Publikasi yang terkait dengan penelitian.

15 Tabel 5. Lanjutan No Judul Penelitian Tahun PenulisLembagasumber Topik Kajian 14 Laporan Akhir Pengembangan Perikanan Masyarakat Segara Anakan 1998 Kerjasama Proyek Konservasi DirJend Pembangunan Daerah dengan PUSPICS UGM – BAKOSURTANAL. Kajian tentang pengembangan perikanan masyarakat meliputi ; kajian fisik yaitu potensi lahan untuk pengembangan tambak; kajian sosial ekonomi dan rekomendasi bagi pengembangan perikanan dan pertambakan di Segara Anakan. Metode yang dilakukan menggunakan metode survei dengan pendekatan ekologik, sosio ekonomik secara empiris kuantitatif. 15 Kajian Penyiapan Kebutuhan Desa Pantai di Kawasan Segara Anakan 1998 Lubis R, L Adrianto, G Yulianto dan R Kinseng PKSPL IPB Kajian rencana pengembangan desa pantai di Kawasan Segara Anakan dan identifikasi kebutuhan infrastruktur untuk pengembangan desa pantai. 16 Pengaruh Migrasi Masuk terhadap Penataan Kawasan Segara Anakan Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Cilacap 1998 Prasetyo B Skripsi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Penelitian ini memfokuskan pada tinjauan aspek hukum dalam penataan kepemilikan lahan dan penataan kawasan 17 Segara Anakan Lagoon: Environmental Profile and Monitoring System 1998 Jeanes KW Segara Anakan Conservation and Development Project Penelitian ini memfokuskan pada pendekatan ekosistem, yaitu suatu pendekatan untuk analisis lokasi, pengelolaan sumberdaya alam, pengukuran dampak lingkungan dan monitoring ekologi berdasarkan hirarki fungsional dan interaksi komponen ekosistem. 18 Zonasi Pengembangan Ekoturisme Kawasan Mangrove yang Berkelanjutan di Laguna Segara Anakan Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah 1999 Yahya RP Tesis Master pada Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor Kajian perencanaan pembangunan pariwisata dengan tetap memberikan manfaat konservasi sumberdaya alam. Jenis kegiatan ekoturisme dapat dikelompokkan ke dalam beberapa zona lindung, yaitu zona lindung hutan mangrove dan zona lindung perairan yang mengakomodir kegiatan ilmiah. 19 Kajian Ekonomi Pengelolaan Tambak Di Kawasan Mangrove Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 1999 Paryono TJ Tesis Master pada Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor Eksplorasi nilai-nilai pemanfaatan dan nonpemanfaatan ekosistem hutan mangrove, serta analisa aspek ekonomi pengelolaan sistem pertanian terpadu antara hutan mangrove dan tambak. 45 16 Tabel 5. Lanjutan No Judul Penelitian Tahun PenulisLembagasumber Topik Kajian 20 Segara Anakan Fisheries Management Plan 2000 Dudley RD Segara Anakan Conservation and Development Project Components B C. Consultant‟s Report. Kajian pengelolaan perikanan: a menyediakan udang dan ikan secara berkelanjutan, dan b menyediakan keberlanjutan penangkapan udang pantai dan ikan pada laguna Segara Anakan. 21 Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Estuaria dengan Pendekatan Tata Ruang dan Zonasi Kasus Segara Anakan Kab.Cilacap 2000 Murni HNC Disertasi pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Kajian pengelolaan kawasan Segara Anakan dengan menggunakan pendekatan tata ruang dan zonasi 22 Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Pantai Akibat Perubahan Ekosistem Pantai Studi Kasus di Kawasan Segara Anakan Cilacap 2001 Prayitno Tesis Magister Perencanaan Kota dan Daerah. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Kajian pola perubahan sosial ekonomi masyarakat desa di Kawasan Segara Anakan selama tahun 1980-2000 dan mengkaji keterkaitan antara perubahan ekosistem dengan perubahan sosial ekonomi dan spasial. 23 Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Program Konservasi dan Pengelolaan Kawasan Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah 2002 Al Amin MA Tesis Master pada Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor Kajian keberhasilan proyek SACDP sehingga mendapat dukungan masyarakat dan mau berpartisipasi terhadap pelaksanaan program. 