67
dengan sedikit tertawa mengatakan barang ini tambah lama tambah antik. Pada akhirnya kedua turis asing tersebut membeli patung seharga Rp 350.000,-.
3.5 Benda Sakral
Benda sakral merupakan benda-benda yang berkaitan dengan tradisi nenek moyang. Dimana benda yang bersifat sakral ini dahulu sering dijumpai dalam berbagai
ritual. Benda-benda yang memiliki kekuatan spitual bagi penganut kebudayaan itu berada.
3.5.1 Tunggal Panaluan
Tunggal Panaluan merupakan tongkat mistis orang Batak. Dahulu benda ini dibuat dan dimiliki oleh datu. Tunggal Panaluan memiliki ciri-ciri yaitu dihiasi dengan
ukiran dari ujung hingga pangkal dimana tongkat tersebut selalu menggambarkan serangkaian figur manusia kecil yang kurang lebih seperti monster, laki-laki dan
perempuan yang sering kali dengan kepala besar dalam posisi jongkok atau setengah jongkok satu diatas yang lain dan diselingi atau dihubungkan satu dengan yang lain
dengan semua jenis binatang yang menonjol. Binatang tersebut diantaranya adalah lembu, kerbau, kadal, ular dan buaya. Biasanya ukiran-ukiran ini menutupi hampir
keseluruhan tongkat dan hanya menyisahkan bagian pendek yang berfungsi sebagai pegangan di bagian tengah.
Ada banyak versi mengenai tema dari ukiran yang terdapat pada Tunggal Panaluan tetapi kebanyakan peneliti mengatakan bahwa tujuh figur manusia selalu
muncul atau figur paling atas selalu laki-laki dan perempuan di bawahnya. Kepala figur
Universitas Sumatera Utara
68
paling atas ditutup dengan Tali-tali
13
dan sebuah bulu di bagian atas menutupi kepala dan biasanya terbuat dari rambut manusia, meskipun dapat diganti dengan rambut kuda, bulu
ayam jago atau sekedar ijuk. Tongkat tersebut dililit juga dengan Bonang Manalu
14
dengan melingkar dikepala figur yang paling teratas sesuai dengan Tali-tali dan menyilang dari atas kebawah.
Di zaman dulu benda-benda tersebut hanya bisa dibuat oleh imam penyembuh Datu, guru. Ia mengerjakannya dengan alat-alat sederhana dan hanya melakukannya
setelah mempersembahkan sesaji ke pohon yang menjadi bahan mentah. Saat tongkat tersebut sudah jadi, Datu harus mempersembahkan sesaji lagi sebelum dapat
menggunakan tongkat itu. Ini merupakan ciri penting, karena hal tersebut menekankan hubungan dekat yang muncul antara Datu dengan tongkatnya. Keduanya menjadi satu
dan mereka saling tergantung satu dengan yang lainnya. Datu harus tetap memelihara tongkat tersebut dengan cara memberi sesaji dan sebagai gantinya tongkat tersebut akan
membisikan apa yang sebenarnya terjadi serta apa yang harus dilakukan.
13
Tali-tali, penutup kepala yang dibuat dari sepasang katun kecil panjang berwarna merah dan putih yang dibuat seperti tali dan diikat melingkat dikepala
14
Bonang Manalu merupakan beng hitam, merah dan putih yang digabungkan.
Universitas Sumatera Utara
69
Foto 14
Sumber: Achim Sibeth, 2000. Tunggal Panaluan. Dewasa ini tidak akan ditemukan lagi ritual yang seperti hal tersebut. Tunggal
Panaluan telah dimodifikasi dengan cara membuat kerumitan desain dari bentuk awal. Dimana figur-figur yang ada lebih ditonjolkan, tidak lagi hanya goresan kayu yang
dangkal. Mata yang membelalak, figur manusia yang saling bertindih dan disilingi beberapa hewan kini dapat terlihat dengan jelas. Tidak hanya pada penampilan luar
Tunggal Panaluan yang dipoles cantik, akan tetapi benda yang berukuran 1,5 meter
Universitas Sumatera Utara
70
hingga 2 meter ini juga dibuat lebih efesien. Saat ini Tunggal Panaluan dapat ditemukan dengan sistem bongkar pasang. Tunggal Panaluan dapat dibongkar menjadi tiga bagian.
Pengukir melakukan hal tersebut karena keluhan pembeli yang sulitnya membawa tongkat dengan panjang mencapai 2 meter ini.
Tongkat yang dahulunya memiliki kekuatan supranatural dan digunakan oleh orang sakti Datu kini dapat dimiliki semua orang. Cerita mengenai kesaktian tongkat
tersebut kini tidak lagi menjadi perbincangan yang tabuh. Siapapun dapat megetahui cerita tentang Tunggal Panaluan dengan berbagai versi dari pengukir yang ada. Dengan
mimik yang agak serius biasanya pengukir akan menceritakan sejarah Tunggal Panaluan versinya, sesekali menatap mata untuk lebih meyakinkan calon pembeli.
3.5.2 Hombung dan Dompet Raja