25
wisatawan yang nantinya juga meningkatkan pendapatan para pelaku kebudayaan tersebut. Namun di sisi lainnya komodifikasi kebudayaan berdampak negatif dimana
pelaku kebudayaan secara tidak sadar menghilangkan makna dan sakralitas suatu kebudayaan. Untuk itu diperlukan sebuah penelitian agar makna benda sakral bagi orang
Batak dapat dituliskan sebagai inventaris budaya Batak itu sendiri. Maksud dari pembuatan inventarisasi ini adalah melestarikan budaya daerah Batak, untuk
mendokumentasikan berbagai data tentang aspek tradisi dan kebudayaan dalam suatu kelompok masyarakat. Termasuk didalamnya proses pembuatan, motif, fungsi dan
kegunaan dari benda-benda ukir Batak.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah yang menjadi topik dalam tulisan ini adalah bagaimana proses terjadinya komodifikasi pada
ukir Batak. Permasalahan ini dijabarkan melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Apa yang mendorong pelaku kebudayaan pengukir melakukan komodifikasi ukir Batak.
2. Bagaimana proses komodifikasi ukir Batak terjadi di daerah wisata Tuktuk
Siadong, Samosir.
Universitas Sumatera Utara
26
1.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini difokuskan pada Kelurahan Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir. Alasan Pemilihan lokasi ini disebabkan Daerah Tuktuk Siadong merupakan
salah satu tujuan wisata kebudayaan Batak serta terdapat kios-kios yang menjajakan berbagai macam ukiran patung. Dalam kios tersebut pengrajin pengukir memproduksi
benda-benda materil yang menjadi kajian dalam tulisan ini. Jalur yang digunakan untuk mencapai daerah ini yaitu: Medan-Siantar-Parapat
Tigaraja-Tuktuk atau melalui Medan-Tele-Pangururan-Tuktuk. Para wisatawan biasanya lebih memilih jalur Medan-Siantar-Parapat Tigaraja karena jaraknya lebih
dekat yakni sekitar 4-5 jam daripada Medan-Tele-Pangururan-Tuktuk yang hampir memakan waktu sampai 6-7 jam.
Universitas Sumatera Utara
27
Penumpangwisatawan dapat menggunakan angkutan umum melalui Medan dengan Bus Sejahtera dari terminal Amplas. Bus tersebut akan menghantarkan
penumpang sampai pelabuhan di Tigaraja, Parapat. Kemudian dari pelabuhan ini penumpang dapat menaiki kapal wisata untuk menyeberang ke Tuktuk Siadong. Biaya
yang dikenakan dengan jalur tersebut juga relatif murah. Menurut pengalaman penulis sekitar Rp 46.000,- empat puluh enam rupiah. Dengan rincian biaya sebagai berikut dari
Medan menuju Terminal Amplas Rp 4.000,- kemudian Amplas-Prapat Rp 32.000,- dan terakhir dari Pelabuhan Tigaraja menuju Tuktuk Rp 10.000,-
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian dilakukan ialah untuk mengambarkan atau mengungkapkan pengetahuan masyarakat mengenai benda-benda sakral, kegunaan
manfaat serta fungsi dari benda-benda sakral serta alasan-alasan pengrajin membuat benda sakral tersebut menjadi barang komoditi. Melalui penelitian ini juga dapat
menginventariskan benda-benda kebudayaan materi orang Batak. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan referensi bagi masyarakat
dikalangan akademisi, mahasiswa, aktivis dan lain sebagainya, khususnya bagi mereka yang berlatarbelakang disiplin Ilmu Antropologi yang ingin mengkaji lebih dalam tentang
Danau Toba terutama masalah nilai tradisional ukir Batak. Bagi penulis sendiri,
penelitian ini diharapkan menjadi sebuah sarana pengembangan diri untuk lebih paham akan ruang lingkup kajian Antropologi.
Universitas Sumatera Utara
28
1.6 Metode Penelitian