24 Pengaruh Perikanan Apong terhadap Keberadaan Sumberdaya Udang Penaeid di Perairan Karang Anyar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. 2002 Suparman S Tesis Master pada Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor Kajian kelimpahanbiomassa hasil tangkapan apong dan pengaruh kegiatan perikanan apong terhadap kelestarian sumberdaya udang penaeid di Segara Anakan. 25 Distribusi dan Kelimpahan Larva Ikan di Estuaria Segara Anakan, Cilacap Jawa Tengah 2002 Nursid M Tesis Master pada Sekolah Pascasarjana IPB, Penelitian ini memfokuskan pada distribusi dan kelimpahan larva ikan serta hubungannya dengan faktor-faktor bio fisiko kimia lingkungan. 46 17 Tabel 5. Lanjutan No Judul Penelitian Tahun PenulisLembagasumber Topik Kajian 26 Studi Pola Tata Ruang Permukiman Nelayan Studi Kasus Desa Ujung Gagak, Ujung Alang dan Panikel di Kampung Laut, Segara Anakan - 2002 Vidyabrata PA Tesis Magister pada Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Kajian pola tata ruang, pemukiman nelayan di Segara Anakan. Menggunakan pendekatan rasionalistik, yang berlandaskan cara berpikir rasionalisime yang berasal dari pemahaman kemampuan intelektual yang dibangun atas kemampuan argumentasi logika. 27 Laju Tangkap Udang dan Masalah Jaring Apong di Pelawangan Timur Laguna Segara Anakan 2003 Zarochman Tesis Magister pada Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Kanjian laju tangkap udang dari perikanan jaring apong di Pelawangan Timur , hubungannya dengan stok udang di laut selatan Cilacap. 28 Studi Biaya Pengelolaan Management Cost Kawasan Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah 2003 Miftah H Tesis Magister Sains Sekolah Pascasarjana, IPB. Kajian komponen biaya dan alternatif sumber pembiayaan dalam mengelola kawasan Segara Anakan dengan menggunakan metode analisis data perekonomian wilayah, analisis fungsi penerimaan dan biaya pengelolaan, dan analisis sensitivitas. 29 Pengelolaan Laguna Berbasis Masyarakat: Suatu Telaah Perubahan Perilaku Komunitas Kampung Laut Pasca Proyek Pengelolaan Laguna Segara Anakan Cilacap 2004 Ridwan I Tesis Magister Sains Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor Kajian perubahan perilaku nelayan Laguna, sebagai tanggapan mereka atas kerusakan lingkungan dan terhadp proyek-proyek pemerintah yang dilaksanakan di lingkungan dimana mereka tinggal dan mencari makan menggunakan model interaktif. 30 Strategi Adaptasi Masyarakat Nelayan terhadap Perubahan Lingkungan Studi Kasus Masyarakat Kampung Laut di Kawasan Segara Anakan, Desa Ujungalang, Cilacap, Jawa Tengah 2004 Wigoto K Skripsi Sarjana pada Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran. Bandung Kajian strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat nelayan terhadap perubahan lingkungan biofisik dan sosial-budaya yang terjadi di kawasan Segara Anakan. 31 Evaluasi Kerusakan Daerah Aliran Sungai DAS Citanduy Hulu dan Akibatnya di Hilir Studi Valuasi Ekonomi Kerusakan DAS Citanduy Jabar dan Sub DAS Segara Anakan Jateng 2005 Yunus L Tesis Magister Sains Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor Kajian evaluasi kerusakan DAS sebagai suatu ekosistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir, kemudian dilakukan valuasi secara finansial kesediaan masyarakat untuk membayar dan mendanai upaya rehabilitasi kerusakan yang dialami. Metode pendektan adalah CVM dan WTP. 47 18 Tabel 5. Lanjutan No Judul Penelitian Tahun PenulisLembagasumber Topik Kajian 32 Strategi Pengembangan Budidaya Tambak di Kawasan Segara Anakan 2005 Kurniawanti D Tesis Magister pada Program Pascasarjana Undip, Semarang kajian kesesuaian lahan dan kualitas air tambak, identifikasi isu dan permasalahan dalam pengembangan tambak di Kawasan Segara Anakan, menentukan strategi bagi pengembangan budidaya tambak yang sesuai dengan potensi dan daya dukung. 