Manfaat Ekosistem Estuari Sumberdaya Ikan di Ekosistem Estuari

28 berfungsi sebagai daerah perlindungan. Suaka perikanan sendiri sebenarnya merupakan suatu sarana pengelolaan perikanan tangkap yang berfungsi untuk melestarikan produksi perikanan tangkap perairan disekitarnya yang berbasis pada stok ikan yang tumbuh alami atau dengan kata lain suaka perikanan adalah kawasan untuk penyangga produksi Dalam penetapan sebuah kawasan perlindungan bagi satu tipe ekosistem tertentu, memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi baik kaidah ekologi, ekonomi dan sosial. Hartoto et al. 1998 menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menempatkan kawasan suaka perikanan di muara sungai antara lain adanya ciri morfologi penting di ruas sungai utama seperti lubuk dengan kedalaman minimal 5 m pada saat suplai air minimal musim kemarau, memiliki vegetasi riparian dengan ketebaan minimal 100m dari batas air, bila ruas sungai utama memiliki percabangan maka sebagian ruas anak sungai utama harus menjadi bagian dari kawasan yang dilindungi. Selanjutnya menyebutkan bahwa kawasan konservasi yang dilindungi sebagai suaka perikanan kemudian dikelola dengan sistem zonasi untuk tujuan mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan PP no 60 tahun 2007, pasal ayat 8. Zona inti adalah bagian tertentu dari kawasan suaka yang ikannya tidak boleh ditangkap oleh siapapun dengan cara apapun, dan pada waktu kapanpun untuk tujuan agar ikan dapat melaksanakan daur hidupnya dengan baik dan tidak terganggu sama sekali dari aktifitas penangkapan, gangguna fisik, kimia, biologi, dan faktor lainnya. Zona penyangga merupakan bagian kawasan yang membatasi zona inti, dimana sumberdaya ikan boleh ditangkap namun dilakukan secara terbatas dan di atur oleh peraturan tertentu. Sedangkan zona ekonomi, merupakan bagian perairan yang ikannya boleh ditangkap secara bebas dengan menggunakan cara dan alat sesuai dengan ketentuan yang telah di atur dalam undang-undang. Beberapa kriteria dalam penetapan kawasan konservasi lainnya dijelaskan dalam pasal 8 ayat 3 PP No 60 tahun 2007, yakni mencakup: a. ekologi, meliputi keanekaragaman hayati, kealamiahan, keterkaitan ekologis, keterwakilan, keunikan, produktivitas, daerah ruaya, habitat ikan langka, daerah pemijahan ikan, dan daerah pengasuhan;