40
Kelurahan Tuktuk Siadong. Kondisi dari ke tiga unit sarana ibadah tersebut dalam keadaan baik
2.6 Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk Kelurahan Tuktuk Siadong cukup beragam dengan tingkat pendapatan yang cukup tinggi. Di desa ini rata-rata masyarakatnya bertaraf kehidupan
menengah keatas. Di desa ini bangunannya berbentuk permanen dengan rumah bertingkat dengan fasilitas lengkap bahkan seluruh penduduknya memiliki kendaraan bermotor.
Keadaan ini dikarenakan Tuktuk Siadong merupakan daerah distinasi wisatawan, sehingga perputaran uang cukup tinggi terutama pada masa liburan. Untuk lebih
mengetahui bagaimana keadaan penduduk di Desa Tuktuk Siadong, penulis akan uraikan secara rinci dalam sub judul berikut:
2.6.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Tuktuk Siadong dalam data statistik tahun 20082009 yang diperoleh dari kantor Kelurahan Tuktuk Siadongl adalah 1997 jiwa.
Dimana mayoritas penduduk bersuku Batak Toba dan sebagian kecil suku Jawa dan Nias.
2.6.2 Kompsisi Penduduk
Komposisi penduduk di Kelurahan Tuktuk Siadong dapat dikelompokkan berdasarkan agama, jenis kelamin, usia, mata pencaharian dan pendidikan.
2.6.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam perkembangan hidup manusia. berdasarkan data yang ditemukan dari kantor Kelurahan tuktuk Siadong,
Universitas Sumatera Utara
41
diketahui babhwa penduduk sekitar tidak ditemukan lagi yang buta aksara. Dimana terdapat 97 penduduk yang tidak tamat SD, 161 orang tamatan SD, 50 orang tamatan
SMP, 185 orang tamatan SMA, 26 orang tamatan akademisi, dan 39 orang tamatan sarjana. Sehingga memang Keurahan Tuktuk Siadong cukup memperhatikan pendidikan.
Penduduk yang berkerja sebagai karyawan di hotel atau penginapan mayoritasnya adalah lulusan SMA. Lulusan SD dan SMP biasanya bekerja sebagai nelayan dan buruh
harian seperti di kapal, ladang, akan tetapi adapula yang bekerja di hotel dan penginapan bahkan restauran. Penduduk lulusan akademisi dan sarjana mayoritas bekerja di instansi
pemerintahan dan sebagai guru.
2.6.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Masyarakat Kelurahan Tuktuk Siadong mayoritas beragama Kristen Katolik dengann penganut sebanyak 1158 orang atau 58 dari jumlah keseluruhan penduduk.
Penduduk yang beragama Kristen Protestan merupakan penduduk yang terbanyak kedua yang berjumlah 823 orang atau 41,2. Penganut agama Islam dikelurahan ini merupakan
penduduk yang paling sedikit dengan jumlah penganut 16 orang atau 0,8 dari keseluruhan jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Tuktuk Siadong ini. Untuk lebih
jelasnya komposisi penduduk Tuktuk Siadong dapat di lihat pada tabel berikut:
TABEL 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama
Jumlah Persentase
1 Katolik
1158 58
2 Kristen Protestan
823 41,2
3 Islam
16 0,8
4 Budha
- -
5 Hindu
- -
Sumber: Kantor Kelurahan Tuktuk Siadong 20082009
Universitas Sumatera Utara
42
2.6.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Ada beberapa jenis mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kelurahan Tuktuk Siadong seperti petani, pedagang, nelayan, pegawai negeri, pengusaha, buruh dan
lain sebagainya. Mata pencarian bertani dan berkebun di daerah ini didukung oleh lahan pertanian yang luas. Karena Kelurahan Tuktuk Siadong merupakan destinasi wisata maka
banyak pengusaha membuka dan mendirikan fasilitas-fasilitas pelayanan seperti hotel, penginapan, restoran, tempat penukaran uang asing, biro perjalanan dan saranan hiburan
seperti cafe, bar dan lainnya. Dibidang perdagangan tampak ada pembuat sekaligus penjual barang-barang kerajinan tangan atau souvenir.
Selain sebagai pedagang dan pengusaha, di Kelurahan Tuktuk Siadong juga banyak ditemui karyawan atau guide lokal yang bekerja di fasilitas pelayanan jasa
kepariwisataan seperti hotel atau restoran. Untuk lebih jelasnya mengenai mata pencarian di Kelurahan Tuktuk Siadong dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencarian
Jumlah jiwa 1
Petani 291
2 Buruh
98 3
Nelayan 42
4 Pedagang
31 5
Pengusaha 14
6 PNS
34 7
ABRI 4
8 Pegawai Swasta
287 9
Jasa 57
10 Pensiunan
5 Jumlah
Sumber: Kantor Kelurahan Tuktuk Siadong
Universitas Sumatera Utara
43
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan sebagai petani di Kelurahan Tuktuk Siadong merupakan mata pencarian paling banyak yakni sebanyak
291 jiwa sedangkan Pegawai Swasta merupakan pekerjaan terbanyak kedua dengan jumlah sebanyak 287 jiwa. Para petani di daerah ini biasanya menanam padi, jagung,
sayuran dan kacang-kacangan di ladang mereka. Tanaman tersebut ditanam dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan biasanya hanya di konsumsi sendiri dan sisahnya
di jual kepada tetangga atau pasar tradisional. Buruh yang ada biasanya bekerja sebagai anak buah kapal di kapal umum, tenaga
harian di hotel atau penginapan misalnya sebagai tukang kebun, juru masak dan teknisi mesin. Sedangkan nelayan di Kelurahan ini menangkap ikan dengan menggunakan
sampan.