33 Perubahan Komunitas Nelayan menjadi Komunitas Pertanian di Panikel Kampung Laut Cilacap Tahun 1986-2000 Tinjauan Sejarah Sosial Ekonomi 2006 Maelani N Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang Kajian proses terbentuknya komunitas nelayan, bagaimana proses perubahan komunitas nelayan menjadi komunitas pertanian dan bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat di Panikel Kampung Laut menggunakan pendekatan metode sejarah dengan tahap: heuristi, kritik sumber, interpretasi dan histiriografi. 34 Respon Masyarakat dalam Pelestarian Sumberdaya Hutan Mangrove di Segara Anakan Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap 2006 Sriyanto IS Skripsi Sarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Kajian respon masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi respon dalam pelestarian sumberdaya hutan mangrove di Kampung Laut. Indikator respon masyarakat yang dikaji adalah pemahaman teknis, pemahaman non teknis dan penerapan teknis. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. 35 Analisis kesesuaian kawasan ekowisata di Segara Anakan, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah . 2006 Yulianto S Tesis Magister Sains Sekolah Pascasarjana, IPB. Kajian pengembangan kawasan mangrove di Segara Anakan sebagai wilayah kegiatan ekowisata. Analisis dilakukan dengan menentukan matrik kesesuaian bagi masing-masing jenis kegiatan ekowvisata 36 Analisis Kesesuaian Perairan Segara Anakan Kabupaten Cilacap Sebagai Lahan Budidaya Kerang Totok Ditinjau Dari Aspek Produktifitas Primer menggunakan Penginderaan Jauh 2008 Herawati VE Tesis Magister pada Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Mengkaji tingkat kesesuaian wilayah perairan di Laguna bagi pengembangan lahan budidaya sebagai usaha dalam melestarikan sumberdaya perairan berdasarkan faktor fisika, kimia dan biologi. 37 Spatio-temporal variation of macrobenthic communities in the mangrove-fringed Segara Anakan lagoon, affected by anthropogenic 2009 Nordhaus I, Fadlan AH, Ronald J, J. P. Mengkaji makrozoobenthos; keanekaragaman bentik, kepadatan dan Komposisi, hubungan komposisi komunitas dan faktor lingkungan, dan mengetahui indikasi perubahan lingkungan alam atau yang disebabkan oleh manusia 48 19 Tabel 5. Lanjutan No Judul Penelitian Tahun PenulisLembagasumber Topik Kajian 38 Pola Konektivitas dan Adaptasi Sistem Sosial-Ekologi dalam Kerangka Pengelolaan Pesisir Terpadu di Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah 2009 Tauruzman A Riset Hibah Bersaing LPPM IPB Penelitian ini memfokuskan pada hubungan konektivitas antara sistem ekologi tipologi sungai dan sistem sosial di lokasi DAS Citanduy dan Segara Anakan. 39 Riset Identifikasi, Karakterisasi dan Valuasi Sosial Ekonomi Sumberdaya Pesisir 2009 Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan-KKP Kajian Karakteristik Sosial Ekonomi Sumberdaya Pesisir, serta Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir 40 Dampak Krisis Habitat terhadap Perikanan Tangkap: Kasus Perairan Segara Anakan, Cilacap 2010 Atmaja SB Laporan Program Insentif Kementerian Riset dan Teknologi Penelitian ini menghasilkan data dan informasi yang diperoleh berupa kondisi habitat dan jenis alat tangkap, hasil tangkapan dan komposisi hasil tangkapan alat tangkap jaring apong. 41 Kajian Resiko Perubahan Lingkungan Terhadap Sumber Daya Udang Di Segara Anakan, Kabupaten Cilacap 2010 Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan BP2KSI, Evaluasi dan penilaian sumberdaya udang yang ada terhadap laju perubahan habitat yang ada di Laguna Segara anakan 42 Kajian Stuktur Komunitas Dan Kesehatan Stok Udang Dan Ikan 2011 BP2KSI-PAKSI, Balitbang-KP-KKP Kajian laju perubahan lingkungan atau habitat terhadap sumberdaya ikan yang ada terutama udang di Laguna Segara Anakan 43 Kajian Degradasi Ekosistem Mangrove Terhadap Populasi Polymesoda Erosa Di Segara Anakan, Cilacap 2013 Listyaningsih DD, F Yulianda, ER Ardli. Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 1 - 10 mengkaji status populasi P. erosa dan mengalisa keterkaitannya dengan degradasi ekosistem mangrove yang terjadi di Segara Anakan, Cilacap 49 51

