Proses dan Teknik Mengukir

58 Foto 8 Sumber: Candra Sinabutar, 2014. Pahat. Keberadaan pahat kini banyak digunakan oleh pengukir karena dianggap lebih menghasilkan ukiran yang halus dan rapi.

3.3 Proses dan Teknik Mengukir

Ukiran Batak yang dikerjakan secara handmade biasanya memakan waktu lama dalam proses pembuatannya. Disamping itu pengukir akan memfokuskan seluruh pikirannya terhadap apa yang dikerjakannya. Para pengukir seperti memiliki perhitungan matimatis sendiri, berhenti dan menilik setiap sudut untuk melihat hasil sementara hingga akhirnya mencapai hasil yang diinginkan. Dalam sekali mengukir biasanya pengukir membuat hanya satu model ukiran tetapi dalam jumlah yang banyak. Ini dilakukan agar pekerjaan efektif dan efisien, Universitas Sumatera Utara 59 dimana bahan seperti kayu dan cat terpakai dengan maksimal. Seperti yang dilakukan oleh Benari Nainggolan dalam membuat ukiran kreasi baru yakni patung domba dalam diorama 12 Sumber: Candra Sinabutar, 2014. Patung domba yang sedang dikerjakan ini akan dijadikan satu set diorama kelahiran Yesus dalam kreasi baru pengukir. kelahiran Yesus. Beliau menggunakan kayu dengan panjang 50 cm dan ketebalan 10 cm. Proses pengerjaannya yakni mengukir satu ukiran terlebih dahulu pada 10 cm bagian atasnya. Setelah selesai beliau memotong bagian bawah ukirannya, melanjutkan pada 10 cm yang kedua dan begitulah seterusnya. Ini juga dilakukan supaya pengukir memiliki ruang khusus untuk pegangan ukiran yang akan mempermudah dalam proses mengukira dibandingkan kalau kayu dipotong per 10 cm. Foto 9 12 Diorama adalah sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau adegan. Universitas Sumatera Utara 60 Untuk mengukir sebuah ukiran yang bahannya terbuat dari kayu ada beberapa cara. Cara yang biasanya dilakukan oleh pengukir yakni perendaman kayu sebelum diukir. Perendaman biasanya dilakukan menggunakan air selama beberapa minggu. Ini berguna ketika proses pengukiran yang mana kayu yang telah direndam akan lebih mudah untuk di ukir. Cara mengukir seperti ini dituntut untuk bekerja cepat karena kayu yang sebelumnya direndam harus selesai diukir sebelum kayu tersebut kering kembali. Jika tidak selesai kayu yang sudah kering harus direndam kembali untuk mengukirnya. Sejalan dengan itu ketika penulis berada di kios Artia milik Benari Nainggolan beliau sesekali meninggalkan penulis ke belakang dan beberapa saat datang lagi. Saat itu penulis penasaran dan mencoba mengikuti beliau yang ternyata beliau sedang mengukir. Benari menjelaskan bahwa kayu yang sedang diukirnya sebaiknya diselesaikan dahulu sebelum kayu tersebut kering dan harus melakukan perendaman lagi. “Perendaman dilakukan agar kayu lebih lunaklembut dan gampang untuk diukir. Kadang stok kayu juga banyak, jadi daripada kering lebih baik direndamkan aja langsung. Kan jadi mudah mengolahnya”Benari Nainggolan, 60 Tahun. Cara kedua dalam mengukir yakni tanpa perendaman kayu yang akan diukir. Potongan-potongan kayu yang ada langsung diolah sesuai dengan yang diinginkan. Cara yang seperti ini memerlukan tenaga ekstra, hal ini disebabkan kayu-kayu untuk mengukir adalah jenis kayu keras. Disamping itu cara ini memerlukan waktu yang lama, sehingga biasanya para pengukir lebih banyak menggunakan proses pembuatan benda ukir melalui perendaman. Universitas Sumatera Utara 61 Teknik mengukir yang tepat biasanya dengan mengukir searah serat kayu. Ini dilakukan agar kayu yang akan diukir lebih kuat. Misalnya sebuah ukiran yang berbentuk biorama dengan ukiran hewan didalamnya, pengukir harus mengukir searah dengan serat kayu terutama pada bagian yang rapuh contohnya kaki-kaki hewan tersebut. Terkadang sekalipun pengukir sudah melakukan dengan teknik seperti itu, sering kali terjadi hal yang tidak diinginkan. Seperti kayu menjadi retak bahkan terbelah, biasanya pada kasus tersebut ukiran akan langsung dibuang. Dewasa ini sudah banyak alat bantu yang digunakan untuk meminimalkan kesalahan seperti itu. Alat tersebut adalah penjepit. Foto 10 Sumber: Candra Sinabutar, 2014. Benny Silalahi yang sedang membuat kotak tissu bermotif gorga dengan dibantu penjepit dalam proses pembuatannya. Pengukir mengatakan sebenarnya alat yang sekarang ada sangat membantu dan mengurangi resiko kecelakaan. Akan tetapi walaupun sudah ada alat bantu yang Universitas Sumatera Utara 62 mempermudah pekerjaan tetap saja seluruh anggota tubuh masih digunakan. Hal ini disebabkan karena tidak semua ukiran bisa dibantu dengan penjepit. Biasanya hanya ukiran yang berukuran kecil dibantu dengan alat penjepit. Ukiran yang berukuran besar seperti Rumbi, Sondi atau Dompet Raja masih menggunakan cara manual. Foto 11 Sumber: Candra Sinabutar, 2014. Ukiran kayu yang setengah jadi dan retak ini menunjukan seteliti apapun pengukir biasanya mereka tidak bisa memastikan hasil akhir dari ukiran mereka. Pengukir di daerah Tuktuk Siadong ini biasanya menggunakan bagian tubuh- tubuh tertentu untuk membantu dalam mengukir. Biasanya kayu yang akan di ukir akan Universitas Sumatera Utara 63 dijepitkan diselangkangan paha atau dijepit antara bagian paha dan betis atau bahkan menjepitnya dengan kedua kaki. Foto 12 Sumber: Foto Candra Sinabutar, 2014. Benny Silalahi menggunakan teknik manual, menjepit diantara kaki dan paha.

3.4 Lamanya Pekerjaan Dan Harga