteri, sehingga ada sedikit kecemburuan sosial yang terlihat dari pengukir
lainnya. Artinya ketika orang Batak yang memiliki penginapan mulai meninggalkan budayanya maka pengukir Batak akan dipertanyakan keberadaannya. Dan menjadi
sebuah keuntungan bagi pengukir yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik penginapan Tabo yang masih mempertahankan ornamen-ornamen Batak. karena ia akan
terus mendapatkan pemesanan ukiran.
Universitas Sumatera Utara
84
BAB IV Komodifikasi Ukir Batak di Tuktuk Siadong
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Manusia adalah perpaduan antara mahluk material dan mahluk spritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
manusia sebagai dinamika selalu mengaktivitaskan dirinya. Manusia tidak dapat berdiri sendiri karena membutuhkan manusia lainnya untuk dapat berinteraksi dan bertahan
hidup. Segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Suatu kebudayaan masyarakat mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, religius yang dihasilkan dari turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain. Jadi
kebudayaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, meliputi; sistem ide, atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia dan bersifat
abstrak. Perwujudan budaya sendiri terbagi atas tiga wujud, hal ini dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Ketiga wujud tersebut meliputi:
1. Wujud ideal kebudayaan yaitu suatu kompleks dari ide-ide, gagasan dan nilai-
nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak bisa diraba dan difoto dan terdapat dalam pikiran
individu penganut kebudayaan tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide hanya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang terwujud dalam bentuk
norma, adat istiadat, agama atau hukum. Misalnya aturan atau norma sopan santun dalam berbicara kepada orang yang lebih tua, tidak ada aturan yang jelas
Universitas Sumatera Utara
85
secara normatif akan tetapi masyarakat sudah paham bagaimana sikap yang wajib diperlakukan ketika bertemu dengan orangtua.
2. Kedua yakni wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas atau kegiatan sosial yang
berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan secara kontinue dengan
sesamanya. Wujud kebudayaan ini bersifat konkret dan bisa dilihat, misalnya upacara perkawinan.
3. Wujud ketiga dari kebudayaan disebut sebagai kebudayaan artefak atau materil.
Wujud ini berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkrit dan berupa benda-
benda yang dapat diraba, dilihat dan difoto contohnya Ulos atau Wayang Golek. Indonesia terkenal dengan keragaman suku bangsa, adat-istiadat dan agama,
sehingga tak heran Indonesia juga memiliki kebudayaan yang beragam. Setiap daerah memiliki kebudayaan yang membedakannya dengan daerah lain. Sama halnya dengan
suku Batak, suku ini banyak mendiami Pulau Samosir. Pulau Samosir sendiri terletak di Sumatera Utara dan menjadi salah satu icon
pariwisata andalan. Terdapat beraneka ragam budaya yang dijadikan suguhan bagi pariwisata. Baik itu kebudayaan yang bersifat aktivitas sampai pada artefak seperti
patung-patung khas Batak Tunggal Panaluan, Hombung dan Dompet Raja, Sahan atau Naga Marsorang, Bata Idup, Singa-singa dan Gaja Doppak. Artefak atau benda budaya
Batak ini sudah terkomodifikasi dalam berbagai ukuran dan variasi bentuk dan fungsinya.
Universitas Sumatera Utara
86
Misalnya dapat berupa kalung, gantungan kunci, atau seperti benda aslinya akan tetapi dengan ukuran yang lebih besar maupun lebih kecil dari aslinya. Pada bab ini penelitian
ini akan memaparkan lebih dalam proses perubahan benda-benda materil yang telah mengalami banyak sentuhan demi mengikuti perkembangan zaman.
4.1 Proses Perubahan Benda Budaya Batak di Tuktuk Siadong
Masyarakat di Pulau Samosir sudah lama dikenal dengan budaya mengukirnya. Kayu adalah bahan utama digunakan untuk mengukir dengan menggunakan pisau sebagai
alat untuk membentuk ukiran. Ukiran kayu biasanya diperlukan untuk keperluan adat istiadat atau dimanfaatkan untuk kegiatan ritual, pemanggil hujan dan beberapa benda
juga digunakan sebagi tempat penyimpanan harta benda. Namun pada saat ini, produk ukiran kayu tersebut sudah dikenal sebagai barang dagangan souvenir untuk para turis.
untuk mengangkat nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Berikut ini penulis sajikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan benda budaya tersebut menjadi
lebih komersial.
4.1.1 Kedatangan Agama Kristen ke Tanah Batak