3. SISTEM SOSIAL EKOLOGI DI ESTUARI SEGARA ANAKAN

3.1. Pendahuluan

3.1.1. Latar Belakang

Pengenalan terhadap kondisi aktual merupakan langkah awal dalam mengelola suatu kawasan pesisir. Estuari merupakan salah satu ekosistem pesisir yang kompleks, dimana memungkinkan lebih dari satu tipologi ekosistem pesisir didalamnya, serta interaksi antara sistem alamiah sumberdaya dengan sistem manusia sosial-ekonomi atau lebih dikenal dengan istilah Socio-Ecologycal System, SES Sistem Sosial-Ekologi, SSE. Sistem sosial-ekologi merupakan konsep yang luas tentang manusia di alam Berkes et al. 2003 dimana sistem manusia dan ekologi dipandang sebagai bagian yang berkaitan satu sama lain. Manusiamasyarakat yang dapat berhasil menanggapi perubahan lingkungan, menjaga fungsionalitas menunjukkan bahwa komunitas tersebut memiliki resiliensi yang tinggi Walker et al. 2004. Selanjutnya Rapport et al 1998 menyatakan bahwa sistem ekologi yang resilien, tidak hanya sehat dalam hal organisasi sistem, kekuatan, dan ketahanan, tapi juga memiliki kapasitas yang tinggi untuk melawan gangguan dikenakan oleh fenomena lingkungan alamiah dan banyak perubahan yang disebabkan oleh masyarakat, oleh karena itu mereka masih memerlukan intervensi eksternal rendah Karr et al. 1986. Berbagai aspek ketahanan ekologi, ataupun sosial telah banyak dikaji Peterson 2002; dan Suryawati 2012, namun kajian aspek sosial yang langsung berkaitan dengan proses ekologi secara terintegrasi masih jarang dilakukan. Estuari Segara Anakan adalah sebuah sistem ekologis yang memerankan fungsi sosial penting bagi komunitas padat penduduk di Kabupaten Cilacap. Namun saat ini fungsi tersebut terganggu cukup berat akibat berbagai tekanan yang terjadi pada sistem ekologisnya. Laguna yang diandalkan sebagai penopang berbagai aktivitas ekonomi dan sosial, terus mengalami pendangkalan dan pertumbuhan daratan baru dalam bentuk mud flat. Seiring dengan laju pertambahaan penduduk, memperparah kondisi hutan mangrove sebagai produsen detritus penting bagi kelangsungan food web di Perairan Selatan Jawa makin 52 terdegradasi. Mengacu pada berbagai permasalahan tersebut, maka paradigma yang membicarakan unit ekosistem yang dipengaruhi oleh sistem sosial dan keterkaitan antara keduanya menjadi sangat penting terkait rencana pengelolaan.

3.1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah mengkaji kondisi sistem sosial-ekologi Estuari Segara Anakan terkait upaya pengembangan fish sanctuary dalam mendukung eksistensi perikanan berkelanjutan di ekosistem estuari. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan estuari segara anakan, yakni berada pada kordinat 07:34:29,42 – 07:47:32,39 LS dan 108:46:30 – 109:03:21,02 BT dan mencakup wilayah seluas 34.018,62 ha. Penentuan batas wilayah daratan, diambil berdasarkan batas administrasi desa yang berada di wilayah pesisir estuari 8 desa perikanan, Sedangkan batas wilayah perairan mengikuti UU No. 34 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, atau bagi kawasan tertentu mengikuti peraturan yang berlaku seluruh perairan dalam kawasan Segara Anakan yang diwakili oleh 13 stasiun. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Peta Lokasi Penelitian 53

3.2.2 Jenis, sumber, dan teknis pengumpulan data

Bahan dalam analisis SSE ini berupa data yang diperoleh dengan cara melakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui groundcheck dan metode wawancara terhadap sejumlah responden terkait penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur Tabel 6. Penarikan contoh dan penentuan jumlah responden untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait SSE di Estuari Segara Anakan mengikuti teknik kerangka pengambilan contoh. Jumlah responden mengacu pada Sitorus 1998 yakni didasarkan pada syarat kecukupan informasi menurut justifikasi peneliti, serta syarat efisiensi dimana data diperoleh telah mencukupi dengan korbanan sekecil- kecilnya dalam hal waktu, akses dan biaya. Responden yang dipilih meliputi nelayan dan bukan nelayan petani, dan petambak serta tokoh kunci seperti tetua desatokoh, perwakilan lembaga masyarakat dan pejabat pemerintah desa. Berdasarkan pada kerangka sampling di atas, jumlah responden yang diwawancara adalah 143 orang dengan rincian: 88 nelayan, 14 petanipetambak, 8 tokoh, 8 perwakilan lembaga, dan 24 perangkat desa Gambar 9, sebagai berikut: Gambar 9. Kerangka pengambilan contoh responden dalam analisis persepsi masyarakat Estuari Segara Anakan Ds. Donan Ds. Talun Ds. Tritih Ds. Kutawaru Ds. U. Alang Ds. panikel Ds. U Gagak Ds. Klaces 143 responden Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:- Petani: - HNSI:1 Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:1 Petani: - HNSI:1 Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:1 Petani: 1 HNSI:1 Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:2 Petani: 1 HNSI:1 Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:1 Petani: 1 HNSI:1 Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:2 Petani: 1 HNSI:1 Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:- Petani: 1 HNSI:1 Nelayan: 11 Desa: 3 Tokoh:1 Budidaya:1 Petani: 1 HNSI:1 54 Tabel 6. Pengumpulan data jenis data dan sumber data No Pengumpulan data Jenis data Sumber data 1 Data sekunder Potensi Kawasan - Potensi sumberdaya estuari BPKSA, 2007; BP2KSI, 2013 - Potensi desa pesisir BPS Kabupaten Cilacap, 2013 - Kondisi demografi BPS Kabupaten Cilacap, 2013 - Kondisi sosial BPS, BAPPEDA Kab. Cilacap, 2013 - Data spasial Seameo-biotrop, Bappeda Kab. Cilacap, 2013 2 Data primer Potensi ekosistem estuari Ground check , 2013-2014 - Ekotipologi mangrove - Potensi Sumberdaya perairan - Pemanfaatan sumberdaya Persepsi masyarakat tentang: Kuesioner - Supply jasa ekosistem - Demand jasa ekosistem - Budget jasa ekosistem

