76 Pengelolaan kawasan segara anakan, pada awalnya pemerintah Kabupaten
Cilacap menggunakan model jaringan kerja networking, dimana koordinasi antar sektor dibangun melalui jaringan dari perundang-undangan dan kebijakan
yang ada. Meskipun kebijakan penataan ruang kawasan pesisir belum diatur secara legal melalui peraturan daerah, akan tetapi wacana kebijakan penataan
ruang wilayah pesisir telah secara insentif digulirkan oleh Bappeda sebagai badan perencana di daerah. Badan Pengelola Kawasan Segara Anakan BKPSA
merupakan lembaga non struktural yaitu Segara Anakan Conservation and Development Project SACDP yang secara khusus mengelola kawasan Segara
Anakan. Badan ini dibentuk oleh pemerintah daerah seiring dengan adanya proyek bantuan luar negeri yang dibiayai oleh Asian Development Bank ADB.
Upaya pengelolaan segara anakan oleh SACDP seperti tercantum dalam perjanjian kerjasama RI-ADB tahun 1996, terbagi dalam 3 komponen: 1
pengendalian sedimen yang dikerjakan oleh proyek Citanduy, meliputi sodetan Citanduy, sodetan cikonde, pengerukan, normalisasi sungai, 2 rehabilitasi
mangrove seluas 1.040 ha dari 1.125 ha yang direncanakan, konservasi tanah dan pengendalian erosi, pembangunan desa, 3 penguatan kelembagaan saat ini
telah terbentuk 60 KSM Pelestari hutan bakau, serta peningkatan budidaya melalui pola tambak murni dan silvofisheri. Saat ini badan otorita tersebut telah
bergabung dengan dinas terkait sehingga program-program pengelolaan langsung dibawah kendali pemerintah daerah cilacap melalui dinas perikanan dan kelautan.
3.3.3 Sistem Sosial Ekologi di Estuari Segara Anakan
Salah satu fungsi ekosistem bagi manusia adalah sebagai penyedia barang dan jasa bagi kehidupan manusia. Dalam mencapai fungsi keberlanjutan, maka
ketersedian barang dan jasa yang dihasilkan yang menjamin kebutuhan individu mutlak diperlukan. Interaksi ini dapat lebih dipahami dalam konteks yang
komplek dan adaptif melalui pendekatan socio-ecology system, dimana terbentuk interaksi yang kuat antara keduanya Gunderson and Holling 2002.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai kondisi SSE suatu kawasan sebagai pendekatan baru secara kualitatif, dilakukan melalui
penilaian individu dalam bentuk matrik keterkaitan terhadap kondisi ekologi dan
77 sosial ekonomi. Salah satu pendekatan yang dikembangkan adalah pendekatan
penilaian terhadap jasa ekosistem Burkhard et al. 2012. Penilaian meliputi aspek penawaran jasa dari ekosistem supply, permintaan atas jasa oleh manusia
demand, dan ketersedian budgets dari jasa ekosistem. Secara konsepsi, terdapat hubungan timbal balik antara integritas ekologi,
jasa ekosistem dan kesejahteraan manusia sebagai aspek suplai dan permintaan dalam sistem sosial-ekologi. Demikian halnya dengan hubungan antara integritas
ekologi dan sosial dalam sistem sosial ekologi pada ekosistem estuari. Penggunaan lahan estuari berpengaruh pada suplai jasa ekosistem, dan pada
gilirannya berpengaruh pula pada manfaat manusia atas ekosistem estuari itu sendiri. Kerangka hubungan sistem sosial ekologi pada ekosistem estuari dapat
digambarkan sebagai berikut Gambar 15.
