40
diajarkan kepada seluruh siswa. Keluarnya undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas, yakni UU No. 20 Tahun
2003, menegaskan kembali fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional kita. Pada pasal 3 Undang-Undang ini ditegaskan, Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk menanamkan nilai- nilai dan pembaruan tata kehidupan sehingga dapat membentuk
karakter dan akhlak mulia siswa untuk mengembangkan kemampuan dan menentukan keputusan baik-buruk, serta mewujudkan kebaikan
itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
e. Jenis-Jenis Pendidikan Karakter
Adapun jenis-jenis pendidikan karakter yaitu ada empat yang selama ini dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan Yahya
Khan, 2010: 2 yaitu:
41
1 Pendidikan karakter berbasis nilai religius, contoh manusia
mempunyai hak dalam beribadah sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing.
2 Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, contoh warga
negara Indonesia wajib mengamalkan Pancasila. 3
Pendidikan karakter berbasis lingkungan, contoh manusia yang mempunyai
karakter baik
tidak membuang
sampah sembarangan.
4 Pendidikan karakter berbasis potensi diri, contoh sebagai calon
pendidik guru mempunyai kualitas sebagai guru professional.
f. Faktor-faktor Pembentukan Karakter
Dalam pembentukan karakter faktor yang paling utama adalah faktor internal diri sendiri dan lingkungan keluarga. Secara umum
orang-orang memandang bahwa keluarga merupakan sumber pendidikan moral yang paling utama bagi anak-anak. Orang tua adalah
guru pertama mereka dalam pendidikan moral. Mereka memberikan pengaruh paling lama terhadap perkembangan moral anak-anak:
disekolah, para guru pengajar akan berubah setiap tahunnya, tetapi diluar sekolah anak-anak tentunya memiliki setidaknya satu orang tua
yang memberikan bimbingan dan membesarkan kita selama bertahun- tahun.
Faktor yang kedua adalah faktor eksternal yaitu sekolah dan masyarakat, saat ini semakin banyak bukti menunjukkan bahwa
sekolah perubahan dalam pengembangan karakter. Meskipun sekolah mampu meningkatkan pemahaman awal para siswanya ketika mereka
42
ada disekolah, kemudian bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa sekolah mampu melaksanakan hal tersebut. Sikap baik yang dimilki
oleh anak-anak tersebut perlahan menghilang jika nilai-nilai yang telah diajarkan disekolah tersebut tidak mendapatkan dukungan dari
lingkungan rumah. Dengan alasan tersebut, sekolah dan keluarga haruslah seiring dalam menyikapi masalah yang muncul. Dengan
adanya kerja sama antara kedua pihak, kekuatan yang sesungguhnya dapat dimunculkan untuk meningkatkan nilai moral sebagai seorang
manusia dan untuk mengangkat kehidupan moral di negeri ini Lickona Thomas, 1991: 48-57.
Kemudian di lingkungan sekolah adanya perilaku yang baik misalnya tidak mencontek pada saat ujian dan patuh akan tata tertib
sekolah karakter kita akan menjadi lebih baik apabila kita terapkan di dalam masyarakat seperti tetangga, teman sebaya, dan masyarakat
luas. Individu siswa di bina dan akan terbiasa dengan perubahan untuk menjadi lebih baik maka kita tanamkan dalam pembentukan
karakter supaya siswa lebih mengerti tentang perilaku yang baik dan yang buruk supaya tidak terjerumus kedalam pergaulan yang tidak
diinginkan. Membentuk sebuah karakter yang baik adalah dengan
pembentukan karakter dan membutuhkan proses yang lama. Faktor tersebut bisa mendorong agar siswa bisa mendapatkan perlindungan.
43
Seperti dikatakan diatas faktor paling utama adalah faktor internal dari diri sendiri kemudian dari orang tua apabila orang tua mereka
mendidik dengan penuh kasih sayang dan pola asuh yang cukup memenuhi kebutuhan psikologi anak maka anak itu akan merasa
nyaman dirumah. Perilaku tingkah laku anak akan menjadikan seseorang lebih baik dan sopan terhadap diri sendiri dan sesama.
Kemudian faktor kedua yang mempengaruhi dalam pembentukan karakter yaitu faktor eksternal seperti lingkungan sekolah, aturan,
sistem, kultur budaya. Mengapa dari lingkungan sekolah karena guru adalah orang tua kedua bagi anak yang membutuhkan kasih sayang
dan pendidikan yang cukup agar anak tersebut bisa merasakan kelengkapan akan kebutuhan psikologisnya. faktor eksternal lainnya
adalah masyarakat setelah mendapatkan pembelajaran dari keluarga, sekolah kemudian kita terapkan kedalam masyarakat dan anak-anak
tersebut lebih memahami dasar dari pembentukan karakter supaya bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Jadi kedua faktor internal dan
faktor eksternal ini yang bisa membentuk karakter anak menjadi lebih tanggung jawab kepada Tuhan, diri sendiri, orang tua, guru, dan
masyarakat.
44
3. Pendidikan Kewarganegaraan