3.2.3 Metode analisis data

Selanjutnya metode penilaian SSE berbasis persepsi stakeholders mengacu pada Burkhard et al. 2012; Romadhon A 2013; dan Adrianto et al. 2014. Tahap pelaksanaan penilaian sistem sosial ekologi di ekosistem Estuari Segara Anakan ditampilkan pada gambar berikut. Gambar 10. Tahap pelaksanaan penilaian sistem sosial-ekologi SSE di Estuari Segara Anakan Ekosistem Estuari SA Sistem manusia social system Sistem sumberdaya natural system Data:  Potensi desa  Potensi sumberdaya  Persepsi masyarakat hasil kuesioner  Literatur terkait lainnya Matriks SSE Matriks penggunaan demand sumberdaya Matriks ketersediaan budget sumberdaya Matriks kapasitas supply sumberdaya Sistem Sosial Ekologi di Estuari Segara Anakan 55 Tiga langkah dalam menilai SSE menggunakan metode matrik ini pertama adalah ideintifikasi dan penilaian terhadap jasa ekosistem oleh segenap stakeholders. Kedua mengkuantifikasi dan kaitan secara berurutan antara aset sumberdaya dan jasa ekosistem dengan menggunakan serangkaian matrik yakni matrik penawaran supply jasa ekosistem, matrik permintaan demand jasa ekosistem, dan matrik ketersediaan budget jasa ekosistem Gambar 11. Ketiga menghitung status keseimbangan SSE yang diperoleh dari selisih nilai kapasitas dan permintaan terjadap jasa ekosistem. Skala likert 0 - 3 digunakan dalam menunjukkan tingkat relevansi yakni nilai 0 untuk menyatakan tidak ada relevansi, nilai 1 cukup relevan, nilai 2 relevan, dan nilai 3 sangat relevan. Sedangkan skala likert -3 sampai 3 digunakan untuk penilaian status keseimbangan, dimana tanda - menunjukkan permintaan demand melebihi pasokan suply; 0 adalah kondisi keseimbangan, dan tanda + menunjukkan bahwa kapasitas melebihi permintaan. a b Gambar 11. a Matrik Penilaian kapasitas supplydemand terhadap jasa ekosistem, dan b Matrik Penilaian status keseimbangan budget, dimodifikasi dari Burkhard 2012 Parameter penilaian kondisi SSE terkait pengembangan kawasan konservasi direpresentasikan oleh kemampuan tutupan lahan land cover dalam menyediakan jasa ekosistem. Beberapa parameter aset modal alam yang digunakan dalam penilaian SSE di segara anakan antara lain: mangrove, tegalan, pemukiman, lahan basahsawah, lahan terbukaindustri, pertambakan, vegetasi, paparan lumpur, dan perairan lagunaalur sungai. Sedangkan jasa ekosistem Aset Modal Alam Jasa Ekosistem estuari AMA 1 JE 1 JE 2 ...... JE n AMA 2 ................. AMA n Tidak ada relevansi 1 Cukup relevan 2 Relevan 3 Sangat relevan Aset Modal Alam Jasa Ekosistem estuari AMA 1 JE 1 JE 2 ...... JE n AMA 2 ................. AMA n -3 -- -1 Penggunaan melebihi kapasitas keseimbangan 1 -- 3 Kapasitas melebihi penggunaan