Gambar 15. Kerangka hubungan integritas ekologi, jasa ekosistem, dan
kesejahteraan manusia sebagai aspek suplai dan permintaan dalam SSE di Estuari Segara Anakan dimodifikasi dari
Adrianto et al. 2014
Berdasarkan konsep tersebut, maka terkait dengan rancangan pengembangan fish sanctuary di Estuari Segara Anakan, maka hasil analisis soci-
ecological konservation based system dapat disusun kerangka hubungan antara
penggunaan lahan dan integritas ekologi sebagai bagian dari kapasitas yang dimiliki ekosistem estuari, dengan jasa ekosistem dalam kaitannya dengan
manfaatnya bagi manusia dan kehidupan. Secara umum MEA 2005 mengkatagorikan jasa ekosistem menjadi 4
bagian, yakni jasa penyediaan provisioning service, jasa regulasi regulating service
, jasa budaya culture service dan jasa pendukung supporting service. Pada ekosistem pesisir dan laut, MEA 2005 menjelaskan bahwa provisioning
Penggunaan lahan Integritas ekologi:
Struktur dan proses ekosistem estuari
Jasa Ekosistem Estuari
Jasa penyedia Jasa pengaturan
Jasa budaya Jasa pendukung
Penawaransuplai Permintaandemand
Manfaat manusia Sosial ekonomi
Kesejahteraan
Populasi Ekonomi
78 service
jasa ekosistem pesisir yang secara langsung dapat dimanfaatkan, seperti penghasil ikan, mangrove, dan lainnya, regulating service jasa ekosistem pesisir
terkait pengaturan iklim, penyerapanpenyimpan karbon, penyerap limbah, dan pengendalian biologis, culture service jasa terkait manfaat non materi seperti
pemandangan indah, nilai estetika, nilai spiritual, dan nilai pembelajaran, serta supporting service jasa ekosistem laut dalam dukungannya bagi keberlanjutan
jasa ekosistem lainnya. Mengacu pada pengelompokkan tersebut maka jasa ekosistem estuari Segara Anakan dikatagorikan dalam 4 bagian berdasarkan
fungsi MEA 2005; de Groot et al. 2002 seperti disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. TutupanPenggunaan lahan dan komponen jasa ekosistem terkait
pengembangan fish sanctuary dimodifikasi dari MEA 2005; de Groot et al
. 2002
No TutupanPenggunaan lahan dan
jasa ekosistem estuari Segara Anakan
Komponen Tutupanpenggunaan lahan dan jasa ekosistem estuari
I. Penggunaantutupan lahan
1 Mangrove 2 Perairan Laguna
3 Perairan Sungaialur sungai 4 Mud flat
5 Pemukiman 6 Sawah
7 Tegalan 8 Tambak
9 Industri 10 Vegetasihutan campuran
II. Jasa Ekosistem
A. Jasa penyedia;
1 Biodiversitas 2 Ekonomi;
2.1 Penyedia hasil perikanan 2.2 Tempat budidaya ikan
2.3 Penyedia kayu bakar 2.4 Penyedia log kayu
2.5 Penyedia daun nipah 2.6 Penyedia satwa
2.7 Sumber makanan ternak 2.8 Penyedia lahan industri
2.9 Penyedia lahan untuk bercocok tanam B.
Jasa pengaturan; 1 Pengaturan iklim mikro
2 Retensi tanah C.
Jasa budaya 1 Rekreasi
2 Estetika 3 Spiritual
4 Pendidikanpenelitian D.
Jasa pendukung 1 Keberlanjutan hidup;
1.1 Tempat pemijahan 1.2 Tempat asuhan
1.3 Tempat mencari makan
79
3.3.3.1 Penawaran Supply Jasa Ekosistem
Suplai jasa ekosistem mengacu pada supply dari wilayah tertentu untuk menyediakan sebuah paket penawaran tertentu dari barang dan jasa ekosistem
dalam jangka waktu tertentu. Di sini, supplai jasa ekosistem mengacu pada pemahaman permintaan dan pengelolaan sumberdaya alam bagi pengembangan
perikanan berkelanjutan. Berangkat dari pemahaman tersebut, supplai jasa ekosistem direpresentasikan melalui tipe permintaan lahan pada masing masing
lokasi pengembangan, dimana suplai jasa ekosistem bagi kepentingan tertentu sangat terkait dengan kondisi alamiah seperti tutupan lahanvegetasi, hidrologi
dan geomorfologi, fauna, elevasi dan iklim dan dampak manusia khususnya permintaan lahan emisi, polusi dan lainnya Burkhard et al. 2012.
Adapun hasil penilaian terhadap kapasitas supply jasa ekosistem yang ada pada masing masing desa pesisir di Estuari Segara Anakan Tabel 22-29.
