52
Karakter adalah suatu proses bertujuan dimana yang dilakukan oleh lembaga pendidikan seseorang harus mempelajari orientasi sikap, dan
perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki perilaku yang baik dalam konteks pendidikan Indonesia adalah pendidikan nilai,
yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
f. Penerapan Metode Ilmiah Dengan Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
Penerapan metode Ilmiah dengan pembelajaran sebenarnya semula banyak diterapkan dalam pembelajaran sain tetapi perlu diingat
bahwa pembelajaran ilmu-ilmu sosial pun dapat bersifat ilmiah. Para pendidik sepakat bahwa pembelajaran yang berdasarkan penerapan
metode Ilmiah ini membuat siswa lebih aktif, pembelajaran berpusat pada siswa, yang memungkinkan penilaian autentik, dan pembelajaran
yang memperhatikan individual siswa. Metode Ilmiah ini sangat cocok untuk digunakan semua mata
pelajaran termasuk pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan. Sehubungan dengan itu, dalam Dies Natalis FIS UNY menurut Abdul
Gafur menyatakan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan perlu diupayakan agar dapat membantu menanamkan kepada siswa
kekuatan mental atau moral sehingga mereka memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan mandiri. Pembelajaran Pendidikan
53
Kewarganegaraan dengan metode Ilmiah ini dapat mencapai tujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif, mengkritisi isu-isu
sosial yang dihadapi baik yang menyangkut individu, masyarakat lokal maupun masyarakat global.
Pembelajaran ilmu-ilmu sosial perlu direvitalisasi agar mampu membantu siswa memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat. Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ilmiah ini aktifitas
belajar terletak pada siswa student centered learning, guru berperan sebagai fasilitator.
B. Kerangka Pikir
Karakter tanggung jawab siswa di SMK Perindustrian Yogyakarta pada mata pelajaran PKn dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah penerapan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya sebatas metode
konvensioanl yaitu mengandalkan materi yang ada pada buku cetak atau LKS dan ceramah yang diberikan oleh guru di kelas. Oleh karena
itu, yang terjadi di lapangan adalah siswa pada saat mengikuti pelajaran di kelas cenderung pasif bahkan ada yang tidak mengerjakan
tugas, PR, bahkan ada siswa yang tidur di kelas, dan siswa membolos pada jam pelajaran PKn. Kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran