Inspirasi Dalam Memodifikasi Benda Budaya Alasan Merubah Benda Budaya

78 Jengger yang terletak di bawah Dila Paung. Fungsi dari Gaja Doppak hampir sama dengan Singa-singa yakni sebagai pelindung pemilik rumah dari kekuatan jahat Foto 22 Sumber: Foto Candra Sinabutar, 2014. Replika rumah tradisional Batak yang menunjukan letak dari Gaja Doppak Ulu Paung, Dila Paung dan Jengger

3.6 Inspirasi Dalam Memodifikasi Benda Budaya

Dalam memodifikasi sebuah benda budaya kebanyakan pengukir terinspirasi dari televisi, majalah dan hasil kreativitas diri. Pada dasarnya pengukir lebih banyak bereksperimen dari apa yang ada dipikirannya. Bentuk dan cerita mengenai sebuah benda budaya juga didapat dari turis asing yang memang sengaja membawa dan memperlihatkan buku-buku mengenai benda tersebut. Seperti yang dikatakan Benny Silalahi walaupun mereka sudah lama mengukir tetapi mereka pun banyak tahu sejarah Universitas Sumatera Utara 79 dan bentuk awal dari suatu benda budaya Batak dari buku-buku atau majalah yang dibawa oleh turis asing. Banyak juga turis asing yang membawa foto Tunggal Panaluan yang mereka inginkan untuk dibuatkan oleh Benny. Tidak hanya itu pengukir seperti Benny tidak hanya membuat benda-benda budaya tetapi mereka juga membuat kreasi baru seperti gantungan handuk yang bernuansa Batak, lampu duduk, relief-relief yang bertemakan tanah Batak dan kekristenan.

3.7 Alasan Merubah Benda Budaya

Alasan utama mengapa pengukir merubah atau memodifikasi ukiran Batak, yakni motif ekonomi. Mudahnya mendapatkan informasi mengenai tempat-tempat yang menarik melalui teknologi yang semakin canggih membuat mobilitas seseorang semakin meningkat. Samosir yang menjadi tujuan wisata membuat masyarakat setempat berfikir lebih kreatif. Kebiasaan wisatawan yang akan mencari sesuatu yang khas dari daerah tempat dia berkunjung untuk dijadikan tanda dari suatu perjalanan dimanfaatkan betul oleh masyakat setempat. Dalam hal ini masyarakat Samosir memanfaatkan kebudayaan mereka yakni ukirannya yang dibuat lebih inovatif guna menarik wisatawan yang berkunjung dan otomatis meningkatkan perekonomian mereka. Dalam perjalanannya komodifikasi ukir Batak memang tergantung pada selera pasar, acap kali wisatawan asing datang dan membawa gambar benda-benda budaya Batak yang mereka inginkan. Seperti yang diungkapkan oleh Benny Silalahi beliau mengatakan alasan memodifikasi benda budaya sedemikian rupa karena turis asing yang Universitas Sumatera Utara 80 menjadi pasar utama bagi pengukir tidak semuanya menyukai benda-benda budaya kuno yang bentuknya masih abstrak. Sedangkan Eston Tamba mengatakan bahwa dirinya hanya menambah atau mengukir bagian-bagian kosong, ini dilakukan agar ukiran lebih menarik.

3.8 Kendala Dalam Mengukir