2.7 Samosir Sebagai Destinasi Pariwisata
Ketika berbicara mengenai Samosir maka yang pertama kali diingat adalah Danau Toba. Dimana Danau Toba menjadi salah satu danau terluas di Asia Tenggara. Danau
Toba di kelilingi oleh tujuh kabupaten yakni Simalungun, Karo, Dairi, Humbang Hasudutan, Tobasa, Tapanuli Utara dan samosir. Masing-masing kabupaten memiliki
keunggulannya dalam menarik wisatawan, hal ini juga terlihat di Samosir. Samosir sebagai titik lokasi penelitian memiliki berbagai tempat yang mengagumkan. Misalnya
wisata budaya dan alam. Wisata budaya yang terdapat di Samosir misalnya Makam Raja Sidabutar, Batu
Parsidangan, Batu Hobon, Batu Marhosa, Batu Sawan, Makam Raja Batak, Batu
Universitas Sumatera Utara
44
Parhusipan, dan banyak lagi. Wisatawan dapat pulak melihat langsung berbagai sajian tarian Tor-tor dan melihat pembuat tenun Ulos. Di Samosir juga terdapat berbagai
keindahan alam dari pantai pasir putih, Panatapan, dan danau di atas Danau Toba yakni Danau Sidihoni. Di Samosir juga disediakan penginapan, restoran, lukisan dan ukiran
khas Batak yang terdapat di Sekitar Tuktuk Siadong. Sehingga memang cukup beralasan Samosir dijadikan daerah tujuan wisata di Sumatera Utara bahkan Indonesia.
Turis yang memiliki ketertarikan dengan ukiran khas batak dapat langsung belajar atau dapat pula membelinya sebagai souvenir di Tuktuk Siadong. Di Tuktuk Siadong
terkenal dengan sebutan sebagai kampungnya turis mancanegara. Turis-turis ini datang untuk sekedar menginap semasa liburannya bahkan dari hasil penelitian terdapat turis
mancanegara ini yang menikah dengan penduduk sekitar.
2.7.1 Gambaran Umum Kios-Kios Penjual Ukir Batak.
Kelurahan Tuktuk Siadong merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Samosir. Ada banyak hal yang dapat dinikmati di daerah ini, pemandangan alam yang
menyejukan mata merupakan salah satu daya tariknya. Selain pemandangan yang indah, kebudayaan masyarakat setempat juga mengambil andil untuk ikut menarik wisatawan
untuk datang. Salah satu kebudayaan itu yakni seni ukir. Kelurahan Tuktuk Siadong kini banyak terdapat kios-kios yang menyediakan
ukiran Batak. Kios-kios tersebut berada di pinggiran jalan lingkar Tuktuk Siadong
dengan jumlah pengukir Tuktuk berkisar antara 20 orang. Kios-kios ini berdiri
mengikuti konstruksi tanah daerah Tuktuk yang berbukit-bukit serta kebanyakan kios
Universitas Sumatera Utara
45
bergabung dengan rumah si pengukir. Dimana sebenarnya kios tersebut merupakan bagian depan rumah atau teras dijadikan tempat berusaha. Ada beberapa kios yang
beronamenkan Gorga pada bagian atas maupun dinding. Untuk memberikan identitas pemiliknya, kios tersebut diberikan pamflet di bagian depan.
Meja ukir merupakan satu benda yang paling mencolok keberadaannya. Terlihat dari bentuknya yang besar, dengan tumpukan alat-alat yang digunakan untuk mengukir.
Hal ini dikarenakan kios penjualan tersebut juga difungsikan sebagai tempat pengukir memproduksi benda-benda yang dijual. Akan tetapi keadaan ini tidak berada disemua
kios. Adapula beberapa kios yang terpisah dari tempat pembuatan ukirannya. Beberapa pengukir membuat ruang terpisah karena menginginkan adanya ruang privasi.
Keprivasian ini menyangkut konstrasi pengukir untuk menciptakan suatu benda yang inovatif.
Kios tersebut menyediakan beberbagai seni ukiran dari yang berukuran kecil sampai ukuran besar. Benda-benda yang berukuran kecil seperti gantungan kunci,
Laklak, replika Rumbi, kalender Batak, dan lain-lain. Beberapa benda dibuat dalam ukiran besar dan kecil artinya benda yang sama namun memiliki ukuran yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB III 3.1
Bahan Yang Digunakan Dalam Mengukir
Ada beberapa bahan yang biasanya digunakan oleh pengukir yang ada di Kelurahan Tuktuk Siadong yakni; kayu, tanduk dan tulang kerbau, kulit kayu, bambu dan
terakhir buah labu. Sub bab selanjutnya akan menjelaskan bahan tersebut secara terperinci menurut data yang diperoleh penulis.
3.1.1 Kayu