Tabel 22. Suplai jasa ekosistem di Desa Donan
No Aset modal alam
Jasa Ekosistem Estuari Penyedia
Regulasi Budaya
Penunjang a
b c
d e
F g
h i
1 Tegalan 1
2 2
2 1
1 2 Pemukiman
1 2
1 1
1 3 Lahan terbukaindustri
2 3
2 1
3 0 Tidak relevan
4 Vegetasi 1
1 1
1 1 Cukup relevan
5 Paparan lumpur 2
2 2
1 2
2 2 Relevan
6 Perairan Alur sungai 3
2 2
1 2
2 2
3 Sangat relevan Ket: a. biodiversitas
d.retensi tanah g. spiritual
b. ekonomi e.estetika
h. pendidikanpenelitian c. pengaturan iklim mikro f.rekreasi
i. keberlanjutan hidup
Tabel 23. Suplai jasa ekosistem di Desa Karang Talunk
No Aset modal alam
Jasa Ekosistem Estuari Penyedia
Regulasi Budaya
Penunjang a
b c
d e
F g
h i
1 Mangrove 2
2 2
2 3
3 1
2 3
2 Tegalan 2
3 1
1 3 Pemukiman
3 2
1 4 Lahan basahsawah
1 2
1 1
2 5 Lahan terbukaIndustri
3 1
1 6 Pertambakan
1 2
1 2
0 Tidak relevan 7 Vegetasi
2 2
2 3
2 2
1 Cukup relevan 8 Paparan lumpur
2 2
2 1
2 2
2 Relevan 9 Perairan Alur sungai
3 2
2 1
2 2
2 3 Sangat relevan
Ket: a. biodiversitas d.retensi tanah
g. spiritual b. ekonomi
e.estetika h. pendidikanpenelitian
c. pengaturan iklim mikro f.rekreasi i. keberlanjutan hidup
80 Tabel 24. Suplai jasa ekosistem di Desa Tritih Kulon
No Aset modal alam
Jasa Ekosistem Estuari Penyedia
Regulasi Budaya
Penunjang a
b c
d e
F g
h i
1 Mangrove 3
3 3
3 3
3 1
3 3
2 Tegalan 2
3 1
1 3 Pemukiman
3 2
1 4 Lahan basahsawah
1 2
1 1
2 5 Lahan terbukaIndustri
3 1
1 6 Pertambakan
1 2
1 2
0 Tidak relevan 7 Vegetasi
2 2
2 3
2 2
1 Cukup relevan 8 Paparan lumpur
2 3
2 1
2 2
2 Relevan 9 Perairan Alur sungai
3 3
2 1
2 2
2 3 Sangat relevan
Ket: a. biodiversitas d.retensi tanah
g. spiritual b. ekonomi
e.estetika h. pendidikanpenelitian
c. pengaturan iklim mikro f.rekreasi i. keberlanjutan hidup
Tabel 25. Suplai jasa ekosistem di Desa Ujung Alang
No Aset modal alam
Jasa Ekosistem Estuari Penyedia
Regulasi Budaya
Penunjang a
b c
d e
F g
h i
1 Mangrove 3
2 3
3 3
3 2
3 3
2 Tegalan 2
3 1
1 2
1 1
3 Pemukiman 2
2 3
2 2
4 Sawah lahan basah 1
1 1
1 1
0 Tidak relevan 5 Pertambakan
1 3
1 2
1 Cukup relevan 6 Vegetasihutan campuran
2 3
3 3
2 2
2 Relevan 7 Peraira Alur sungai
3 3
2 3
3 2
3 2
3 Sangat relevan Ket: a. biodiversitas
d. retensi tanah g. spiritual
b. ekonomi e. estetika
h. pendidikanpenelitian c. pengaturan iklim mikro f. rekreasi
i. keberlanjutan hidup
Tabel 26. Suplai jasa ekosistem di Desa Kutowaru
No Aset modal alam
Jasa Ekosistem Estuari Penyedia
Regulasi Budaya
Penunjang a
b c
d e
f g
h i
1 Mangrove 3
3 3
3 3
3 1
3 3
2 Tegalan 2
3 1
1 2
1 1
3 Pemukiman 2
2 1
4 Lahan basahsawah 1
2 1
1 2
5 Lahan terbukaIndustri 3
1 1
6 Pertambakan 1
3 1
2 0 Tidak relevan
7 Vegetasi 2
3 2
3 2
3 1 Cukup relevan
8 Paparan lumpur 2
1 1
1 2
2 2 Relevan
9 Perairan Alur sungai 3
3 2
3 3
2 3
2 3 Sangat relevan
Ket: a. biodiversitas d.retensi tanah
g. spiritual b. ekonomi
e.estetika h. pendidikanpenelitian
c. pengaturan iklim mikro f.rekreasi i. keberlanjutan hidup
Tabel 27. Suplai jasa ekosistem di Desa Panikel
No Aset modal alam
Jasa Ekosistem Estuari Penyedia
Regulasi Budaya
Penunjang a
b c
d e
f g
h i
1 Mangrove 2
2 3
3 3
3 2
3 3
2 Tegalan 2
3 1
1 2
1 1
3 Pemukiman 2
1 1
1 1
2 4 Lahan basahsawah
1 3
1 1
1 5 Pertambakan
1 3
1 2
2 1
6 Vegetasi 2
3 2
2 2
3 2
0 Tidak relevan 7 Paparan lumpur
2 2
2 1
2 2
1 Cukup relevan 8 Perairan Alur sungai
3 3
2 3
3 1
3 2
2 Relevan 9 Perairan Laguna
3 3
2 3
3 1
3 2
3 Sangat relevan Ket: a. biodiversitas
d.retensi tanah g. spiritual
b. ekonomi e.estetika
h. pendidikanpenelitian c. pengaturan iklim mikro f.rekreasi
i. keberlanjutan hidup